Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts

Saturday, February 6, 2016

"Anak Dusun Keliling Dunia", Saya juga harus bisa!



Memang tidak semua orang desa/dusun mempunyai mimpi yang besar seperti keliling dunia. Bahkan untuk bermimpi saja banyak dari mereka yang tidak berani, atau bahkan ga kepikiran. Tapi beda dengan anak dusun yang pertama kali saya kenal lewat blognya yang menginspirasi.

Nama anak dusun itu adalah I Made Andi Arsana, yang kini sekarang namanya ditulis I Made Andi Arsana, Ph.D. Saya panggil saja Pak Andi.

Pertama kali menemukan blognya Pak Andi, ketika itu saya sedang mencari informasi beasiswa Australia. Entah kenapa saya mencari informasi semacam itu, padahal saya baru saja galau dari gagal mendapatkan beasiswa dan gagal lolos seleksi Politeknik Negeri Bandung. Ah saya pikir, meskipun masih belum relevan dengan saya saat ini, setidaknya saya tahu dulu ada beasiswa apa saja untuk bisa menuntut ilmu di Australia. Dan waktu itu blognya Pak Andi sempat viral karena tulisan yang menampar mahasiswa. Sejak saat itu, saya subscribe blognya Pak Andi di akun Feedly saya.

Setelah beberapa lama mengenal dan mengikuti tulisannya di blog, pertengahan tahun 2015 kemarin saya bertemu dengan Pak Andi di kantornya di UGM. Beliau adalah Kepala Kantor Urusan Internasional UGM yang ruangannya bersebelahan dengan  Direktorat Pengembangan Usaha & Inkubasi (Dit PUI) UGM yang saat itu saya kunjungi untuk persiapan kegiatan Innovative Academy, program dimana saya incharge ketika masih bekerja di Kibar. Ketika bertemu, saya seperti fans yang ketemu dengan artis idolanya. Sayangnya saya lupa ngajak selfie! Mudah-mudahan pertemuan selanjutnya bisa selfie ya, Pak. Hehe

Saya baru saja menyelesaikan membaca buku Anak Dusun Keliling dunia yang ditulis oleh Pak Andi. Saya beli akhir Januari kemarin secara online. Saya awalnya mau beli juga buku Berguru ke Negeri Kangguru, tapi kehabisan stok karena bukunya sedang rame-ramenya menjelang pembukaan beasiswa Australian Development Scholarship (ADS).

Beberapa hal yang saya maknai dari buku "Anak Dusun Keliling Dunia":

Kekuatan Mimpi

Seperti yang ditulis di bagian epilog di bagian terakhir buku ini, bahwa kekuatan mimpi yang didukung oleh usaha gigih bisa mewujudkan mimpi itu dan memberikan pengalaman luar biasa. Jangan dulu untuk takut bermimpi, mari sama-sama belajar dan mengupayakan untuk mewujudkan mimpi-mimpi indah itu. Kamu bisa menyaksikan bagaimana anak dusun seperti Pak Andi yang berasal dari keluarga penambang bisa menaklukan berbagai negara dunia karena kegigihannya dalam berkarya. Kisah perjalanan hidup yang digambarkan lewat buku ini adalah benar-benar zero to hero yang patut kita teladani.

Kekuatan & Inspirasi Menulis

Di beberapa bagian buku, Pak Andi menunjukan dampak dari power of writing, bahwa dengan menulis bisa mengkoneksikan dan mendekatkan kepada berbagai kemungkinan dan kesempatan. Saya juga mengenal beliau karena tulisannya.

Saya selalu mencari mentor menulis, meskipun tidak selalu harus bertemu dengan mentornya. Mereka adalah orang-orang yang menginspirasi dan meyakinkan saya bahwa menulis adalah bagian penting yang harus dijalankan sebagai umat berilmu. Salah satu goal yang harus saya capai adalah menghasilkan sebuah buku yang bisa menjadi warisan pemikiran dan ilmu yang saya dapat. Saya lumayan mulai konsisten menulis di blog ini sejak akhir tahun 2013, dan saya akan berusaha semakin konsisten dan melakukan peningkatan. Sehingga bisa mencapai goal menulis buku di waktu yang tepat.

She is Nobody

Pagi itu menjadi pagi yang haru sekaligus penuh semangat untuk saya, ketika membaca bagian She is Nobody dalam buku itu. Pak Andi ketika itu menceritakan seorang hero di dalam kegiatan loka karya yang dihadiri calon-calon pemimpin Asia Pasifik. Hero untuk Pak Andi adalah Ibunya, ia ceritakan Ibunya yang kuat dengan sangat apik.

Izinkan saya mengutip sepenggal tulisan itu di sini
"Early in the morning at arount 04.00 am, she woke up. She took her sleeping son on her back, covered him with an old fragile towel. She travelled a long distance in the darkness breaking the foggy cold dark morning. She started the day with spirit. She went to the mining field. She passed the rice fields as if she learned the footpath by hearth. ... She did it everyday for the live of her family. She is presistent woman. Her only son was always with her and she did not want him to be a rock miner, someday."  
Saya juga merasa bahwa Ibu saya adalah pahlawan saya. Ia tidak berpendidikan, tapi ia cerdas dengan membiarkan anaknya terbang dengan sayapnya sendiri, ia ingin anaknya terbang lebih jauh. 

