Showing posts with label Education. Show all posts
Showing posts with label Education. Show all posts

Monday, July 4, 2016

Second Chance: for Your Money, Your Life and Our World


Beberapa bulan yang lalu, temen saya Gilang pernah ngasih tau mengenai Blinkist.com, sebuah web yang menyediakan summary dari buku nonfiksi. Dengan Blinkist, kita menjadi lebih cepat mengambil intisari dari buku yang ingin kita baca. Salah satu rangkuman dari buku yang saya baca adalah bukunya Robert T. Kiyosaki, yaitu Second Chance: for Your Money, Your Life and Our World dimana ia terkenal dengan sejak bukunya Rich Dad, Poor Dad yang rilis tahun 1998.

Bukunya terlalu powerful untuk tidak dibagikan, untuk tidak diikat melalui tulisan. Saya coba sadur dan terjemahkan sebiasanya saya. 

***

Kenapa gap antara si miskin dan si kaya begitu besar?

Kebanyakan orang masih berfikir bahwa jalan untuk menjad kaya adalah sekolah setinggi-tingginya, dapatkan pekerjaan bagus dan bekerja keraslah. Sebenarnya, bahkan sebuah pekerjaan dengan gaji tinggi sekalipun tidak akan membuatmu kaya. Karena sederhananya, sistem keuangan kita sekarang tidak diciptakan untuk membuat kita kaya dengan cara seperti itu. Hanya ada satu cara yang akan benar-benar membuat kita kaya: dengan memiliki dan mengembangkan aset.


Sistem ekonomi sekarang berdasarkan inflasi

Peribahasa “Yang miskin makin miskin dan yang kaya makin kaya”, seperti memang ada benarnya. Untuk masyarakat biasa, sistem inflasi merampas kesejahteraan dari mereka. Karena sederhananya inflasi adalah proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Artinya uang yang kita usahakan dengan keras, perlahan nilainya semakin berkurang.

Untuk cari tahu lebih lanjut mengenai Inflasi cek artikel di Wikipedia ini.

Kebanyakan orang tidak mendapatkan pendidikan yang layak mengenai keuangan

Presepsi orang mengenai menjadi sejahtera tentu berbeda-beda. Namun satu yang pasti, semua orang ingin sejahtera. Tapi sayangnya sekolah justru mengajarkan orang-orang untuk menjadi miskin. Pendidikan modern didesain untuk menjadi orang-orang menjadi pekerja, pembayar pajak dan konsumen. Beberapa orang berfikir bahwa solusi untuk kemiskinan adalah pendidikan yang lebih baik: jika kamu belajar lebih giat, kamu akan mendapatkan pekerjaan yang baik dan menghasilkan lebih banyak. Sekolah tidak mengajarkan siswanya untuk membuat uang di dunia ini - sekolah juga tidak menyediakan  pendidkan mengenai keuangan. Karena kurangnya pendidikan ini juga yang menyebabkan kebanyakan orang salah arti mengenai uang dan kesejahteraan. Kebanyakan orang berfikir bahwa orang yang sejahtera itu jahat dan membuat orang lain miskin. Mungkin ada benarnya juga, tapi tidak selalu seperti itu. Ada juga orang yang menjadi kaya karena dia berbuat banyak kebaikan.


Kamu tidak akan menjadi kaya tanpa pengetahuan soal finansial

Ketika orang-orang mengatakan kamu harus berpendidikan dan sejahtera, biasanya artinya mereka menyuruhmu menempuh pendidikan di universitas. Yang sebetulnya kamu butuhkan adalah pendidikan finansial.

Sekolah tidak mengajarkan pendidikan finansial karena itu terlalu powerful. Pendidikan finansial artinya pendidikan yang keluar dari pengetahuan tradisional dan mendapatkan pengetahuan baru yang dibutuhkan untuk membuat lebih banyak assets - ini memiliki power untuk menjadikan kamu sejahtera. Waktu dulu, budak tidak diperbolehkan untuk membaca dan menulis, karena itu terlalu powerful untuk menyaingi pemilik budak. Sekarang, kebanyakan orang dihindarkan dari pemahaman pendidikan finansial untuk alasan yang sama.

Sejahtera yang sebenarnya bukan mendapatkan uang yang banyak - itu adalah pemahaman yang salah lagi. Menjadi sejahtera adalah memiliki assets yang memberikan kita uang tanpa kamu harus bekerja untuknya. Kamu membutuhkan pendidikan bagaimana untuk bisa membuat assets.

Jika kamu membeli sebuah rumah tua, lalu memperbaikinya dan menyewakannya, kamu berarti memiliki assets. Kamu akan mendapatkan uang dari yang menyewa rumahmu tanpa harus bekerja untuk itu.

Orang-orang yang belum pernah mendapatkan pendidikan finansial hanya tau pemasukan dan pengeluaran. Makanya banyak yang salah pamahaman soal assets.


Analisa kondisi finansial kita, lalu mulailah membangun assets

Mungkin kamu berfikir bahwa untuk tahu apakah seseorang itu kaya atau miskin itu mudah, tapi sebetulnya tidak semudah yang kamu pikirkan. Kamu bisa saja tetap miskin meski hidup di rumah yang bagus dan mengendarai mobil mewah.

Jika kamu ingin mengubah kondisi keuanganmu, yang harus kamu lakukan adalah mengetahui bagimana kondisi keuangan kamu. Kamu membutuhkan income statement, dimana kamu menuliskan pemasukan dan pengeluaran, dan balance sheet dimana kamu dapat memantau assets dan liabilitas.

Cara terbaik untuk merencanakan masa depan adalah memilih antara 4 class assets, yaitu bisnis, real estate, paper dan komoditi. Pilih salah satu dimana kamu sangat tertarik - karena akan berbeda ketika kamu melakukan sesuatu yang kamu minati.

Setelah melakukan analisa kondisi finansial kamu, waktunya untuk kamu fokus dalam mengakusisi assets baru - meskipun kamu belum tahu bagaimana caranya!

Mengakusisi assets adalah langkah pertama, untuk masa depan kamu yang lebih sejahtera!


Pilih masa depan yang kamu inginkan - lalu perjuangkanlah!

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mendapatkan gelar akademik tidak serta merta membuat kamu sejahtera. Pendidikan finansial adalah kunci untuk sukses, tapi darimana kita bisa mulai belajar?

Pertama, kamu harus mencari tahu masa depan seperti apa yang kami inginkan. Ingatlah bahwa menjadi sejahtera bukan hal yang terpenting di dalam hidup. Beberapa orang lebih menikmati bekerja jam sembilan pagi hingga jam lima sore untuk seumur hidupnya daripada mendapatkan karir cemerlang.

Jika kamu ingin hidup lebih sejahtera, bagaimanapun, bekerja jam sembilan pagi hingga jam lima tidak akan membuatmu mencapai itu. Jadi, mulai pikrikan mengenai masa depan yang cocok untuk kamu dan perjuangkanlah.

Dan kamu tidak bisa sukses di bisnis yang besar atau berinvestasi secara professional tanpa pendidikan yang tepat mengenai hal itu. Kamu membutuhkan kemampuan sebagai seorang entepreneur.

Salah satu kunci pembeda antara entepreneur dan mereka yang self-employed adalah bahwa entepreneur itu generalis. Artinya mereka tahu banyak hal meskipun sedikit-sedikit. Untuk mengerjakan hal yang spesifik, enteprenerus sebaiknya hire spesialis.  Karena ketika memulai bisnis, mereka bertanggung jawab pada setiap bagian: mulai dari mengembangkan produk hingga memimpin tim.

Bekerjasamalah dibandingkan berkompetisi. Mental kebanyakan karyawan membuat seseorang berpikir mereka harus berkompetisi dengan rekan kerjanya untuk menjadi unggul, itu bukan mindset yang kita inginkan di dalam tim kita. Entepereneur yang baik tahu bagaimana menuntun timnya untuk sukses.


Pelajari kemampuan berfikir yang dapat langsung diprakterkan melalui pengalaman dan berlatih

Salah satu perbedaan terbesar antara si kaya dan si miskin adalah intelektulitasnya, tapi bukan intelektual yang diukur di sekolah formal. Kamu mungkin mengukur intelektual seseorang di sekolah jika mempunyai ingatan yang bagus dan menulis dengan cepat, tapi pada kenyataannya, justru bukan kemampuan seperti itu yang bisa membuatmu sukses.

