Showing posts with label Prewedding Story. Show all posts
Showing posts with label Prewedding Story. Show all posts

Monday, March 7, 2016

Prewedding Story: Pernikahan Dini?


"Pernikahan dini Bukan cintanya yang terlarang. Hanya waktu saja belum tepat Merasakan semua"

Jadi inget zaman baheula ya? Sinetron yang sempat menjadi legenda di tahun '90 ini seakan memunculkan pertanyaan (mungkin) banyak orang mengenai pernikahan kami.

Apakah tidak terlalu dini untuk menikah?
Mhhh... jika bicara soal umur, mungkin Tisna menikah sedikit di bawah umur rata-rata pria menikah yang kebanyakan di kisaran umur 25-27. Pun begitu, tidak melanggar undang-undangan Republik Indonesia mengenai minimal usia pernikahan (perempuan minimal 16 tahun, laki-laki minimal 18 tahun). Untuk Rita, usia 22 tahun sangat cukup untuk menikah. Ukuran dini atau tidaknya memang parameternya tidak hanya dari umur, tapi juga parameter kesiapan yang lain. Misalnya kesanggupan memberikan nafkah.

Keputusan yang dibuat terburu-buru bisa berujung penyesalan loh!
Setuju! Segala keputusan penting memang harus dipikirkan dengan kepala dingin dan dipikir baik-baik. Untuk mengambil keputusan menikah, kita sudah melakukan perkenalan selama 7 tahun dan sudah kurang lebih 3 tahun sejak pertama kali kedua keluarga kumpul untuk merencanakan ini. Jadi Insha Allah ini bukan keputusan yang terburu-buru.



Pertanyaan lainnya
Kan shalatnya belum bener? Istiqomah barengan memperbaiki shalat lebih asyik ko. Kan belum selesai kuliahnya? 4 bulan setelah menikah kan bisa diselesaikan. Kan belum punya kantor sendiri? 6 bulan setelah menikah kan bisa. Kan belum punya rumah? 1 tahun setelah menikah kan bisa. Kan belum punya mobil atau S2? 2 tahun setelah menikah kan bisa.

Suatu pernikahan memang akan merubah banyak hal dari seorang pemuda/pemudi. Tapi Insha Allah lebih banyak perubahan positif daripada perubahan negatif. Pernikahan yang sakral tidak seharusnya menjadi penghalang untuk berbagai hal yang ingin kita capai dalam hidup. Justru harus dijadikan momentum untuk mengakselerasi hal itu.

Dalam kepercayaan kami, pernikahan adalah Sunnah dari Rasul Muhammad SAW. Dari suatu pernikahan, kita disempuranakan sebagian dari agama kita, ditinggikan derajat kita dan dilipat gandakan padahal dari setiap hal baik yang kita lakukan.



Jadi jika sudah siap, jangan cari pembenaran lain untuk menunda pernikahan! Mudah-mudahan pernikahan Rita & Sutisna menjadi pernikahan yang Sakinah, Mawadah, Warahmah (damai, tenang dan tentram). Amin.
Read More

Prewedding Story: Vision, Passion & Contribution



Tahun 2016 penuh kejutan seperti roller coaster. Bukan hanya karena tanggal 9 Maret ada gerhana matahari total yang hanya terjadi di Indonesia yang bertepatan dengan hari pernikahan kita, tapi juga karena tahun ini Tisna mengambil keputusan yang berani soal perjalanan karirnya.

Tisna yang belum lulus dan baru pengalaman bekerja selama 2 tahun di perusahaan terakhirnya bekerja - KIBAR yang superb keren dan impactful - seperti sedang berada di puncak karir. Tisna mendapat banyak kepercayaan untuk bisa nge-lead berbagai project Google, coworking space pertama dan teraktif di Surabaya, Forward Factory, program inkubasi tingkat kota pertama di Indonesia, Start Surabaya dan berbagai project impactful lainnya.

Meski masih akan banyak berbagai kesempatan yang bisa dicapai selama di Kibar. Dan mungkin belum tentu bisa Tisna dapatkan di tempat lain. Tisan tetap menggambil keputusan untuk memantapkan diri resign dan membangun usahanya sendiri. Seperti yang sering disampaikan oleh Foundernya Kibar, ko Yansen Kamto bahwa anak Kibar itu hanya boleh kerja 2 tahun, setelah itu harus keluar dan bikin perusahaan sendiri. Dan Alhamdulillah Tisna dengan bangga bisa menjadi salah seorang dari anak Kibar yang membuktikan omongan tersebut.



Sekarang Tisna dan co-foundernya Febria sedang merintis Leap Up, technology company yang ingin berkontribusi untuk Indonesia melalui pendidikan, teknologi dan kewirausahaan. Sebagai startup bayi, kami sangat bersyukur bisa tumbuh dengan lumayan cepat. Di Desember ini, hanya Tisna dan Febria yang menjalankan Leap Up. Kini ada 7 orang anggota tim yang tersebar di Sumedang, Bandung dan Surabaya. Kita juga bersyukur di awal perjalanan Leap Up kita bisa mendapatkan profit yang dapat digunakan untuk operasional beberapa bulan kedepan, bahkan hingga sampai akhir tahun. Jauh sebelum itu, kita juga bersyukur bisa membuat program kolaborasi dengan IDCloudHost yang kami beri nama EKA BIMA.