Well Prepared

Meski Pak Andi sudah puluhan kali melakukan presentasi di tingkat internasional, ia selalu melakukan latihan dengan serius sebelumnya. Ini harus dicontoh! Beberapa kali ketika harus memberikan presentasi atau tampil didepan publik, terkadang saya suka stress karena di H-1 baru mempersiapkan materi hingga subuh, padahal kegiatanya pagi hari. Tapi beberapa momen seperti saat harus presentasi di Philippines saya persiapkan dengan matang, karena menggunakan bahasa inggris dan saya tidak bisa banyak melakukan improvisasi.

Setiap mengunjungi negara baru, Pak Andi selalu merencanakan dengan detail tempat yang akan dikunjungi dan transportasi yang digunakan. Ga seperti saya yang mengalami tragedi kehabisan jadwal kereta dan bingung cara beli koin di Kuala Lumpur, diperparah dengan 2 teman saya dari Kamboja dan Philippines yang sama ga ngertinya


Kamu anak dusun yang mau keliling dunia juga? Mari mencapai mimpi bersama!
Read More

Monday, December 28, 2015

Apakah organisasi kamu mengembangkan budaya belajar?


Pada posting sebelumnya, gw bahas sebuah buku soal coaching di sebuah organisasi. Meski judul bukunya seperti itu, tapi muatan bukunya sebetulnya lebih banyak mengenai management secara general. 

Kita kemarin sepakat bahwa manusia adalah asset terpenting bagi sebuah perusahaan. Dan kita perlu mengelolanya secara manusiawi, menggunakan hati dan rasa. Salah satunya dengan menumbuhkan budaya coaching.

Insight yang menarik yang gw dapatkan dari buku itu adalah mengenai learning. Learn is our responsbility! Untuk supaya organisasinya maju, manusianya juga kudu maju. Learner mental harus ditumbuhkan di dalam organisasi. Karena lingkungan yang pembelajar, sangat penting peranannya bagi kemajuan organisasi itu sendiri.

Ada istilah yang disebut dengan learning organization. Apa kata Wikipedia mengenai istilah ini?
A learning organization is the term given to a company that facilitates the learning of its members and continuously transforms itself. Learning organizations develop as a result of the pressures facing modern organizations and enables them to remain competitive in the business environment.
Setelah saya baca lebih lanjut di halaman Wikipedia, saya menemukan keterangan Peter Senge mengenai learning organization yang dirangkum dalam bukunya The Fifth Discipline. 5 disiplin itu diantaranya systems thinking, personal mastery, mental models, shared vision dan team learning.

Untuk mengembangkan budaya belajar di dalam organisasi kita, ide langkah konkrit yang menurut gw bisa dilakukan adalah membiasakan alokasi membaca buku di kantor, lalu membahasnya barengan. Ini pernah gw terapkan pas di kerjaan sebelumnya, ketika sedang bertugas di Surabaya. Waktu itu saya minta anggota tim gw untuk membaca artikel berbeda tiap orangnya yang berhubungan denga tech-startup, kemudian setiap sebelum bekerja kita bahas bareng, saling diskusi dan berbagi. Sayang belum bisa berjalan secara konsisten. Mudah-mudahan bisa diterapkan kembali di organisasi baru gw.

Coaching culture juga revelan untuk merujudkan hal tersebut. Karena kalo kita bisa belajar dari teman, dari rekan kerja, kita merasa lebih nyaman ketimbang misalnya kita belajar dari guru formal.

Sok ah, mulai konsisten menjadi life-long learner dimanapun kita berada!


Read More

Sunday, December 27, 2015

The good life is built with.. good relationship


Another insight dari videonya TEDx. Soal kehidupan dan bagaimana kita memaknainya. Judul dari videonya adalah "What makes a good life? Lessons from the longest study on happiness". Robert Waldinger adalah director Harvard Study of Adult Development. Beliau adalah generasi ke-4 dimana researchnya sudah berjalan selama puluhan tahun dan salah satu research terlama yang pernah dilakukan sepanjang sejarah.



Dari research yang panjang, beliau menyampaikan 3 point penting mengenai pelajaran dari hasil reseachnya mereka.

  1. Social connection sangat bagus untuk membuat kita lebih happy dan lebih sehat secara psikologi maupun fisik. Jika dibandingkan dengan orang-orang yang lebih isolated, yang social connectionnya bagus pasti lebih senang hidupnya. Nah makanya penting untuk membuat social connection positif dengan community sesuai dengan minat kita.
  2. Quality of close relationship is matters. Hubungan dengan keluarga dekat seperti dengan orangtua, istri dan anak menentukan seberapa bahagia hidup kamu. Sudah terlihat jelas gimana dampak dari keluarga yang kurang harmonis terhadap kebahagiaan anaknya. 
  3. Good relationship protect our body and brain. Sudah dibuktikan dengan hasil researchnya Havard Study ternyata kebahagian berada di lingkungan yang memiliki relationship bagus, berdampak langsung secara fisik. 
Jadi selalu jaga keseimbangan relationship yang bagus dengan keluarga, teman dan komunitas/masyarakat sekitar.

Konsep ini juga sejalan dengan yang konsep Islam mengenai hubungan antar sesama manusia (habluminannas) seperti yang diterangkan dalam QS Al-Hujurat ayat 10 dengan penggalan terjemahan. “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu..."

The good life is built with good relationship!
Read More

Sukses Jadi Coach !


Tinggal beberapa hari lagi, kita bakal menjalani tahun baru. Belum memasuki tahun baru sekalipun, gw sudah sudah memutuskan untuk menjalani hari yang baru. Memberanikan diri untuk coba merintis usaha sendiri. Gw yakin ini keputusan yang tepat dan akan membawa kebaikan untuk diri gw dan orang-orang di sekitar gw.