Untuk entepreneur, intelektual adalah mengenai menghadapi resiko, belajar dari kesalahan dan tetap semangat. Entepreneur membangun bisnisnya dari bawah menggunakan kemampuan praktikal yang lebih penting ketimbang mengingat siapa presiden Amerika ke 36.

Jadi, bagaiaman mengakusisi skill tersebut? Kamu bisa belajar dari coach atau teman, atau dengan mengambil kursus dari ahli. Lalu gunakan skill yang kamu dapatkan dengan memperaktekannya.

Karena itulah, kita akan belajar jika kita melakukanya - dengan pengalamanlah semuanya akan berada di memori kita, buka informasi yang kita ingat untuk ujian tertulis. Dan dengan memparktekannya dengan sering, mungkin saja kita melakukan kesalahan, kesalahan yang tidak akan kita ulangi. Terima kasih untuk pengalaman yang buruk. Di sekolah, kita dihukum untuk kesalahan kita; kemudian kita berfikir seseorang yang mendapatkan hukuman itu adalah hanya orang-orang bodoh. Nyatanya, mungkin bisa saja sebaliknya.

Jangan takut akan hutang - ambilah untuk membuat assets!

Kebanyakan orang mungkin befikir untuk menghindari hutang. Bekerja keras, dan jauhi hutang dan kamu akan baik-baik saja. Tapi untuk entepreneur, hutang akan menjadi teman baru.

Berhutang bisa menjadi alat yang powerful yang berpengaruh. Kebanyakan orang berasumsi bahwa jika mereka bekerja keras, mereka akan menghasilkan uang lebih banyak dan menjadi kaya. Faktanya, justru bisa terjadi sebaliknya: mereka harus membayar pajak lebih tinggi dan menghasilkan lebih sedikit.

Jika kamu ingin lebih sejahtera, carilah cara untuk mendapatkan lebih dengan sedikit. Pernah berfikir bagaimana musisi yang bernyayi live menjadi menjual CDs? Mereka menjual lebih banyak musiknya dengan melakukan lebih sedikit pekerjaan.

Hutang bisa membantumu dengan cara yang mirip. Di dunia finansial, itu bisa sangat powerful karena dapat membuatmu melakukan hal tanpa kamu harus menabungnya terlebih dahulu.

Jadi, ambilah hutang untuk membuat assets untuk dirimu. Pemikiran tradisional mungkin befikir kamu harus bekerja keras, kumpulkan uang dan beli assets tanpa pinjaman, tapi kadang tidak semudah itu. Kebanyakan orang tidak bisa menyimpan cukup uang untuk membeli assets berharga - akan lebih make sense untuk mewujudkannya dengan mengambil pinjaman.

Ringkasan final

Sistem moneter sekarang memaksa working-class untuk sulit mendapatkan kesejahteraan, dan sistem pendidikan membuat mereka tidak bisa menghentikan apa yang terjadi. Jika kamu ingin lebih sejahtera, cari tahu apa assets class yang sesuai untuk kamu. Lalu lakukan riset bagaimana untuk mengakusisi assets dengan mengambil hutang. Stir dirimu melalui masa depan yang kamu inginkan.

Actionable advice


Mulailah membaca publikasi yang berhubungan dengan finansial seperti Wall Street Journal dan pelajari istilah yang tidak kamu tahu. Jika kamu mempelajari 2 kata tiap hari, kamu akan belajar 60 kata dalam satu bulan!

Bonus

Viddeo wawancara Robert T Kiyosaki di Oprah Show



Image: theempowermag.com
Read More

Thursday, May 12, 2016

Inilah kenapa financial literacy penting dipelajari sekarang!


Gw pernah denger mitos bahwa orang Sunda itu cenderung boros dan ga bisa nabung. Gengsinya tinggi dan mengutamakan penampilan. Makanya saking pengen gaya, ya ga ada uang buat ditabung. Tanpa bermaksud sara dan generalisasi tentunya, tapi gw memang mengiyakan mitos itu.

Dulu pas gw ngontrak di rumah sebelumnya, gw punya tetangga. Mereka adalah keluarga jawa yang merantau di Sumedang. Meski kita tetanggan, gaya hidup kita beda. Mereka serba berkecukupan tapi tetap sederhana, beda dengan gw yang gaya hidupnya udah daei dulu agak neko-neko. Seperti misal gadget harus standar terbaru dan baju harus dari distro. Tetangga saya itu adalah penjual bubur kacang dan punya usaha menyewakan becak tapi suami dan istri sudah naik haji. Beneran loh sinetron tukang bubur naik haji tuh kejadian sama tetangga gw. Nah keluarga gw sampe sekarang belum ada yang naik haji, atau setidaknya umroh lah. Belum ada!

Dari menarik kesimpulan pribadi bahwa, perbedaan itu ada karena perbedaan dari mengelola uang. Dan gw ingin keluar dari mitos orang Sunda diatas yang sempat gw yakini.

Pas berkunjung ke Big Bad Wolf Book Sales di ICE - BSD City, gw menemukan satu buku tipis dengan judul "Save Your Money!" Bebas Utang, Banyak Uang. Dari judulnya aja gw ga mikir lagi bahwa ini buku yang gw butuhkan.

Financial literacy (sederhananya melek soal finansial/keuangan) menjadi sangat penting buat gw, karena gw harus bisa menjaga cash flow perusahaan yang sedang dirintis. Meski dibantu sama istri, tetap saja pengetahuan kita soal keuangan dan akuntansi masih di bawah rata-rata. Ditambah gw juga harus ngerti gimana mengelola keuangan keluarga, management utang yang beberapa kasih harus dilunasi.

Buku yang gw beli 5000 rupiah ini memberikan tambahan insight buat gw belajar financial literacy, diantaranya:

1. Utang
itu ada dua jenis. Ada yang jenisnya konsumtif, ada yang produktif. Kalo komsumtif itu adalah sesuatu yang ketika lo beli, harganya akan terus turun. Misal gadget, elektronik, makanan, pakaian dll.

Kalo yang produktif, adalah yang bersifat investasi. Harganya kedepannya akan naik dan terus memberi manfaat. Seperti tanah, emas dll.

Beberapa barang yang gw punya, banyak yang hasil ngutang. Seperti Smartphone Nexus gw pas beli harga 5 juta, dicicil 12x, laptop Macbook Air harga 15 juta-an dicicil 4x. (Thanks to my prev bos to help me on these). Meski masuk ke barang konsumtif, itu tetep gw jadikan produktif, karena berdampak langsung sama produktivitas gw dalam bekerja. Bayangkan aja kalo misal gw masih pake laptop yang lama...

Kalo kita punya cicilan, jangan lebih dari 36% dari pendapat per bulannya supaya bisa stabil.

2. Pengeluaran
Ini juga jenis kan macem-macem ada yang wajib, primer, nabung/investasi, sekunder. Gw kadang uang habis di hal yang sekunder ketimbang konsisten dengan investasi.

Gw pribadi harus lebih bijak dan menimbang-nimbang ketika membeli sesuatu karena sadar gw harus merencanakan masa depan (dana pendidikan pribadi, anak, rumah, dana pensiun dsb). Jika tidak dikelola dari sekarang, gw tidak akan pernah merasa cukup, seberapa besarpun pendapatan gw.

3. Rencana Pelunasan Utang
Untuk yang satu ini, gw sudah agak mending. Karena dari sejak dulu gw punya tabel monitoring untuk utang. Jika lo belum punya bisa mulai bikin. Dengan begini, kita jadi punya gambaran jelas berapa lagi yang harus dibayar, kapan harus dilunasi dan jika mau mempercepat pelunasa harus seperti apa.



Karena gw anaknya Google banget, gw bikin monitoring utangnya di Spreadsheet. Sebetulnya kalo lo ga terbiasa, bisa juga cek aplikasi related to utang management seperti lunas.in misalnya.

Mudah-mudahan istikomah ya belajar financial literacy-nya.

