Showing posts with label Sunda. Show all posts
Showing posts with label Sunda. Show all posts

Thursday, May 12, 2016

Inilah kenapa financial literacy penting dipelajari sekarang!


Gw pernah denger mitos bahwa orang Sunda itu cenderung boros dan ga bisa nabung. Gengsinya tinggi dan mengutamakan penampilan. Makanya saking pengen gaya, ya ga ada uang buat ditabung. Tanpa bermaksud sara dan generalisasi tentunya, tapi gw memang mengiyakan mitos itu.

Dulu pas gw ngontrak di rumah sebelumnya, gw punya tetangga. Mereka adalah keluarga jawa yang merantau di Sumedang. Meski kita tetanggan, gaya hidup kita beda. Mereka serba berkecukupan tapi tetap sederhana, beda dengan gw yang gaya hidupnya udah daei dulu agak neko-neko. Seperti misal gadget harus standar terbaru dan baju harus dari distro. Tetangga saya itu adalah penjual bubur kacang dan punya usaha menyewakan becak tapi suami dan istri sudah naik haji. Beneran loh sinetron tukang bubur naik haji tuh kejadian sama tetangga gw. Nah keluarga gw sampe sekarang belum ada yang naik haji, atau setidaknya umroh lah. Belum ada!

Dari menarik kesimpulan pribadi bahwa, perbedaan itu ada karena perbedaan dari mengelola uang. Dan gw ingin keluar dari mitos orang Sunda diatas yang sempat gw yakini.

Pas berkunjung ke Big Bad Wolf Book Sales di ICE - BSD City, gw menemukan satu buku tipis dengan judul "Save Your Money!" Bebas Utang, Banyak Uang. Dari judulnya aja gw ga mikir lagi bahwa ini buku yang gw butuhkan.

Financial literacy (sederhananya melek soal finansial/keuangan) menjadi sangat penting buat gw, karena gw harus bisa menjaga cash flow perusahaan yang sedang dirintis. Meski dibantu sama istri, tetap saja pengetahuan kita soal keuangan dan akuntansi masih di bawah rata-rata. Ditambah gw juga harus ngerti gimana mengelola keuangan keluarga, management utang yang beberapa kasih harus dilunasi.

Buku yang gw beli 5000 rupiah ini memberikan tambahan insight buat gw belajar financial literacy, diantaranya:

1. Utang
itu ada dua jenis. Ada yang jenisnya konsumtif, ada yang produktif. Kalo komsumtif itu adalah sesuatu yang ketika lo beli, harganya akan terus turun. Misal gadget, elektronik, makanan, pakaian dll.

Kalo yang produktif, adalah yang bersifat investasi. Harganya kedepannya akan naik dan terus memberi manfaat. Seperti tanah, emas dll.

Beberapa barang yang gw punya, banyak yang hasil ngutang. Seperti Smartphone Nexus gw pas beli harga 5 juta, dicicil 12x, laptop Macbook Air harga 15 juta-an dicicil 4x. (Thanks to my prev bos to help me on these). Meski masuk ke barang konsumtif, itu tetep gw jadikan produktif, karena berdampak langsung sama produktivitas gw dalam bekerja. Bayangkan aja kalo misal gw masih pake laptop yang lama...

Kalo kita punya cicilan, jangan lebih dari 36% dari pendapat per bulannya supaya bisa stabil.

2. Pengeluaran
Ini juga jenis kan macem-macem ada yang wajib, primer, nabung/investasi, sekunder. Gw kadang uang habis di hal yang sekunder ketimbang konsisten dengan investasi.

Gw pribadi harus lebih bijak dan menimbang-nimbang ketika membeli sesuatu karena sadar gw harus merencanakan masa depan (dana pendidikan pribadi, anak, rumah, dana pensiun dsb). Jika tidak dikelola dari sekarang, gw tidak akan pernah merasa cukup, seberapa besarpun pendapatan gw.

3. Rencana Pelunasan Utang
Untuk yang satu ini, gw sudah agak mending. Karena dari sejak dulu gw punya tabel monitoring untuk utang. Jika lo belum punya bisa mulai bikin. Dengan begini, kita jadi punya gambaran jelas berapa lagi yang harus dibayar, kapan harus dilunasi dan jika mau mempercepat pelunasa harus seperti apa.



Karena gw anaknya Google banget, gw bikin monitoring utangnya di Spreadsheet. Sebetulnya kalo lo ga terbiasa, bisa juga cek aplikasi related to utang management seperti lunas.in misalnya.

Mudah-mudahan istikomah ya belajar financial literacy-nya.

Ditulis di bus Primajasa perjalanan Cileunyi-Lebak Bulus.
Cover photo: finlitkids.com
Read More

Sunday, February 1, 2015

Suatu Sore di Taman Balai Kota Bandung

Bandung adalah kota yang mendapat tempat di hati saya (#eahh). Bukan hanya karena calon istri ada di Bandung, lebih dari itu karena Bandung menjadi saksi bisu banyak hal yang saya alami. Bandung adalah kota dimana saya memulai karir, berkuliah dan melakukan berbagai pencapaian berarti. Dua tahun di Bandung ga pernah cukup buat saya untuk mengenalnya lebih dekat.