Karena pas masih kerja dan bertugas di Surabaya gw kurang bisa mengatur waktu, alhasil bagi waktu buat baca buku itu rasanya berat banget. Karena mumpung pas sudah resign punya lebih banyak, gw melampiaskan nafsu untuk beli banyak buku sekaligus.

Salah satu buku yang gw beli adalah Sukses Jadi Coach. Pertama kali liat bukunya langsung tertarik buat baca, berhubung pas beli gw baru aja pulang ikutan camp I Am Gifted sebagai coach. Program ini dibikin sama Adam Khoo Learning Technnology Group (AKLTG). Program ini berasal dari Singapore, namun sudah diselenggarakan di Indonesia selama belasan tahun.

Gw bersyukur banget bisa memanfaatkan opprortunity untuk bisa ikut program ini. Dari program ini gw jadi lebih ngeh soal istilah coaching. Yang masih bertanya apa itu coaching. Mari kita tanyakan ke kakak WIkipedia.
Coaching is training or development in which a person called a coach supports a learner in achieving a specific personal or professional goal.
Kalo yang gw pribadi maknai, coaching itu proses mendevelop seseorang menjadi lebih baik untuk tujuan yang baik pula. Untuk konteks campnya I Am Gifted, seorang coach menjadi role model-nya participants camp mengenai semua materi yang disampaikan oleh trainer. Materi yang dibahas lebih ke arah bagaimana menjadi super student yang mendorong pembelajaran yang lebih efektif dan penuh passion.

I Am Gifted: me & participants


Ini pengalaman pertama gw ikut camp itu dan langsung harus menangangi 6 anak yang diamanahkan orang tuanya selama 4 hari di program ini. Dengan berbagai harapan setelah program ini mereka menjadi siswa yang lebih baik. Gw akan cerita lebih banyak soal campnya di posting terpisah ya!

Sukses Jadi Coach Book Review

Oke. Kembali ke buku yang baru gw selesaikan. Penulis dari buku ini adalah Ibu Eileen Rachman yang merupakan pendiri Experd Consultant, adalah konsultan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), cocok lah nulis buku yang seperti ini, karena pada dasarnya kan proses coaching adalah untuk mendevelop SDM. Coaching dalam konteks ini lebih banyak membahas antara atasan dan anggota timnya.

Di awal-awal chapter, gw merasa kehilangan inti dari buku ini. Ekspektasi gw di awal, buku ini bakal bahas secara komprehensif mengenai seluk beluk coaching dan bagaimana menjadi coach yang sukses. Di awal chapter dan di kebanyakan chapter lebih membahas mengenai manajemen sebuah organisasi dan bagaimana menjadi pemimpin sebuah perusahan. Beberapa contoh yang diambil di buku ini lebih banyak ke perusahaan penjual produk dan bagaimana meningkatkan penjualan. Sepertinya penulis sering memberikan training ke jenis perusahaan seperti itu.

Meskipun seperti kehilangan arah di awal-awal chapter, tapi buku ini memberikan banyak referensi untuk buku bagus yang baru saja gw tambahkan ke akun Goodreads gw.

Why Coaching?

To be effective leader, you must be an effective coach
Mungkin kalian bertanya. Emang kenapa kalo coaching anggota tim di organisasi? Nambah kerjaan aja! Di dalam sebuah perusahaan, kita sama-sama sepakat bahwa manusia adalah asset terpenting sebuah perusahaan. Secanggih apapun mesin atau komputer, tidak bisa menggantikan kehadiran manusia. Karena yang kita hadapai adalah manusia yang mempunyai hati dan rasa, maka ketika mengelola manusia, juga harus menggunakan rasa dan melakukan pendekatan manusiawi secara sungguh-sungguh.

Pemimpin yang baik, meskipun bukan yang ahli dalam pengelolaan SDM, harus tetap dapat melakukan pendekatan yang baik terhadap manusianya. Memberikan komunikasi dan emotional bonding yang positif.

Di dalam mencapai tujuan suatu perusahaan/organisasi, tentu kita mengharapkan anggota tim kita terus bekerja secara produktif. Nah, kita sebagai pemimpin apakah sudah menghadirkan suasana produktif itu? Ibarat sebuah tanah untuk menanam benih. Jika tanah liat dan keras, apalabila ditanam benih paling hanya akan tumbuh sampai tunasnya saja. Berbeda dengan ketika kita menanam benih di tanah gembur. Pertumbuhannya pasti akan lebih baik. Dan ketika dikasih pupuk, tumbuhan itu akan semakin cepat dan menghasilkan buah yang terbaik. Begitu juga dengan suasana di perusahaan/organisasi.

Organisasi yang sehat adalah ketika individunya merasa bersemangat dan merasa emotionaly & spiritual happy dan feel proud berada di lingkungan itu.

Survey juga menyatakan 93% pentingnya coaching untuk mendevelop manusia di dalam sebuah organisasi. Ketika manusianya lebih baik, maka semakin baik juga implikasinya pada produktifitas perusahaan. Dengan begitu, empowerment perlu menjadi agenda penting dalaman membina anggota tim.

Sebagai coach, ibarat seperti superman. Pepatah mengatakan coach itu "They good, you care. They bad, you care. They fail, you are there."

Build Rapport

Build Rapport

Mulai di chapter 13, pembahasan mengenai coachingnya mulai berasa. Pas camp I Am Gifted. Gw pertama kali mengenal istilah Rapport. 
Rapport is a close and harmonious relationship in which the people or groups concerned understand each other's feelings or ideas and communicate well.
Itu pengertian dari Rapport menurut kakak Wikipedia. Intinya sih gimana caranya kita bisa mengenal lebih dalam seorang individu. Di camp dikasih trik untuk membangun rapport, bisa dimulai dengan obrolan kesamaan hobby. Hal ini memang langkah awal yang harus dilakukan untuk melakukan coaching.