Keputusan untuk merintis usaha sendiri bukan tanpa Drama, justru pihak keluarga terdekat yang ngerasa paling deg-degan karena di bulan Maret Tisna bakal menikah sedangkan pendapatan 'tidak jelas' dan tabungan habis untuk modal usaha (beli Macbook  >.< ). Tapi karena keyakinan mengenai niat baik akan selalu diberikan jalan yang baik pula.



Rita hingga saat ini masih bekerja di sebuah brand muslim lifestyle di Bandung. Namun juga akan berencana resign dan coba menerapkan ilmu yang didapat ke perusahaan rintisan sendiri.

Menjadi pengusaha memang banyak deg-degannya tapi juga banyak berkahnya. Karena banyak manfaat yang bisa didapat dimulai dari kita berkontribusi pada permasalahan atau kebutuhan masyakarat, memberikan lapangan pekerjan, dan bisa menghasilkan profit dari sesuatu yang kita sukai, sesuatu yang merupakan passion kita.

Karena kita akan menikah, tentu visi masing-masing dari kita adalah visi bersama. Tisna ingin berkontribusi dan berkarya lewat pendidikan, teknologi dan kewirausahaan. Rita ingin berkontribusi lewat pendidikan dan berkarya lewat muslim lifestyle. Dan itu semua kini visi bersama.



Kami menyadari bahwa hidup adalah perjalanan yang dinamis, kadang berhasil, kadang gagal, kadang untung, kadang rugi, kadang senang, kadang sedih. Dan Insha Allah kini kami akan saling mengingatkan dan mengkuatkan. Amin.

Read More

Prewedding Story: Book & Learning



Di zaman internet kaya gini, untuk dapet informasi ga harus dari buku, cukup Googling aja bakal dapet apa yang pengen lo tau. Tapi menurut kita buku tetep tak tergantikan. Buku itu ketika kita baca bukan hanya dapet informasi baru, tapi juga bisa menerawang kedalam pemikiran penulisnya. Lewat buku, kita bisa ngementor dari orang yang sudah meninggal dan berjaya ratusan tahun yang lalu.

Karena kita sadar akan pentingnya buku dan membaca buku, kita mau memaksakan diri untuk membiasakan membaca buku. Ya start dari satu buku per bulan untuk masing-masing dari kita. Kita udah janjian bakal bagi-bagi tugas soal ini. Rita bakal budgetin dan beli bukunya, Tisna harus kasih rekomendasi, kurasi dan decide buku mana yang bakal dibeli di bulan itu.

Kalo ditanya buku apa yang pengen kita baca. Lumayan banyak sih diantaranya buku islam, personal development, leadership dan sastra. Kemarin Tisna sempet baca satu artikel yang bilang bahwa kalo belum baca buku sastra belum afdol jadi pembaca buku. Jadi kaya pengen nyoba gitu baca sastra.



Suatu saat, ketika kita punya anak, tentu kita pengen mereka jauh jauh lebih baik daripada kita. Salah satu yang harus lebih baik adalah mengenai ketertarik belajar dan menggali ilmu, salah satunya melalui membaca. Nah, sebagai calon orang tua, tentu penting untuk menjadi teladan yang baik. Ibaratnya karena kita expect anak kita lebih baik dalam hal itu, kita juga harus melayakkan diri dulu. Setuju dong?

Karena kita punya visi yang berhubungan dengan buku, kita sengaja nyari tempat yang book related supaya kita bisa inget terus sama apa yang mau kita capai. Akhirnya nemu satu tempat di Bandung yang super kece. Namanya Kineruku. Sederhananya ini semacam perpusatakaan umum. Kita bisa baca disitu secara gratis. Tapi kalo mau pinjem harus daftar jdi member terlebih dahulu. Strict banget deh untuk mau jadi member. harus verfiikasi lewat telfon ke orang tua. Mungkin itulah yang bikin mereka bisa bertahan lebih dari 5 taun karena tegas, jadinya buku mereka ga hilang sama member yang ga bertanggung jawab.

Setelah masuk dan menikmati susana di Kineruku, kita seperti berada di coworking space. Karena memang ada beberapa sudut yang orang lebih sibuk menggunakan laptop daripada baca buku. Makin aja Tisna pengen bikin tempat yang serupa suatu saat nanti. Amin.



Satu yang kurang dari tempat ini. Pegawai front desknya judes, bikin BT dan ga ramah. Sebetulnya di sini ga boleh foto, eh tapi kita ga sengaja ambil foto. #bandel

Doanya ya teman-teman, supaya apa yang kami niatkan soal visi ini bisa berjalan dengan sesuai harapan dan bisa istiqomah. Amin.
Read More
Designed By Seo Blogger Templates