Ditulis di bus Primajasa perjalanan Cileunyi-Lebak Bulus.
Cover photo: finlitkids.com
Read More

Sunday, March 20, 2016

Give and Take: A Revolutionary Approach to Success


Akhir pekan ini, gw lagi mood untuk baca dan nulis. Kemarin dari abis sholat subuh akhirnya bisa kelarin Work Rules dan langsung nulis summarya supaya bisa gampang kalo suatu saat butuh lagi isi bukunya. Hari Minggu ini moodnya masih ada dan akhirnya gw beresin buku Give and Take: A Revolutionary Approach to Success (ini juga hasil pinjeman udah lama banget, sempet dititip lama di kosan temen di Jakarta pas pindahan lagi ke Sumedang).

Buku ini ditulis oleh Adam M. Grant seorang profesor muda di Wharton School of the University of Pennsylvania dan tentu saja seorang penulis. Selain buku ini, buku lain yang lumayan terkenal adalah Originals: How Non-Conformists Move the World. Kentara banget sih kalo yang nulis adalah akademisi. Bukunya penuh dengan data hasil berbagai research yang relevan dengan bahasan. Tapi menurut gw bukunya agak boring sih. Meski di sini banyak ceritanya, tetep agak kaku. Dan sama sekali ga ada gambar. Ada diagram-pun kalo ga salah cuma satu. Makanya gw banyak skip sih di beberapa bab. Meskipun begitu, banyak pelajaran penting di buku ini.

Yang membuat gw tertarik untuk membaca buku ini adalah karena judul dan bahasannya sesuai dengan apa yang diajarkan islam melalui berbagai keterangan tentang membantu, memberi dan berbuat kebaikan untuk orang lain.

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Di buku ini, dijelaskan bahwa ada 3 kategori/style manusia berinteraksi.

  1. Giver adalah tipikal orang yang ketika membantu mungkin tidak terlalu memikirkan cost-benefit analysis bahwa apakah yang dia berikan sesuai dengan apa yang dia dapatkan. Atau bahkan ketika membantu tidak mengharapkan timbal balik apapun.
  2. Taker adalah tipikal orang yang ingin mendapatkan sesuatu lebih banyak daripada yang bisa dia berikan dan meletakan kepentingan pribadi diatas orang lain. Takers percaya bahwa dunia sangat kompetitif, "dog-eat-dog" place. Mereka merasa bahwa untuk sukses, dia harus lebih baik daripada yang lain. Untuk membuktikan kompetensinya, mereka self-promote dan make sure mereka mendapatkan credit dari semua effort yang dilakukannya.
  3. Matcher adalah tipikal orang yang mengharapkan sesuatu yang seimbang antara apa yang dia dapatkan dengan apa yang dia berikan. Mereka memegang teguh prinsip keadilan dalam membantu orang lain.
3 kategori itu tidak hanya untuk orang-orang yang melakukan sedekah atau ikutan social project, tapi juga untuk kita yang bekerja di sebuah organisasi maupun bermasyarakat. Dari ketiga ketagori itu, mana yang menurutmu yang menjadi paling sukses di karir/kehidupan?

Di awal bab penulis menceritakan kisah tentang entrepreneur yang sedang mencari dana dan seorang investor. Dikisahkan bahwa investor di cerita itu adalah seorang giver. Dan karena dia giver, dia mendapatkan hasil yang kurang begitu menguntungkan. Di cerita ini seolah menunjukan bahwa menjadi giver akan berada di disadvantage situation. Dan tahukah kamu bahwa itu benar adanya! Seorang giver berada di paling bawah tangga kesuksesan pada berbagai bidang penting.

Taker dan matcher berada di level rata-rata tangga kesuksesan. Lalu siapa yang berada di level teratas tangga kesuksesan? Dia adalah giver! Ko bisa gitu ya? Bisa.. karena givers itu bisa dibilang ada dua jenis. Nih gw bikinkan diagramnya.

Ini satu-satunya diagram di bukun ini yang ditampilkan sangat sederhana






Gw coba rangkum bedanya ya:

  1. Selfless givers adalah orang yang mengutamakan kepentingan orang lain tapi sangat menyimpan kepentingan diri pribadinya jauh dibawah itu. Mereka memberikan waktu dan energi mereka tanpa memperdulikan kebutuhannya.
  2. Otherish givers adalah tipe givers yang paling baik. Mereka membantu orang lain, bahkan tanpa pamrih namun tetap memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dirinya. Insted of pusing dengan self-intreset dan other-interset, mereka kadang mengintegrasikan keduanya sehingga menjadi sesuatu yang lebih baik. Misal nih kita mau berbuat baik untuk bantu anak jalanan belajar membaca. Selfless giver mungkin saja melakukannya pulang sekolah/kuliah/kerja, padahal belum makan dan ada beberapa janji ketemu orang. Yang akhirnya meski melakukan hal yang baik, kita mengorbankan hal baik lainnya.  Otherish mungkin punya strategi yang baik untuk melakukan hal itu, dia akan membantu anak jalanan itu setelah makan dan komunikasi untuk reshcedule janjian sama orang.
Dan kategori orang yang levelnya paling tinggi di tangga kesuksesan adalah mereka yang otherish givers.

Jika sebelumnya kita tahu bahwa yang ngedrive kesuksesan adalah hal-hal yang fokus kepada diri kita seperti passion, hard work, talent dan keberuntungan. Kini tidak hanya itu. Kesuksesan sekarang juga ditentukan dari bagaimana kita berinteraksi dengan yang lain. Buku ini coba membuktikan bahwa dengan berbuat baik dan menjadi giver tetap bisa menjadi sangat sukses. Untuk cerita lebih dalam mengenai apa yang ada di buku ini, silahkan beli di toko terdekat atau pinjem temen. hehe

Islam telah mengajarkan kabaikan ini sejak lama, Barat baru belakang ini saja menyadari hal ini. Dan sudah seharusnya lah kita menerapkan dan mempromote hal ini lebih dari yang dilakukan mereka. Menanggapi pandangan Barat yang sesuai dengan islam menurut gw bagus, karena mereka selalu membuktikannya dengan hasil research. Menjadi pelengkap referensi kita bahwa sikap giver bisa menjadi giver yang sukses apapun profesi kita.

Karena penulis juga adalah Ph.D. in organizational psychology, ga heran kalo di dua bukunya, dia bikin online assesstment, dan gw sudah coba ngambil dan ini hasilnya.

Mudah-mudahan bener ya kenyataannya! Amin


Jadi kamu giver, taker atau matcher?
Read More

Saturday, February 6, 2016

"Anak Dusun Keliling Dunia", Saya juga harus bisa!



Memang tidak semua orang desa/dusun mempunyai mimpi yang besar seperti keliling dunia. Bahkan untuk bermimpi saja banyak dari mereka yang tidak berani, atau bahkan ga kepikiran. Tapi beda dengan anak dusun yang pertama kali saya kenal lewat blognya yang menginspirasi.

Nama anak dusun itu adalah I Made Andi Arsana, yang kini sekarang namanya ditulis I Made Andi Arsana, Ph.D. Saya panggil saja Pak Andi.

Pertama kali menemukan blognya Pak Andi, ketika itu saya sedang mencari informasi beasiswa Australia. Entah kenapa saya mencari informasi semacam itu, padahal saya baru saja galau dari gagal mendapatkan beasiswa dan gagal lolos seleksi Politeknik Negeri Bandung. Ah saya pikir, meskipun masih belum relevan dengan saya saat ini, setidaknya saya tahu dulu ada beasiswa apa saja untuk bisa menuntut ilmu di Australia. Dan waktu itu blognya Pak Andi sempat viral karena tulisan yang menampar mahasiswa. Sejak saat itu, saya subscribe blognya Pak Andi di akun Feedly saya.

Setelah beberapa lama mengenal dan mengikuti tulisannya di blog, pertengahan tahun 2015 kemarin saya bertemu dengan Pak Andi di kantornya di UGM. Beliau adalah Kepala Kantor Urusan Internasional UGM yang ruangannya bersebelahan dengan  Direktorat Pengembangan Usaha & Inkubasi (Dit PUI) UGM yang saat itu saya kunjungi untuk persiapan kegiatan Innovative Academy, program dimana saya incharge ketika masih bekerja di Kibar. Ketika bertemu, saya seperti fans yang ketemu dengan artis idolanya. Sayangnya saya lupa ngajak selfie! Mudah-mudahan pertemuan selanjutnya bisa selfie ya, Pak. Hehe

Saya baru saja menyelesaikan membaca buku Anak Dusun Keliling dunia yang ditulis oleh Pak Andi. Saya beli akhir Januari kemarin secara online. Saya awalnya mau beli juga buku Berguru ke Negeri Kangguru, tapi kehabisan stok karena bukunya sedang rame-ramenya menjelang pembukaan beasiswa Australian Development Scholarship (ADS).