Sebagai pemimpin, kitalah yang harus menyesuaikan frekuensi dengan anggota team. Kita harus terlebih dahulu menghilangkan ke aku-an dalam diri kita. Ibarat Ibu jari, ia harus yang mendekat ke kelingking untuk bisa saling bertemu, tidak bisa kelingking yang mendekat.

Langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan coahing ke anggota tim adalah kita harus pandai melakukan identifikasi talent, sebelum membukakan opportunity untuk membiarkan mereka tumbuh. Dengan berbagai kebutuhan ini, kita juga belajar mengasah interpersonal skill kita.

Tango

Coach bagai menari Tango

Di chapter 15 menganalogikan bahwa hubungan pemimpin dengan timnya harus bisa selaras seperti halnya pasangan yang sedang menari Tango. Untuk bisa selaras mengenai hal yang dilakukan, tentu harus dibarengin dengan komunikasi yang baik oleh atasannya. 

Di chapter ini, penulis juga mengungkapkan, pemimpin yang baik adalah yang down to earth. Di samping perannya yang strategis dan visioner, ia juga harus mampu melakukan akses ke grass root. Gw sih sepakat. Apalagi sekarang kita lihat banyak pemimpin daerah seperti Bu Risma, Pak Ahok, Pak Jokowi yang lebih menunjukan aksinya blusukan. Menurut gw itu bukan hanya semata-mata pencitraan, tapi membuktikan bahwa pemimpin daerah setinggi itupun bisa melakukan hal kaya gitu. Dimana sebelumnya jarang sekali kita menemui pemimpin daerah yang melakukan hal itu.

Parameter Kesuksesan Coach

Sukses Jadi Coach
Kita sering mendengar istilah seorang pemimpin bisa dikatakan berhasil apabila yang dipimpinnya juga sukses. Begitu juga dengan coaching. Jika yang dicoach bisa sukses, berarti kemungkinan besar apa yang kita upayakan berhasil.

Coach yang berhasil juga adalah yang menjadikan coachee nya bisa melakukan refleksi terhadap dirinya. Coachee menjadi terdorong untuk berubah tanpa merasa dirubah. Merasa dibimbing tanpa merasa digurui. Merasa tumbuh tanpa dikerdilkan.

Kata Pengantar dan Cetakan

Ini bukan buku pertamanya Bu Eileen, tapi saya baru pertama kali membaca bukunya. Tapi kata pengantar buku ini kurang begitu 'mengantar' pembaca barunya mengenai buku ini. Meskipun buku ini lebih ke manajemen, tapi pegemasan bukunya sangat anak muda dan kekinian.

Yang paling gw suka dari cetakan buku ini adalah keyword, quotes dan bagian penting diemphasis sangat jelas. Jadi kita ga khawatir kelewat inti sari dari tiap chapter yang ingin disampaikan penulis. Tapi sayang gw ga terlalu suka sama typography-nya. Menurut gw kekecilan untuk bagian utama tulisan dan subheading chapternya.

***

Dari pengalaman yang sudah gw alami di camp I Am Gifted dan hasil membaca buku ini, gw disadarkan kembali akan pentingnya empowerment anggota tim. Since gw akan punya banyak anggota tim, gw harus akan menerapkan mindset, melatih untuk menumbuhkan coaching culture mulai dari sekarang.

Siap menjadi coaching untuk anggota tim kamu? Yes!
Read More

Tuesday, November 10, 2015

Belajar skalabilitas dan kolaborasi dari Google


Kalo ngomongin soal internet, semua orang pasti tahu Google adalah dewanya. Gw sih udah jelas ya Google fanboy banget! Apalagi ketika terpilih jadi salah satu Google Student Ambassador beberapa waktu yang lalu. Gw selalu excited dengan berbagai hal soal Google, hampir fanatik. Google ibarat kiblatnya teknologi. Berbagai inovasi yang dibikin selalu bikin gw meleleh.

Ada beberapa hal penting yang perlu gw bagikan mengenai apa yang bisa kita perlajari dari Google, yaitu soal skalabilitas dan kolaborasi.

Produk pertama yang dibikin oleh Google adalah Search. Setelah sukses dengan Search, beberapa produk untuk online advertising dan email, makin memperkuat reputasi Google sebagai perusahaan teknologi dunia.

Sampai hingga trend smartphone meningkat, Google melirik hal ini bahwa smartphone akan menjadi the next big thing. Android adalah open-source operating system yang diinisiasi oleh Andy Rubin pada 2003, hingga akhirnya Google mengakusisi Android pada 2005.

Di tangan Google, tentu Android 10x lebih cingcay daripada sebelumnya. Andorid sekarang kecenya luar biasa. Gw masih pake Nexus 5 yang dibikin dengan standarnya Google dan masih tetep nyaman pakenya.

Kalo sekelas Google sih, sebetulnya dia bisa bikin smartphone (hardware+software) semuanya sendiri. Tapi dia ga so soan bikin semuanya sendiri. Karena dia sadar kekuatannya. Dia udah kuat di software/ platform. Ya dia maksimalkan disitu. Daripada bikin sendiri, lebih baik dia kolaborasi. Dengan strateginya seperti itu, Android menjadi operating system yang digunakan oleh 80% smartphone di dunia.

Kalo Google bikin product, dia tuh selalu bikin yang scalable. Misalnya dia bikin Gmail dan Google Apps. Dia bikin produk general seperti itu tapi bisa diapply ke berbagai segmen seperti ke edukasi maupun ke enterprise.

