Perjalan pertama saya ke luar Indonesia adalah ke Philippines, untuk meghadiri Google Student Ambassador Summit di provinsi Cebu sebulan yang lalu. Untuk menuju kesana, katanya sih ga ada direct flight. Makanya kita transit dulu ke Singapore. Bagus sih, jadi sekali pergi langsung ke 2 negara yang berbeda.
Sebagai salah satu Airport terbaik di dunia, Changi memberikan banyak cerita untuk perjalan transit saya.
Bapak Rombongan
Di perjalanan ke Philippines ini, saya menjadi bapak rombongan. Alasan pertama karena saya adalah satu-satunya angkatan tua dari Google Student Ambassador (GSA) yang ikut summit lagi. Kedua karena agency yang ngurusin tiket dan persiapan mereka adalah tempat kerja saya. Padahal baru pertama ke luar negeri juga sih, jadilah saya Bapak rombongan yang merba-raba.
Nah gini deh, kalo jadi bapak rombongan jarang muncul di foto. Ketika kalian groupie, saya makan atie |
Mulai dari ngumpulin passport, checkin sampe bayar airport tax, saya terlibat banyak di situ. Asik sih pengalaman baru, jadi tau kan gimana tahapannya kalo mau transit-transitan gitu. Tapi jujur aja ye, saya ngerasa seperti bapak yang sedang ngajak main 42 anak-anaknya. Was-was banget kalo sampe pada kenapa-napa anak orang!
Skytrain, Watertap dan Tidur
Transitnya kita di Changi lumayan lama. Penerbangan selanjutnya ke Cebu sekitaran jam 7 pagi dan itu artinya kita harus tidur di bandara. Untungnnya, kondisi Changi jauh lebih lengkap dibandingkan dengan bandara di Jakarta.
Di Changi ada semacam tempat istirahat yang nyaman, ada kursi santainya pula. Tapi tetep aja sih namanya tidur kaya gitu mah ga tenang.
Apa coba itu Almas pake plus one segala jam setengah dua gitu |
Karena waktu transit panjang, kita jadi punya banyak waktu untuk mengeksplor bandara super besar itu. Di tengah nyari makan ke food court, ketemu sama anak-anak nakal yang sedang bekeliling. Mereka ngajakin untuk naik sky train bolak-balik antar terminal. Wah kalo saya ga pernah diajak sama mereka, mungkin saya ga pernah tau kalo di Changi ada yang begituan.
Selain Skytrain, yang tidak ada di bandara Indonesia adalah watertap. Dengan ini kita ga usah ribet-ribet beli air kemasan kalo haus, tinggal minum aja di keran yang airnya super dingin itu.
Makan, masjid dan manusia!
Ada tempat hiburannya juga, kalo pengujung bete nunggu |
Di bandara ini semua ada
Orang-orang di sana juga banyak yang melayunya, meskipun saya lebih sering liat muka-muka India. Meskipun saya belum pernah eksplor Singapore di luar Changi, kayanya sih hidup di Singapore tidak akan seberbeda di Jakarta. Hanya saja mungkin biaya hidupnya lebih mahal.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa eksplor Singapore setutuhnya deh ya. Amin
No comments :
Post a Comment