Beberapa hal yang saya maknai dari buku "Anak Dusun Keliling Dunia":

Kekuatan Mimpi

Seperti yang ditulis di bagian epilog di bagian terakhir buku ini, bahwa kekuatan mimpi yang didukung oleh usaha gigih bisa mewujudkan mimpi itu dan memberikan pengalaman luar biasa. Jangan dulu untuk takut bermimpi, mari sama-sama belajar dan mengupayakan untuk mewujudkan mimpi-mimpi indah itu. Kamu bisa menyaksikan bagaimana anak dusun seperti Pak Andi yang berasal dari keluarga penambang bisa menaklukan berbagai negara dunia karena kegigihannya dalam berkarya. Kisah perjalanan hidup yang digambarkan lewat buku ini adalah benar-benar zero to hero yang patut kita teladani.

Kekuatan & Inspirasi Menulis

Di beberapa bagian buku, Pak Andi menunjukan dampak dari power of writing, bahwa dengan menulis bisa mengkoneksikan dan mendekatkan kepada berbagai kemungkinan dan kesempatan. Saya juga mengenal beliau karena tulisannya.

Saya selalu mencari mentor menulis, meskipun tidak selalu harus bertemu dengan mentornya. Mereka adalah orang-orang yang menginspirasi dan meyakinkan saya bahwa menulis adalah bagian penting yang harus dijalankan sebagai umat berilmu. Salah satu goal yang harus saya capai adalah menghasilkan sebuah buku yang bisa menjadi warisan pemikiran dan ilmu yang saya dapat. Saya lumayan mulai konsisten menulis di blog ini sejak akhir tahun 2013, dan saya akan berusaha semakin konsisten dan melakukan peningkatan. Sehingga bisa mencapai goal menulis buku di waktu yang tepat.

She is Nobody

Pagi itu menjadi pagi yang haru sekaligus penuh semangat untuk saya, ketika membaca bagian She is Nobody dalam buku itu. Pak Andi ketika itu menceritakan seorang hero di dalam kegiatan loka karya yang dihadiri calon-calon pemimpin Asia Pasifik. Hero untuk Pak Andi adalah Ibunya, ia ceritakan Ibunya yang kuat dengan sangat apik.

Izinkan saya mengutip sepenggal tulisan itu di sini
"Early in the morning at arount 04.00 am, she woke up. She took her sleeping son on her back, covered him with an old fragile towel. She travelled a long distance in the darkness breaking the foggy cold dark morning. She started the day with spirit. She went to the mining field. She passed the rice fields as if she learned the footpath by hearth. ... She did it everyday for the live of her family. She is presistent woman. Her only son was always with her and she did not want him to be a rock miner, someday."  
Saya juga merasa bahwa Ibu saya adalah pahlawan saya. Ia tidak berpendidikan, tapi ia cerdas dengan membiarkan anaknya terbang dengan sayapnya sendiri, ia ingin anaknya terbang lebih jauh. 

Well Prepared

Meski Pak Andi sudah puluhan kali melakukan presentasi di tingkat internasional, ia selalu melakukan latihan dengan serius sebelumnya. Ini harus dicontoh! Beberapa kali ketika harus memberikan presentasi atau tampil didepan publik, terkadang saya suka stress karena di H-1 baru mempersiapkan materi hingga subuh, padahal kegiatanya pagi hari. Tapi beberapa momen seperti saat harus presentasi di Philippines saya persiapkan dengan matang, karena menggunakan bahasa inggris dan saya tidak bisa banyak melakukan improvisasi.

Setiap mengunjungi negara baru, Pak Andi selalu merencanakan dengan detail tempat yang akan dikunjungi dan transportasi yang digunakan. Ga seperti saya yang mengalami tragedi kehabisan jadwal kereta dan bingung cara beli koin di Kuala Lumpur, diperparah dengan 2 teman saya dari Kamboja dan Philippines yang sama ga ngertinya


Kamu anak dusun yang mau keliling dunia juga? Mari mencapai mimpi bersama!
Read More

Monday, December 28, 2015

Apakah organisasi kamu mengembangkan budaya belajar?


Pada posting sebelumnya, gw bahas sebuah buku soal coaching di sebuah organisasi. Meski judul bukunya seperti itu, tapi muatan bukunya sebetulnya lebih banyak mengenai management secara general. 

Kita kemarin sepakat bahwa manusia adalah asset terpenting bagi sebuah perusahaan. Dan kita perlu mengelolanya secara manusiawi, menggunakan hati dan rasa. Salah satunya dengan menumbuhkan budaya coaching.

Insight yang menarik yang gw dapatkan dari buku itu adalah mengenai learning. Learn is our responsbility! Untuk supaya organisasinya maju, manusianya juga kudu maju. Learner mental harus ditumbuhkan di dalam organisasi. Karena lingkungan yang pembelajar, sangat penting peranannya bagi kemajuan organisasi itu sendiri.

Ada istilah yang disebut dengan learning organization. Apa kata Wikipedia mengenai istilah ini?
A learning organization is the term given to a company that facilitates the learning of its members and continuously transforms itself. Learning organizations develop as a result of the pressures facing modern organizations and enables them to remain competitive in the business environment.
Setelah saya baca lebih lanjut di halaman Wikipedia, saya menemukan keterangan Peter Senge mengenai learning organization yang dirangkum dalam bukunya The Fifth Discipline. 5 disiplin itu diantaranya systems thinking, personal mastery, mental models, shared vision dan team learning.

Untuk mengembangkan budaya belajar di dalam organisasi kita, ide langkah konkrit yang menurut gw bisa dilakukan adalah membiasakan alokasi membaca buku di kantor, lalu membahasnya barengan. Ini pernah gw terapkan pas di kerjaan sebelumnya, ketika sedang bertugas di Surabaya. Waktu itu saya minta anggota tim gw untuk membaca artikel berbeda tiap orangnya yang berhubungan denga tech-startup, kemudian setiap sebelum bekerja kita bahas bareng, saling diskusi dan berbagi. Sayang belum bisa berjalan secara konsisten. Mudah-mudahan bisa diterapkan kembali di organisasi baru gw.

Coaching culture juga revelan untuk merujudkan hal tersebut. Karena kalo kita bisa belajar dari teman, dari rekan kerja, kita merasa lebih nyaman ketimbang misalnya kita belajar dari guru formal.

Sok ah, mulai konsisten menjadi life-long learner dimanapun kita berada!


Read More

Sunday, December 27, 2015

The good life is built with.. good relationship


Another insight dari videonya TEDx. Soal kehidupan dan bagaimana kita memaknainya. Judul dari videonya adalah "What makes a good life? Lessons from the longest study on happiness". Robert Waldinger adalah director Harvard Study of Adult Development. Beliau adalah generasi ke-4 dimana researchnya sudah berjalan selama puluhan tahun dan salah satu research terlama yang pernah dilakukan sepanjang sejarah.



Dari research yang panjang, beliau menyampaikan 3 point penting mengenai pelajaran dari hasil reseachnya mereka.

  1. Social connection sangat bagus untuk membuat kita lebih happy dan lebih sehat secara psikologi maupun fisik. Jika dibandingkan dengan orang-orang yang lebih isolated, yang social connectionnya bagus pasti lebih senang hidupnya. Nah makanya penting untuk membuat social connection positif dengan community sesuai dengan minat kita.
  2. Quality of close relationship is matters. Hubungan dengan keluarga dekat seperti dengan orangtua, istri dan anak menentukan seberapa bahagia hidup kamu. Sudah terlihat jelas gimana dampak dari keluarga yang kurang harmonis terhadap kebahagiaan anaknya. 
  3. Good relationship protect our body and brain. Sudah dibuktikan dengan hasil researchnya Havard Study ternyata kebahagian berada di lingkungan yang memiliki relationship bagus, berdampak langsung secara fisik. 
Jadi selalu jaga keseimbangan relationship yang bagus dengan keluarga, teman dan komunitas/masyarakat sekitar.