Nah dua hal itu yang menurut gw penting diinget dari Google. Mudah-mudahan kalo kita ikutin caranya dia, kita bisa bikin produk sesukses Google. Amin

Thumbnail: cdn-www.xda-developers.com
Read More

Sunday, November 1, 2015

Solve for X: Berdiskusi dan belajar bikin Moonshot Project


Sejak setahun belakangan ini, gw sering banget ikutan ataupun bantu project yang berhubungan dengan entrepreneur atau startup. Dimulai dari The Backstage Ziliun, sebuah seminar yang mengundang para startup founder untuk berbagi cerita. Tech Based Business, sebuah mata kuliah yang mendorong mahasiswanya bikin tech startup yang impactful. Innovative Academy, hingga Start Surabaya, yang membawa gw stay di Surabaya berbulan-bulan hingga sekarang.

Trend secara umumnya sedang menuju kesana. Kini title entrepreneur menjadi hal yang membanggakan dan semakin banyak orang yang ingin jadi entrepreneur. Indonesia kan dikenal sama latahnya, ya mudah-mudahan latahnya orang Indonesia jadi entrepreneur bisa terus menerus ya.

Kadang gw merasa jenuh dengan term startup, saking setiap hari berkutat dengan dunia startup. Datengnya project Solve for X menjadi angin segar nih. Apa itu Solve for X?

Ada yang tau Google Glass, Project Loon yang direncanakan tahun depan dateng ke Indonesia atau Self-driving carnya Google? Nah semua project itu dimulai dari divisi Google[x]. Divisi itu di Google berfungsi untuk menghasilkan project yang Moonshot. apalagi itu Moonshot?

Moonshot adalah istilah yang dipake oleh Google untuk sebuah solusi/project dari gabungan 3 elemen. Yaitu permasaahan yang besar, solusi yang radikal dan pengunaan terobosan teknologi yang inovatif. Singkatnya bisa lihat diagram berikut.


Nah, dalam rangka menyebarkan virus Moonshot ini, Google membuat Solve for X, sebuah komunitas yang terdiri dari peneliti dan innovator yang mempunyai concern terhadap berbagai permasalahan yang bisa diselesaikan pada berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, infrastruktur, hingga bidang makanan & minuman.

Ngobrol sama para innovator yang mau kasih talks

Indonesia adalah salah satu negara yang dipilih untuk melaksanakan serangkaian kegiatan Solve for X. GDG Indonesia jadikan Solve for X bagian dari rangakaian kegiatan Gemastik 8 di UGM pada 28 Oktober 2015. Acaranya pas banget hari Sumpah Pemuda. Makanya panggung utamanya ala-ala Bung Tomo sama Soekarno.

Solve for X yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini mengundang  Enda Nasution (CEO, Sebangsa.com), Samuel Alexander (Finalist, Google Science Fair), dr. Gunadi, PhD (Researcher, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada) dan M Aditya Arief Nugraha (CEO. Gamatechno).

Diskusi panel dengans semua pembicara setelah masing-masing memberikan talks

Format kegiatannya talks dan panel. Semua yang disampaikan oleh narasumber menarik dan insightful. Tapi buat gw pribadi, talks dari dr. Gunadi sangat segar, karena dari dunia medis yang jarang gw denger. Talks yang dia sampaikan berhubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dtetapkan oleh PBB. dr. Gunadi bilang bahwa tingkat kematian Ibu ketika mau melahirkan di Indonesia itu masih sangat tinggi, bisa berasal dari banyak faktor. Misal akses ke rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal dsb. Masalah seperti itu yang harus segera diselesaikan dengan solusi Moonshot. dr. Gunadi juga menyoroti mengenai penyakit turunan yang bisa dihindari oleh bayi dengan penanggulangan dini.


Terus yang gw kagum adalah talks dari Samuel, dia itu anak SMA kelas 1 loh. Tapi talknya udah ala ala TED gitu. Gw juga kalah jauh deh sama dia. Dia adalah finalis Google Science Fair 2014 yang masuk 90 besar dunia. Saat ikut itu, dia masih kelas 2 SMP. Aduh SMP kelas 2, gw mah masih jahiliyah.

Samuel dateng ke venue ditemenin sama bapaknya. Yang gw liat, bapaknya sangat support apa yang dilakukan oleh Samuel. Ga heran sih kalo dia bisa akselerasi dalam berbagai pencapaian di usianya yang masih sangat muda.

Pas foto, tiba-tiba asap dari Kalimantan dateng. Eh salah! Ini asap ala ala kaya panggung dangdutan

Setelah selesai kegiatan. Waktunya foto-foto! Eitss.. tapi selain foto-foto, Solve for X juga masih ada sesi di tempat yang berbeda. Nama sesinya adalah Moonshot Sprint.


Yang pernah tau Design Sprint mungkin tau gimana alur kegiatannya. Moonshot Sprint juga mirip kaya gitu, metode brainstorming yang dibikin sama Google, bedanya ini fokus untuk menghasilkan ide Moonshot terhadap suatu permasalahan. Kemarin topik yang diambil adalah mengenai asap. Ternyata dari yang ikut, lumayan keren-keren solusinya.


Ada sebuah solusi yang diajukan sama salah tim yang menurut gw lumayan Moonshot sih. Kan kebakaran hutan itu kalo disengaja itu gara-gara industri kelapa sawit. ide dari mereka adalah bikin supaya sawit bisa tumbuh dengan ukuran lebih kecil dan bisa dilakukan secara vertikal menggunakan tower. Solusinya lumayan radikal dan moonshot, tapi harus dibuktikan secara ilmiah sih possibilitynya.