Sejak awal tahun 2014 pindah untuk berkarir dan kuliah di Jakarta, Bandung menjadi kota kedua yang jarang dikunjungi. Tapi di awal tahun 2015 ini seneng lebih sering ke Bandung, karena Kibar lagi ada project bikin mata kuliah Bisnis Berbasis Teknologi di ITB, yang dosennya atasan saya di kantor. Ngerjain project ini lebih semangat dari project lain, karena why-nya jadi berkali lipat. hehe

Anyway, meski sudah kenal Bandung lama tapi saya jarang banget jalan-jalan. Kemarin akhirnya bisa berkunjung ke Taman Balai Kota. Yeaaah! Ada apa aja di sana?

Sebelum masuk ke taman


Terakhir ke Balai Kota, pagar besi yang menjulang tinggi itu selalu ditutup rapat-rapat. Seolah enggan dijamah oleh rakyat jelata seperti saya. Jika ketika kita mendekat pagar besi itu, prajuritnya pasti akan bertanya dengan wajah tanpa senyum. Tapi itu dulu, sekarang pintunya dibuka lebar-lebar dan mempersilahkan warga untuk beraktifitas di ruang terbuka hijau ini.

Tombol Ajaib
TETOT!
Jalan wastu kencana dimana balai kota berada adalah jalan yang mulus dan lurus. Makanya kendaraan yang lewat sini ga pernah ada yang pelan. Dan termasuk jalan yang ramai juga. Agak norak dan baru nyadar setelah beberapa menit nunggu ternyata kalo mau nyebarng bisa tekan tombol dulu. Lampu hijau akan berubah menjadi merah dengan satu kali pencet! Baru nemu euy saya mah.

Badak Putih

Di beberapa bagian taman ini, ada patung-patung binatang. Salah satunya badak bercula satu ini. Saya awalnya heran kenapa yang dipilih badak, terus saya searching dan menemukan tulisan ini. Konon dulu badak ini banyak dijumpai disekitaran Bandung, tapi kalo sekarang jumlahnya tinggal 50an.

Minum air keran!

Ada yang beginian di taman! Ini berneran bisa diminum ga ya? Terakhir nyobain minum air dari keran kaya gini waktu di changi airport. Tapi karena tampilannya ga begitu meyakinkan, saya ga jadi minum, fotoin aja dulu. Mustinya kalo lagi banyak orang dateng, ini mesin dijaga sama petugas kaya SPG lalu bilang "silahkan dicoba minumnya kaka!"

Ruang untuk anak muda

Wah senangnya melihat banyak anak-anak muda yang bekegiatan positif di taman. Coba aja dari dulu tuh banyak taman-taman yang kaya begini. Taman nyaman dan terawat. Pas saya dateng, lagi banyak anak muda bandung yang latihan modern dan dan break dance. Sok nya lanjutkan!

Eleuh, ada gembok cintaaa

Macam di Korea saja, di taman balai kota ini juga ada tempat buat yang berkunjung bisa menggembok kunci di sini. Tapi masih belum banyak yang pake. Kalo ke sini lagi, siapin ah biar hebring.



Yap. Sebagus apapun ruang terbuka hijau seperti ini tidak akan bertahan lama jika saya, kamu dan kita tidak bertanggung jawab dan ikut memelihara fasilitas publik seperti ini. Ahhh, senangnya semakin banyak kota yang memaksimalkan ruang terbuka seperti ini.
Read More

Sunday, November 9, 2014

Sumedang International Gamelan Festival 2014


Sejak jaman SMK di Sumedang, saya kenal betul dengan suara-suara di lampu merah yang mengatakan "Sumedang puser budaya sunda". Puseur artinya pusat dalam bahasa Sunda. Sampai hafalnya, slogan itu saya gunakan saat presentasi lomba cipta web di Universitas Pendidikan Indonesia sekitaran tahun 2010.

Dulu slogan itu cuma terdengar saja tanpa jelas terlihat apa langkah nyata dari pemerintah Kabupaten Sumedang untuk merealisasikan hal tersebut. Tahun ini, akhirnya keliatan juga melalui event pertama yang rencananya akan digelar secara berkala, yaitu Sumedang International Gamelan Festival 2014.

Dari berbagai kota, dari berbagai negara

Kolaborasi berbagai negara

Kegiatan ini melibatkan pemain gamelan dari berbagai daerah di Indonesia seperti dari Bali dan Pontianak. Lalu ada juga pemain gamelan dari negara lain seperti Jepang, Philippines, Mexico dan Rusia. Turut bangga bahwa orang luar pun turut serta dalam melestraikan budaya lokal. Bahkan ada ibu-ibu yang dari jepang nyinden loh.

Yang nyinden orang jepang loh

Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut di Alun-Alun Sumedang ini kalo saya lihat kurang sosialisasinya karena masih kurang banyak orang yang berkunjung dan menyaksikan kegiatan ini. Ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk kegiatan sleanjutnya.

Menjadi pestanya rakyat Sumedang

Pada joged di akhir kesenian bangreng

Kegiatan ini menjadi pestanya rakyat Sumedang. Di akhir acara, ada sebuah kesenian bangreng yang bikin penonton berjoged bahagia. Oh ya, silahkan simak Youtube Playlist dari video yang saya upload saat kegiatan.

Ingin berkontribusi di kegiatan selanjutnya 

Joged saat kesenian bangreng

Saya suka berbagai hal yang berhubungan dengan seni budaya tradisional seperti ini. Beruntung Gilar, temen sekelas pas SMK bisa menjadi salah satu jajaka Sumedang yang bisa berkontribusi langsung di kegiatan ini. Kedepannya semoga saya bsia berkontribusi ya, melalui apapun. Melalui teknologi mungkin? Bisa saja.

Read More
Designed By Seo Blogger Templates