Konsep ini juga sejalan dengan yang konsep Islam mengenai hubungan antar sesama manusia (habluminannas) seperti yang diterangkan dalam QS Al-Hujurat ayat 10 dengan penggalan terjemahan. “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu..."

The good life is built with good relationship!
Read More

Sukses Jadi Coach !


Tinggal beberapa hari lagi, kita bakal menjalani tahun baru. Belum memasuki tahun baru sekalipun, gw sudah sudah memutuskan untuk menjalani hari yang baru. Memberanikan diri untuk coba merintis usaha sendiri. Gw yakin ini keputusan yang tepat dan akan membawa kebaikan untuk diri gw dan orang-orang di sekitar gw.

Karena pas masih kerja dan bertugas di Surabaya gw kurang bisa mengatur waktu, alhasil bagi waktu buat baca buku itu rasanya berat banget. Karena mumpung pas sudah resign punya lebih banyak, gw melampiaskan nafsu untuk beli banyak buku sekaligus.

Salah satu buku yang gw beli adalah Sukses Jadi Coach. Pertama kali liat bukunya langsung tertarik buat baca, berhubung pas beli gw baru aja pulang ikutan camp I Am Gifted sebagai coach. Program ini dibikin sama Adam Khoo Learning Technnology Group (AKLTG). Program ini berasal dari Singapore, namun sudah diselenggarakan di Indonesia selama belasan tahun.

Gw bersyukur banget bisa memanfaatkan opprortunity untuk bisa ikut program ini. Dari program ini gw jadi lebih ngeh soal istilah coaching. Yang masih bertanya apa itu coaching. Mari kita tanyakan ke kakak WIkipedia.
Coaching is training or development in which a person called a coach supports a learner in achieving a specific personal or professional goal.
Kalo yang gw pribadi maknai, coaching itu proses mendevelop seseorang menjadi lebih baik untuk tujuan yang baik pula. Untuk konteks campnya I Am Gifted, seorang coach menjadi role model-nya participants camp mengenai semua materi yang disampaikan oleh trainer. Materi yang dibahas lebih ke arah bagaimana menjadi super student yang mendorong pembelajaran yang lebih efektif dan penuh passion.

I Am Gifted: me & participants


Ini pengalaman pertama gw ikut camp itu dan langsung harus menangangi 6 anak yang diamanahkan orang tuanya selama 4 hari di program ini. Dengan berbagai harapan setelah program ini mereka menjadi siswa yang lebih baik. Gw akan cerita lebih banyak soal campnya di posting terpisah ya!

Sukses Jadi Coach Book Review

Oke. Kembali ke buku yang baru gw selesaikan. Penulis dari buku ini adalah Ibu Eileen Rachman yang merupakan pendiri Experd Consultant, adalah konsultan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), cocok lah nulis buku yang seperti ini, karena pada dasarnya kan proses coaching adalah untuk mendevelop SDM. Coaching dalam konteks ini lebih banyak membahas antara atasan dan anggota timnya.

Di awal-awal chapter, gw merasa kehilangan inti dari buku ini. Ekspektasi gw di awal, buku ini bakal bahas secara komprehensif mengenai seluk beluk coaching dan bagaimana menjadi coach yang sukses. Di awal chapter dan di kebanyakan chapter lebih membahas mengenai manajemen sebuah organisasi dan bagaimana menjadi pemimpin sebuah perusahan. Beberapa contoh yang diambil di buku ini lebih banyak ke perusahaan penjual produk dan bagaimana meningkatkan penjualan. Sepertinya penulis sering memberikan training ke jenis perusahaan seperti itu.

Meskipun seperti kehilangan arah di awal-awal chapter, tapi buku ini memberikan banyak referensi untuk buku bagus yang baru saja gw tambahkan ke akun Goodreads gw.

Why Coaching?

To be effective leader, you must be an effective coach
Mungkin kalian bertanya. Emang kenapa kalo coaching anggota tim di organisasi? Nambah kerjaan aja! Di dalam sebuah perusahaan, kita sama-sama sepakat bahwa manusia adalah asset terpenting sebuah perusahaan. Secanggih apapun mesin atau komputer, tidak bisa menggantikan kehadiran manusia. Karena yang kita hadapai adalah manusia yang mempunyai hati dan rasa, maka ketika mengelola manusia, juga harus menggunakan rasa dan melakukan pendekatan manusiawi secara sungguh-sungguh.

Pemimpin yang baik, meskipun bukan yang ahli dalam pengelolaan SDM, harus tetap dapat melakukan pendekatan yang baik terhadap manusianya. Memberikan komunikasi dan emotional bonding yang positif.

Di dalam mencapai tujuan suatu perusahaan/organisasi, tentu kita mengharapkan anggota tim kita terus bekerja secara produktif. Nah, kita sebagai pemimpin apakah sudah menghadirkan suasana produktif itu? Ibarat sebuah tanah untuk menanam benih. Jika tanah liat dan keras, apalabila ditanam benih paling hanya akan tumbuh sampai tunasnya saja. Berbeda dengan ketika kita menanam benih di tanah gembur. Pertumbuhannya pasti akan lebih baik. Dan ketika dikasih pupuk, tumbuhan itu akan semakin cepat dan menghasilkan buah yang terbaik. Begitu juga dengan suasana di perusahaan/organisasi.

Organisasi yang sehat adalah ketika individunya merasa bersemangat dan merasa emotionaly & spiritual happy dan feel proud berada di lingkungan itu.

Survey juga menyatakan 93% pentingnya coaching untuk mendevelop manusia di dalam sebuah organisasi. Ketika manusianya lebih baik, maka semakin baik juga implikasinya pada produktifitas perusahaan. Dengan begitu, empowerment perlu menjadi agenda penting dalaman membina anggota tim.

Sebagai coach, ibarat seperti superman. Pepatah mengatakan coach itu "They good, you care. They bad, you care. They fail, you are there."

Build Rapport

Build Rapport

Mulai di chapter 13, pembahasan mengenai coachingnya mulai berasa. Pas camp I Am Gifted. Gw pertama kali mengenal istilah Rapport. 
Rapport is a close and harmonious relationship in which the people or groups concerned understand each other's feelings or ideas and communicate well.
Itu pengertian dari Rapport menurut kakak Wikipedia. Intinya sih gimana caranya kita bisa mengenal lebih dalam seorang individu. Di camp dikasih trik untuk membangun rapport, bisa dimulai dengan obrolan kesamaan hobby. Hal ini memang langkah awal yang harus dilakukan untuk melakukan coaching.

Sebagai pemimpin, kitalah yang harus menyesuaikan frekuensi dengan anggota team. Kita harus terlebih dahulu menghilangkan ke aku-an dalam diri kita. Ibarat Ibu jari, ia harus yang mendekat ke kelingking untuk bisa saling bertemu, tidak bisa kelingking yang mendekat.

Langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan coahing ke anggota tim adalah kita harus pandai melakukan identifikasi talent, sebelum membukakan opportunity untuk membiarkan mereka tumbuh. Dengan berbagai kebutuhan ini, kita juga belajar mengasah interpersonal skill kita.

Tango

Coach bagai menari Tango

Di chapter 15 menganalogikan bahwa hubungan pemimpin dengan timnya harus bisa selaras seperti halnya pasangan yang sedang menari Tango. Untuk bisa selaras mengenai hal yang dilakukan, tentu harus dibarengin dengan komunikasi yang baik oleh atasannya. 

Di chapter ini, penulis juga mengungkapkan, pemimpin yang baik adalah yang down to earth. Di samping perannya yang strategis dan visioner, ia juga harus mampu melakukan akses ke grass root. Gw sih sepakat. Apalagi sekarang kita lihat banyak pemimpin daerah seperti Bu Risma, Pak Ahok, Pak Jokowi yang lebih menunjukan aksinya blusukan. Menurut gw itu bukan hanya semata-mata pencitraan, tapi membuktikan bahwa pemimpin daerah setinggi itupun bisa melakukan hal kaya gitu. Dimana sebelumnya jarang sekali kita menemui pemimpin daerah yang melakukan hal itu.