Jadi sudahkah terinspirasi untuk bikin Moonshot solution untuk berbagai permasalahan sekitar? Mari start dari yang kita bisa!

Thanks to Riska dari Imagine untuk dokumentasi eventnya yang ciamik!
Read More

Tata Rupa: Dimana Designer Keren, Ngebantu Rebranding UKM



Mungkin lo udah sering banget lah ngedenger beta dunia perUKMan di Indonesia ini tetap menjadi sektor yang sexy. Meski mereka kecil, tapi jumlahnya luar biasa banyak. Kecil-kecil juga mereka adalah yang tetap bertahan saat Indonesia bahkan dilanda krisis luar biasa.

Banyak upaya yang dilakukan oleh banyak pihak untuk terus memperkuat UKM, seperti yang dilakukan Google di Indonesia dengan bikin inisiatif yang disebut dengan GAPURA. Sebuah konferensi yang mengajak UKM untuk memanfaatkan berbagai fasilitas online untuk memperluas pasarnya. Kini GAPURA menjadi komunitas yang setiap bulannya menyelenggarakan meetup yang membahasa berbagai topik online secara lebih intensif.

Seorang ibu sedang presentasi produknya di Tata Rupa Kreavi 2015

Kreavi.com, sebagai platform yang menjaring designer hebat dari seluruh Indonesia, juga mengambil peran untuk membantu UKM di Indonesia, khususnya di Surabaya, untuk membantu rebranding produknya mereka. Dimulai dari logo hingga kemasan. Kegiatan workshop yang dilaksanakan selama 3 hari ini bekerjasama dengan gerakan Pahlawan Ekonomi.

Seorang ibu presentasi produk bunganya kepada para designer Tata Rupa Kreavi

Semua designer yang hadir di kegiatan tersebut dikurasi dan dipilih, tidak semua designer yang mendaftar bisa berkesempatan membantu UKMnya Pahlawan Ekonomi. Ko kayanya susah banget ya mau bantu aja harus diseleksi, padahal semua designernya itu membantu secara probono, alias full volunteering. Tapi justru ini menunjukan keseriusan Kreavi dalam program ini.

Designer lagi ngobrol sama designer Tata Rupa Kreavi

Para UKM dan Designer di hari pertama diberikan kesempatan untuk networking dan match making. Ada yang UKMnya pilih designer dan vice versa. Kalo sama-sama suka, baru mulai masuk diskusi produknya mau diapakan.

Ibu ini presentasikan produk bonek-bonekaannya di Tata Rupa Kreavi

Karena kegiatannya dilaksanakan di coworking Forward Factory tercinta, saya berkesempatan ngobrol dengan beberapa pemilik UKM dan designer yang passionate terhadap project yang sedang mereka kerjakan bersama.

Oh ya, produk yang setelah proses rebranding ini bakal ditampilkan di Basha Market loh, popup market yang paling hipster di Surabaya! Luar biasa..

Semangat yang dibawa oleh Tata Rupa adalah semangat berkarya dari para designernya yang tergabung, dan juga semangat dari UKM yang ingin bertumbuh ke level yang lebih baik. Gw juga ga mau kalah ah sama mereka untuk terus berkarya, ayo!

Thanks buat Imagine untuk dokumentasinya dan video liputannya. Luar biasa!



Read More

Sunday, October 11, 2015

Belajar Mengenai Kehidupan dari 2 Youtube Channel Ini



Hari senin-jumat itu waktunya kerja, kadang sih kalo gw bisa kerja senin-minggu kalo lagi sibuk banget. Kalo lagi lumayan kosong, hari minggu biasanya gw manfaatkan untuk me time. Seringnya beresin baca buku pinjeman dan Youtube-an kalo ada internet kenceng.

Ada dua channel Youtube yang lagi gw suka kunjungi untuk belajar mengenai kehidupan.

The School Life

Banyak video yang membuka pikirian untuk berbagai pertanyaan dasar seperti "What is Philosophy for?""Why Some Countries Are Poor and Others Rich?" dan What's wrong with the media. Dari video-videnya, gw dapet berbagai informasi baru yang bersumber dari The Book of Life. Silahkan subscribe untuk dapet pelajaran hidup yang mungkin ga pernah dibahas di sekolah formal.

Kok Bisa?

Gw suka banget channelnya The School of Life dan cara pengemasannya lewat video. Harusnya ada konten lokal yang juga dikemasi semenarik itu. Dan ternyata ada! Gw baru inget kalo misalnya ada channel YouTube Kok Bisa, yang juga salah satu partnernya Layaria. Beberapa video yang menjawab pertanyaan mendasar seperti Mana Yang Duluan, Ayam Atau Telur? atau Kenapa Air Laut Rasanya Asin?.  Penggarapan videonya sangat serius, tapi kontennya dibawa santai, ga serius amat.

Sebenernya guru di sekolah bisa loh pake konten-konten dari mereka. Sehingga pembelajarannya jadi tidak terlalu monoton.

Ditulis di Jogja, pas lagi setengah kerja-setengah liburan.
Read More

Thursday, September 24, 2015

Life is easy? Really?


Postingan gw terakhir di blog ini adalah "Buat apa kuliah kalo hasilnya kaya gini nih!", itu gw tulis pas lagi di Bandung, setelah mudik lebaran sekitar akhir Juli 2015. Berarti hampir dua bulan lah ya gw ga nulis, padahal udah janji sebulan sekali kudu nulis di sini. Tapi yaudah lah.

Selain udah lama ga ngeblog, gw juga udah lama ga posting di social media manapun. Coba aja cek status gw di Facebook, Instagram, Path dsb. Posting terakhirnya, semuanya di akhir Juli. Ga update status bukan berarti sibuk banget sampe ga punya waktu sih, cuma gw lagi niat lebih mengefektifkan waktu gw untuk ngecut aktifiktas mengasyikan dan bikin lupa waktu. Akhirnya gw hapus semua akun social media di hape gw. Dan ya.. gw berhasil sampe sekarang belum posting di sosmed. Tapi mungkin abis ini bakal update sih.

Hari jumat kemarin, gw begadang sampe subuh untuk beresin kerjaan. Bukan atas paksaan siapapun sih, karena gw pengen aja segera kelar dan serapih mungkin. Jam 10 tuh harusnya udah ngantor di Forward Factory, gw malah balik apartemen untuk mandi dan tiduran sedikit. Sampe kebablasan baru jam 13.30 ke kantor. Meski lagi ada meetupnya Speakup, tapi gw ga terlalu khawatir karena sudah ada rekan-rekan yang beresin. Akhirnya gw berniat untuk bersantai-santai sejenak dengan Youtube.

Pas buka Youtube, gw liat video suggesion dari channelnya TEDx Talks dengan judul "Life is easy. Why do we make it so hard? | Jon Jandai | TEDxDoiSuthep". Entah kenapa judulnya berasa gw banget sekarang. Yang ngasih talk adalah Jon Jandai, founder dari sebuah area pertanian organik dan pusat pembelajaran di utara Thailand bernama Pun Pun. Gw coba pilih beberapa quote dari dia untuk dijadikan renungan. Selengkapnya silahkan liat sendiri videonya ya.

"When I work hard, why is my life so hard? It must be something wrong, because I produce a lot of things, but I cannot get enough"

"When they have time to be with themselves, they have time to understand themselves. When they understand themselves, they can see what they want in their life."

"Why did I have to be in Bangkok for seven years, working hard  then not have enough to eat. But here, only two months a year and 15 minutes per day, I can feed six people"

"The most expensive pants cannot change my life"

"I have less fear, I can do whatever I want in my life"

"To be a normal person, to be equal to animals. The birds make a nest in one or two days. The rats dig a hole in one night. But, the clever humans like us, spent 30 years to have a house. And many people can't believe that they can have a house in this life"

"I cannot manage anything outside myself. What I can do is change my mind, manage my mind"

"The choice to be easy or the be hard, it depends on you"



Pemikirannya Jon Jandai, sejalan dengan ajaran Buddha mengenai kerelaan mengurangi keinginan dan juga ajaran Islam mengenai qana’ah atau merasa cukup. Di dunia yang gemerlap dan fana ini, terkadang kita butuh kembali kepada kesedrhanaan, kembali ke fitrah kita sebagai manusia.

Thumbnail photo: greensavers.sapo.pt
Read More

Sunday, February 8, 2015

Yes! The Power is in You..



Sejak pindah ke Jakarta, topik mengenai entrepreneurship dan teknologi (digabung menjadi digital stratup) adalah menjadi topik yang setiap hari saya dengar dan baca. Karena banyak banget tuntutan pekerjaan yang membuat saya harus mempelajari hal tersebut.

Kiprash dunia digital startup tidak hanya menjadi dunianya para pria, tapi kini juga wanita. Salah satu yang paling giat yang saya kenal adalah mbak Aulia Halimatussadiah (Ollie), salah satu iniator dari StartupLokal.

Jauh sebelum ini saya mengenalnya lewat nulisbuku.com. Saya juga sering denger namanya karena beberapa bidang yang juga saya minati, yaitu blog/kepenulisan, edukasi dan teknologi. Nah karena mbak Ollie baru saja rilis buku barunya, saya jadi penasaran untuk baca salah satu bukunya. Beberapa hal yang menarik dari buku ini.

Designnya kece
Bulan ini saya secara gak sengaja beli 3 buku ringan dengan design yang bagus. Buat saya sih ini salah satu faktor penting selain konten dari bukunya yang musti menarik. Seperti juga buku Beasiswa 5 Benua dan Khilafah.

Anak muda banget
Bahasa dalam buku sangat anak muda dan mudah dipahami. Ya cocok lah untuk segmentasi anak mudah/remaja yang memang menjadi fokusnya publisher gagas media. Dari segi konten sebetulnya tidak ada yang baru, tapi yang menjadi tantangan adalah bagaimana merealisasikan point-point tersebut. 

Work sheet
Pada setipa bagiannya ada semacam worksheet yang bisa dikerjakan. Metode seperti ini bagus supaya apa yang sudah dipelajari menjadi lebih diingat. Terakhir beli buku, worksheet yang seperti ini ada di buku Tuhan ini proposal hidupku. Saya sih ga ngerjain, tapi bikinna di Google Slide. hehee

5 Point Utama
Nah dibuku ini setidaknya dibahas 5 point utama, yang pertama yaitu Principle, membangun kebiasaan yang positif, mengambil tantangan dan mencari mentor. Kedua adalah On Track, menyusun schedule dan deadline, memfokuskan energi pada potensi maksimal. Selanjutnya adalah Work Smart, membiasakan rutinitas pagi dan bijaksana soal waktu. Keempat adalah Enthusiasm, bergabung dengan forum dan berbagi pengetahuan. Terakhir adalah Reliance, mencintai diri sendiri, menjadi individu yang positif dan memiliki serela humor.