Parameter Kesuksesan Coach

Sukses Jadi Coach
Kita sering mendengar istilah seorang pemimpin bisa dikatakan berhasil apabila yang dipimpinnya juga sukses. Begitu juga dengan coaching. Jika yang dicoach bisa sukses, berarti kemungkinan besar apa yang kita upayakan berhasil.

Coach yang berhasil juga adalah yang menjadikan coachee nya bisa melakukan refleksi terhadap dirinya. Coachee menjadi terdorong untuk berubah tanpa merasa dirubah. Merasa dibimbing tanpa merasa digurui. Merasa tumbuh tanpa dikerdilkan.

Kata Pengantar dan Cetakan

Ini bukan buku pertamanya Bu Eileen, tapi saya baru pertama kali membaca bukunya. Tapi kata pengantar buku ini kurang begitu 'mengantar' pembaca barunya mengenai buku ini. Meskipun buku ini lebih ke manajemen, tapi pegemasan bukunya sangat anak muda dan kekinian.

Yang paling gw suka dari cetakan buku ini adalah keyword, quotes dan bagian penting diemphasis sangat jelas. Jadi kita ga khawatir kelewat inti sari dari tiap chapter yang ingin disampaikan penulis. Tapi sayang gw ga terlalu suka sama typography-nya. Menurut gw kekecilan untuk bagian utama tulisan dan subheading chapternya.

***

Dari pengalaman yang sudah gw alami di camp I Am Gifted dan hasil membaca buku ini, gw disadarkan kembali akan pentingnya empowerment anggota tim. Since gw akan punya banyak anggota tim, gw harus akan menerapkan mindset, melatih untuk menumbuhkan coaching culture mulai dari sekarang.

Siap menjadi coaching untuk anggota tim kamu? Yes!
Read More

Sunday, October 11, 2015

Belajar Mengenai Kehidupan dari 2 Youtube Channel Ini



Hari senin-jumat itu waktunya kerja, kadang sih kalo gw bisa kerja senin-minggu kalo lagi sibuk banget. Kalo lagi lumayan kosong, hari minggu biasanya gw manfaatkan untuk me time. Seringnya beresin baca buku pinjeman dan Youtube-an kalo ada internet kenceng.

Ada dua channel Youtube yang lagi gw suka kunjungi untuk belajar mengenai kehidupan.

The School Life

Banyak video yang membuka pikirian untuk berbagai pertanyaan dasar seperti "What is Philosophy for?""Why Some Countries Are Poor and Others Rich?" dan What's wrong with the media. Dari video-videnya, gw dapet berbagai informasi baru yang bersumber dari The Book of Life. Silahkan subscribe untuk dapet pelajaran hidup yang mungkin ga pernah dibahas di sekolah formal.

Kok Bisa?

Gw suka banget channelnya The School of Life dan cara pengemasannya lewat video. Harusnya ada konten lokal yang juga dikemasi semenarik itu. Dan ternyata ada! Gw baru inget kalo misalnya ada channel YouTube Kok Bisa, yang juga salah satu partnernya Layaria. Beberapa video yang menjawab pertanyaan mendasar seperti Mana Yang Duluan, Ayam Atau Telur? atau Kenapa Air Laut Rasanya Asin?.  Penggarapan videonya sangat serius, tapi kontennya dibawa santai, ga serius amat.

Sebenernya guru di sekolah bisa loh pake konten-konten dari mereka. Sehingga pembelajarannya jadi tidak terlalu monoton.

Ditulis di Jogja, pas lagi setengah kerja-setengah liburan.
Read More

Wednesday, July 22, 2015

Buat apa kuliah kalo hasilnya kaya gini nih!


Kuliah tuh buat apa sih? Menuntut ilmu! Semua orang pasti jawab gitu. Klise banget lah. Tapi.. buat rakyat miskin kaya gue, kuliah itu buat memperbaiki hidup. Kuliah biar dapet skill, terus bisa diterima kerja, dapet gaji agak gedean, biar bisa makan! Biar ga kaya Bapak gue yang tamatan SMP dan berakhir jadi tukang becak dan nyambi jadi tukang parkir. Mau makan terus dari recehan? Makan tuh receh!

Tujuan kuliah buat gue dan kebanyakan orang emang sedangkal itu. Terus kalo selesai kuliah ga dapet skill gimana? Ya ga kerja! Memang sih banyak yang beruntung tetep dapet kerja, tapi paling ya kerjanya ga nyambung sama apa yang dipelajari pas kuliah, kaya semacam sia-sia gitu ga sih.

Ya gpp sih gpp. Banyak orang berpendapat akan situasi itu bilang "Ya ga ada ruginya, kan di kuliah kita belajar hal yang lain seperti bersosialisasi misalnya". Ga kuliah juga bisa kali kaya gitu mah! Ngapain bayar tiap  semester untuk hanya bersosialisasi cantik.

Itulah kenapa orang kita tuh jarang punya expertise. Ya kuliahnya apa, ya kerjanya apa. Tapi kan Chairul Tanjung aja kuliah kedokteran akhirnya jadi pengusaha sukses dan jadi menko ekonomi? Berapa banyak sih yang bisa kaya gitu bro?

Gw sih yakin ya, lebih banyak orang yang pas lulus kuliah kelabakan bingung karena ga punya skill menonjol yang bisa dipake, karena ga dapet apa-apa pas kuliah.

Ya gimana ga mau dapet apa-apa. Jadwal mata kuliah ngoding yang seharusnya jadi yang paling utama, yang dateng cuma asisten dosen dan cuma disuruh ngetik kodingan di proyektor. Lah ngana pikir aja, di kelas gue itu ga semuanya pinter. Kalo disuruh kaya gitu mah kaga ngarti lah. Skill ngoding tuh kudu terlebih dahulu dipaparkan konsepnya, jadi ntu mahasiswa bisa ngarti.

Ditambah lagi mahasiswa karyawan yang sibuk kerja, ditambah bawaan lahir yang ga kebiasa untuk eksplore sesuatu. Udah deh lengkap, selesai kuliah IT kaga ngarti apa-apaan.

Buat Bapak/Ibu Dosen. Tanggung jawab Anda memang berat, saya mengerti Bapak/Ibu juga jelimet dengan urusan pribadi dan gaji yang nyaris ga mencukupi. Tapi kepedulian lebih kepada mahasiswanya bakal bikin generasi muda ga makan dari recehan terus. Ga usah muluk-muluk, ajarin mahasiswanya supaya bisa belajar sendiri, eksplor sendiri.

Buat orangtua, liatin deh anaknya. Bakat dan minat anak tuh diarahkan dari kecil. Jadi ga salah ngambil kuliah yang sia-sia. Itu tanggung jawab kalian juga! Dan pikir ulang utk maksain anak kudu masuk jurusan apa.

Buat lo Mahasiswa yang ngerasain kondisi kaya gitu, jangan cuma nerimo. Lo ga bakal dapet apa-apa kalo lo ga berusaha lebih buat masa depan lo. Yang bisa nolong cuma diri lo.

Buat mahasiswa yang kuliah di kampus berkualitas, lo beruntung punya semua akses itu, yang ga didapet sama rakyat miskin kaya gue. Semua fasilitas lo lengkap, jadi ga usah belagu untuk pake waktu lo cuma buat nongkrong-nongkrong ga jelas! Kalo lo ngerasa salah jurusan dan udah nanggung, go ahead dan cari expertise lo!

Buat mahasiswa yang dapet beasiswa di kampus yang bagus, bukan yang gagal dapet beasiswa kaya gue, seharusnya lo lebih ngerti gimana supaya ga mensia-siakan kesempatan ini. Go to extra miles, please! Inget kita miskin. Ikutan kegiatan diluar kelas, eksplorasi sampe lo nemu strength lo, pick your battle, build your expertise.

Buat gue, yang agak beruntung punya self-driven dan lebih eksploratif cuma menyayangkan aja kalo banyak temen gue yang ga dapet apa-apa pas kuliah.

Tapi tenang, gue ga mau cuma kritik doang ko. Gue akan mulai do something untuk usaha bikin ini semua lebih baik. Sesimpel ngasih tau ke temen gue untuk lebih eksploratif!