Secara keseluruhan bukunya bagus dan positif. Meski memang tidak tterlalu banyak point baru tapi kita bisa mengambil inspirasi dari penulisnya. Saya rekomendasikan ini untuk dibaca oleh remaja Indonesia, supaya bisa menyadari potensi dirinya dan menghindari dari kegiatan yang hanya buang waktu, atau bahkan hanya menggalau. Buku ini cocok deh dihadiahkan untuk adik di rumah.
Read More

Sunday, January 18, 2015

5 Fakta Inspiratif Walikota Surabaya



Bersyukur deh, kian hari banyak bermunculan pemimpin yang lebih bener. Artinya, Indonesia masih punya harapan untuk memperbaiki krisis kepemimpinan yang lebih terkenal korup daripada berprestasi. 

Menurut saya, hal penting yang harus dipelihara oleh seorang pemimpin adalah kepedulian. Salah satu pemimpin yang menurut saya masih memiliki rasa peduli adalah Tri Rismaharini, walikota Surabaya.

Saat liburan (sekaligus kerja) ke Surabaya, anak-anak Kibar luar biasa beruntung bisa dijamu makan malam di rumah dinasnya Bu Risma. 3 jam ngobrol langsung dengan Bu Risma adalah 3 jam terbaik saya di awal tahun ini.

Setelah obrolan itu, saya semakin tahu, kagum dan terinspirasi oleh beliau. Fakta-fakta berikut sangat memberikan pengaruh positif untuk saya.


Selalu menggebu-gebu

Saat kita sampai di rumah dinasnya, kita masih meunggu kurang lebih 30 menit sampe Bu Rismanya nyamperin kita di ruang tamu. Sumpah nunggunya ga ngebosenin, karena makanan enak terus berdatangan ke meja.

Pas dateng ke ruang tamu, wajahnya pucet banget. Ibu baru aja dari dokter karena sempet kecapean abis ngurusin banyak hal terkait tragedi Air Asia. Beberapa pertanyaan yang sebetulnya udah saya siapkan jadi urung ditanyakan ngelihat Ibunya seperti itu.

Tapi setelah 2 jam menjelang dan diskusi semakin seru. Makin kelihatan deh gimana mengebu-gebunya walikota ini. Sampai-sampai beliau berdiri dari tempat duduknya untuk memperagakan saat beliau memarahi seorang TNI yang melanggar lalu lintas. Bu Risma selalu bersemangat dan menggebu-gebu dalam menjalankan tanggung jawabnya. 


Ga mau jadi walikota!
Akhirnya datang juga! foto: Dhila

Saat ditanya apa yang membuat Ibu akhirnya memutuskan menjadi walikota dan beredikasi total, Ibu malah jawab. "Saya ga mau jadi wali kota!".

Yang ga mau jadi wali kota aja bisa menjadikan Surabaya yang dulunya gersang, menjadi penuh taman sepanjang jalan, yang dulunya kotor, menjadi peraih piala adipura selama 3 tahun berturut-turut. Bahkan dinominasikan menjadi salah satu walikota terbaik dunia.


Taman, kebersihan dan anak muda
Suasana saat Bu Risma bercengkrama dengan peserta Start Surabaya. foto: Dhila



Bu Risma pernah menjadi kepala dinas kebersihan dan pertamanan sebelum akhirnya menjadi walikota pada 2010. Ga heran kalo taman dan kebersihan menjadi konsentrasi beliau. Liat aja taman bungkul yang sekarang menjadi kebanggan kota Surabaya, yang selalu ramai diisi berbagai kegiatan dari rakyat Surabaya.

Selain taman dan kebersihan, beliau juga sedang rajin-rajinnya membahagiakan anak muda. Ibu baru saja meresmikan sebuah tempat balapan, untuk memfasilitasi anak-anak Surabaya yang sering balap-balapan di jalan. Keren kan? Sampe yang kaya gitu aja diperhatikan.

Karena kepeduliannya terhadap anak muda jugalah Ibu Risma mendukung penuh Start Surabaya, sebuah inisiatif Kibar yang berkolaborasi dengan banyak pihak, bertujuan untuk mendorong anak mudah Surabaya untuk bikin tech startup yang bisa menyelesaikan berbagai permasalahan sekitar.
"Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.."
Seperti kata Soekarno, Bu Risma juga percaya bahwa pemudalah yang dapat mengguncang dunia.


Berangkat paling pagi, pulang paling malam
Walikota macam apa yang pergi pagi, pulang malam? foro: bisnis.com

Saat perjalanan ke rumah dinasinya Bu Risma, rekan yang mengantarkan kami bercerita bahwa Bu risma selalu berangkat kerja paling pagi dan pulang paling malam. Pagi hari beliau bahkan pernah ikut memungut sampah, mengecek pohon tumbang, sampai mengecek pintu air untuk mencegah banjir.

Walikota macam apa ini?


Tulus, bukan pencitraan
Kalo waktu itu Pak Ahok sempat adu mulut dengan FPI melalui media massa. Ibu pernah bertatap muka dan ngomong langsung dengan FPI untuk mencegah supaya mereka tidak turun ke jalan 'menertibkan' kegiatan prostisusi. 

Yang saya lihat meski pemberitaan tidak sebanyak Jokowi atau Ahok, tapi kerjaan dan prestasinya ga kalah berdampak. 

Terima kasih sudah menjamu kami di rumahnya Ibu. foto: Dhila

Di tengah-tengah obrolan saya ngerasa terharu bisa ketemu orang kaya beliau. Pengen jadi pemimpin tulus dan peduli seperti beliau deh. Amin.

Baca deh:
Read More
Designed By Seo Blogger Templates