Ini kritik dan juga renungan buat gue sendiri ko!
Terima kasih
Read More

Sunday, April 5, 2015

Kuliah Nyasar: MBA ITB - Knowledge Management for Innovation


Hubungan Kibar dengan beberapa kampus terjalin sudah cukup lama sejak menjalankan program Google for Education. Salah satu kampus yang hubungannya terjaga hingga saat ini adalah ITB. Meskipun hingga saat ini sebetulnya secara keseluruhan ITB belum Gone Google tapi setidaknya SBM ITB sudah.

Dekorasi di ruang tunggu SBM ITB Jakarta, Googley pisa euy!
Hubungannya Kibar dengan ITB semakin terjalin intensif juga karena adanya kerjasama mata kuliah Tech Based Business yang terselenggara tiap hari jumat. Nah ternyata selain di Bandung, ITB juga kampusnya ada di Jakarta. Kampusnya lebih kecil dan lebih ekslusif gitu, kayanya dua kali lebih mahal deh kalo kuliah di sini. #eehh

Beberapa minggu sebelum saya berkunjung ke kampusnya, saya dicontact oleh salah satunya timnya MBA ITB Jakarta untuk minta dihubungkan dengan Googler yang bisa ngisi sebagai dosen tamu yang bisa menyampaikan mengenai UKM. Karena produk yang lagi hot di Google adalah Google Bisnisku, yang juga untuk UKM, maka yang paling cocok untuk ditawari ngisi adalah Mbak Mira Sumanti, selaku Product Marketing Manager SMB untuk Google Indonesia.

Jadi saya ceritanya nyasar ke sini untuk sebagai bridging aja antara ITB dan Mbak Miranya. Ga enak kan kalo sebagai connector kalo ga hadir. *padahal supaya ada alasan keluar kantor #ehh

Jadi sambil nunggu kelasnya dimulai, saya dan Mbak Mira nunggu di loungenya kampus. Wah ini sih sudah kaya restoran ala-ala, bukan kaya kantin kampus.


Jadi ini mata kuliah adalah Knowledge Management for Innovation, mahasiswanya adalah tingkat pertama S2 MBA yang 80% dari mereka adalah mahasiswa terusan dari S1 langsung, alias ga kerja ato cuti dulu. Tapi hampir semua dari mereka sudah running bisnis sendiri.

Sedikit cerita soal Mbak Miranya, dia itu lulusan The Hague University of Applied Sciences di Belanda. Mbak Mira ngambil program Bachelor  untuk European Studies. Selama kuliah pernah magang di Adidas sampai akhirnya full time setelah lulus. Sebelum pindah ke Google, jabatan terakhirnya adalah Global Digital Marketing Manager. Global men! Kebayang ga sih lo..

Mengawali kelasnya
Untuk mengawali kelasnya, Mbak Mira cerita soal pengalamannya selama di Belanda. Dan ngerasain bedanya waktu di sana dan di Indonesia. Beda banget kalo soal searching data UKM di internet terkadang ga akurat, sesimpel alamat, jam buka dan tutup. Nah makanya lewat project Google Bisnisku yang sedang dikerjakannya, Mbak Mira berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Mahaiswanya ga terlalu banyak, ideal banget untuk belajar
Dari keseluruhan kelasnya yang mengasyikan, setidaknya ada 3 point penting yang disampaikan oleh Mbak Mira. Yaitu soal customer knowledge, market knowledge & industry knowledge. Dari masing-masing point itu juga dijelaskan tools dari Google yang bisa dimanfaatkan. Yaitu Google Bisnisku, Google Trend dan Analytics.

Saya ikutan seneng juga ketika Mbak Mira mendemokan tools tersebut, mahasiswanya kaya amaze banget gitu!

Oh ya tambahan aja nih. Dari sosoknya yang humble dan smart ini, Mbak Mira juga seorang DJ yang jago. Wah balance deh antara kerjaan da hobinya.


Sampai jumpa di kuliah nyasar berikutnya!
Read More

Tech Based Business: Cerita Agate Studio!


Kalo seminggu sebelumnya saya di Bandung untuk ITB InMove, nah seminggu setelahnya (27 Maret) saya ke Bandung lagi untuk ikut kelasnya salah satu mata kuliah paling kece di ITB, yaitu Bisnis Berbasis Teknologi (Tech Based Business). Itu loh mata kuliah yang dibikin atas kerjasama ITB dengan Kibar.

Saya dari awal memang terlibat banyak dalam project ini, dimulai dari approach awal untuk pembuatan silabus hingga sampai proses sekarang dimana mereka sudah punya ide dan sedang membuat produknya.

Arief Widhiyasa, CEO Agate Studio


Jadi mata kuliah ini tentang apa sih? Mungkin dari judulnya kamu sudah bisa menebak. Intinya melalui mata kuliah ini, Kibar ingin mendorong anak-anak ITB yang keren-keren ini supaya bikin startup yang secara bersamaan solve masalah yang ada. Tentu ini sejalan dengan visinya ITB untuk menjadikan kampusnya sebagai entrepreneurs university.

Mata kuliah ini adalah mata kuliah pilihan yang bisa diikuti oleh semua mahasiswa ITB dari jurusan apapun. Mahasiswa yang sekarang ada yang berasal dari fakultas design, teknik dan manejemen. Bahkan ada yang dari jurusan kelautan juga!

Materi yang diberikan di mata kuliah ini mulai dari ideation, bisnis model, promotion hingga expansion plan untuk startupnya mereka. Dosen tetep untuk mata kuliah ini tentu saja Chief Executivenya Kibar, Yansen Kamto yang kemarin ceritanya masuk Hitam Putih bareng Putri Tanjung.

Karena materinya beragam, dimulai dari mindset hingga teknikal ke pengembangan produknya, maka mata kuliah ini sering undang dosen tamu. Nah minggu ini kebetulan yang menjadi dosen tamunya adalah dari Agate Studio.

Sesi pertama disampaikan mengenai prototyping di development game, meski begitu tips-trik yang disampaikan masih relevan dan dapat diterapkan untuk pengembangan aplikasi non-game. Yang menyampaikan sesi ini adalah Mas Zaki, salah satu producernya Agate Studio. Inti dari bahasan soal prototyping menurut saya adalah kalo mau bikin prototype harus cermat pilih fitur unggulan yang mau dibikin duluan.

Jangan cari saya! Saya yang foto soalnya :D

Sesinya kemudian dilanjutkan oleh Mas Arief. Sesinya seru banget sumpah. Asik banget denger cerita-ceritanya beliau saat pertama kali merintis Agate Studio bareng temen-temennya. Sampe cerita saat dia ditelfon TU ITB untuk lanjut kuliah ato engga.

Ceritanya mas Arief selalu menggunakan filosofi, yang which is bikin kita (saya pribadi) merasa mudah menerima maksud dari pesan yang ingin disampaikannya. Terus dia juga cerita soal pentingnya pendidikan/kuliah. "Jangan salah kaprah, saya tidak melanjutkan kuliah bukan karena saya malas belajar. Saya hanya tidak menggambil gelarnya. Nilai saya selalu bagus", begitu kata mas Arief.

Kadang kita suka salah kaprah memang soal tokoh sukses yang drop out. Media mainstream kadang suka mengkesankan bahwa drop out itu bisa sesukses tokoh itu. Yang lebih penting adalah kemauan utk tidak berhenti belajarnya yang musti ditiru. Meski ga di formal education, belajar terus menerus tetep suatu kewajiban!

Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat (pepatah Arab)

Saya sebagai yang minat terhadap edtechpreneur, seneng banget bisa dilibatkan dalam project ini. Mudah-mudahan lancar ya sampe akhir semester. Amin..
Read More

Saturday, April 4, 2015

Global Startup Youth Asean 2015: Futurising Asean Entrepreneurs


Bulan Maret selalu paling sibuk, saking so sibuknya ga ada satupun posting blog yang saya tulis di bulan itu, Seakan lupa sama berbagai resolusi menulis yang ditetapkan sendiri di awal tahun. Karena ini long weekend, saya coba tebus beberapa hutang posting yang seharusnya saya tulis di bulan Maret.

Banyak banget yang saya alami di bulan Maret. Saya mulai cerita dari keikutsertaan saya di Global Startup Youth 2015 kalo gitu.

Global Startup Youth (GSY) bisa dibilang acarnya mirip-mirip dengan startup weekend, semacam bootcamp untuk para hustler, hipster dan coder berkumpul untuk bikin sesuatu yang menyelesaikan masalah sekitar. Saya tahu kegiatan ini dari temen Google Student Ambassador saya yang emang tahun lalu pernah ikutan. Tapi sayangnya kegiatan tahun sekarang hanya dalam lingkup ASEAN.

Karena kebetulan di kantor terlibat beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan startup, saya pikir ga ada salahnya untuk coba apply. Harapannya bisa dapet ilmu baru soal startup, apalagi setingkat Regional. Akhirnya saya iseng apply!


Daftar melalui YouNoodle
Kegiatan GSY ini adalah salah satu programnya organisasi non-profit, StartupMalaysia.org. Pendaftaran untuk program ini agak berbeda, karena mereka bekerjasama dengan YouNoodle.com, sebuah platform kompetisi yang berhubungan dengan startup. Saya baru tahu kalo misalnya ada platform semacam itu. Menambah ilmu dan ide baru nih!


Deadliners organizer
Ternyata bukan hanya Indonesia yang suka ngerjain sesuatu mepet-mepet. Bahkan di regionalpun, hal itu masih terjadi. Pada saat pengumuman pertama kali, saya tidak mendapatkan email pemberitahuan apapun. Oh oke! Ga diterima berati. Belum rezeki. Tapi beberapa hari setelahnya saya dapet email bahwa saya berhasil lolos dari waiting list ke berapa. Pengumuman itu dikirim hari Minggu, padahal hari Rabu harus sudah berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia lokasi dimana kegiatan tersebut diselenggarakan.

Alhasil harus serba dadakan izin ngantor, finalisasi kerjaan sebelum pergi dan sampe dadakan pinjem uang ke orangtua buat uang saku ke sana. hehe

Karena serba dadakan kaya gitu, sempet dikomplain sama orang kantor karena lagi banyak kerjaan malah harus cuti ikutan acara ini.


Little bit messy
Sesi pitch awal

Entah karena ekspektasi saya yang terlalu tinggi terhadap kegiatan ini atau entah apa. Tapi saya merasa kalo kegiatan ini masih bisa dimaksimalkan. Venuenya terlalu sempit untuk 300an orang, saat harus pitching dan mencari tim yang cocok, bahkan sampai harus berdesak-desakan kaya di pasar malam.

Di sesi awal-awal, kita disuruh bikin kelompok. Kemudian disuruh voting ide. Yang paling banyak sticker akan masuk ke tahap selanjutnya. Nah diproses ini agak ga fair sih, soalnya beberapa kelompok jadi fokus ke stickernya, buka ke idenya.

Terus mungkin kedepannya ada semacam badge yang mencirikan minat tertentu. Misalnya minat peserta ke bidang pendidikan ada bagde warna apa gitu. Dan juga badge untuk mencirikan bahwa seseorang itu hustler, hipster atau coder.


Bagian dari Asean Entrepreneurship Summit
Tan Sri Dr. Mohd Irwan Serigar Abdullah

Nah ternyata Global Startup Youth kali ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan Asean Entrepreneurship Summit 2015 yang merupakan program dari kementrian keuangan Malaysia. Di hari kedua kegiatan GSY, perwaklian dari kementerian keuangannya hadir, yaitu Tan Sri Dr. Mohd Irwan Serigar Abdullah.

Beliau sangat berjiwa muda sekali dan terlihat sangat semangat menyambut para future leader dan future entrepreneur dari ASEAN. Saya jadi envy berharap kalo orang-orang dari pemerintahan Indonesia juga banyak yang bisa senafsu itu.


Kesimpulan
Temen satu tim di Asean Hub+

Secara keseluruhan acaranya boleh lah, apalagi saya dibayarin tiket pesawat dan hotel. Dapet uang saku pula. hehe Yang terpenting buat saya kalo acara yang kaya gini adalah networkignnya, dari acara ini akhirnya saya punya temen baru dari Myanmar, Kamboja dan Laos!
Read More

Sunday, February 15, 2015

Universitas Mercu Buana: Resmikan SIA Mobile, TA Online dan UMB Mail


Hari jumat kemarin (13 February 2015) adalah hari Jumat yang sibuk, ada berbagai hal yang harus dideliver dalam waktu yang bersamaan. Pertama di hari itu adalah pembukaan pendaftaran Innovative Academy 2.0 di UGM yang resmi dibuka pada salah satu kegiatan yang mengumpulkan anak UGM yang akan mengikuti Pekan Karya Ilmiah (PKM). Hingga jam 2 pagi saya harus tetap berada di depan komputer untuk koordinasi mengenai finalisasi poster dan website yang harus di-up. Hingga pagi haripun, koordinasi itu harus tetap dilakukan.

Kedua adalah mata kuliah Bisnis Berbasis Teknologi yang memang setiap hari jumat dilaksanakan di ITB. Jumat ini harus skip dulu ikut kelasnya karena harus menghadiri acara peresmian penggunakan Google Apps di Universitas Mercu Buana. Untuk yang ini sebetulnya tidak terlalu khawatir karena sudah didelegasi dengan baik kepada rekan jauh sebelumnya.

Hal yang ketiga tentu saja adalah acara kegiatan peresmian di Universitas Mercu Buana. Karena lokasi lumayan jauh dari kantor. Saya dan rekan merencanakan untuk pergi dari kantor sekitaran jam 6 pagi. Tapi karena baru saja tidur jam 3, maka ketika rekan saya sampai di kantor, saya masih tertidur lelap. Sial! Untung saja meski berangkat sekitaran jam 7, kami sampai tepat waktu di tujuan dan bahkan sempat untuk sarapan dulu.

Inilah beberapa hal yang menarik dari pengalaman menghadiri acara peresmian berbagai penerapan teknologi baru di kampus Universitas Mercu Buana.


Pertanyaan pertama rektor
Duduk di kursi empuk dengan jejeran petinggi univeristas mercu buana

Setelah bersalaman dan duduk di samping rekor, hal pertama yang ditanyakan rektor adalah "lulusan mana?" Entah kenapa harus pertanyaan itu yang dilontarkan. Setelah saya jawab "Saya masih kuliah pak di BSI", dengan sedikit ragu dan bingung saat pertama kali mikir harus jawab apa. Kemudian entah apa yang dipikirkannya soal jawaban dari saya. Kemudian saya balik tanya "Apa visi dari Mercu Buana ini, pak?", beliau menjawab dengan juga tidak begitu yakin, "Menekankan kepada mutu dan softskill, entrepreneur juga". Saya hanya response dengan "Oh begitu pak". Entah apa yang dipikirkannya sehingga harus menjawab pertanyaan saya dengan terlihat kurang begitu meyakinkan. Susana cair, saya semakin tenang karena keadaan sepertinya sudah seri. hehe


Belajar pake Jas
Keliatan caludih banget euy

Beberapa kali menghadiri acara persemian Google Apps for Education, saya biasanya hanya menggunakan kaos, atau paling bagus juga hanya menggunakan kemeja. Tapi ga tau kenapa kali ini pengen coba pake jas, sampe bela-belain minjem. Wah gpp deh jadi bahan bullyan di kantor karena pake jas seperti motivator yang dibayar puluhan juta per jamnya yang sering disindir saat berbincang dengan teman di kantor. Sebetulnya alasan yang lebih kuat untuk pake jas karena di acara kali ini saya benar-benar sendiri dan akan meresmikan langsung dengan rektornya. Saya kan emang rempong dan ga pedean, makanya coba berbagai hal untuk supaya at least meningkatkan pede. Jas berhasil sih bikin pede ga turun-turun amat, meski tetep nervous.


Terapkan Tugas Akhir Online
Pak Mujiono, Kepala IT UMB sedang memaparkan bagaimana TA Online bisa dijalankan

Universitas Mercu Buana (UMB) adalah salah satu kampus yang sangat kooperatif dalam hal kerjasama implementasi Google Apps ini. Kemudian bagian IT dan akademiknya juga bisa bekerja sama dengan baik yaitu dengan menerapkan bimbingan Tugas Akhir(TA) secara online mamnfaatkan Google Docs. Tidak usah terlalu sering bolak-balik ketemu sama dosen untuk hanya dicurat-coret. Cukup dengan Google Docs dan sistem komentar, maka hal tersebut menjadi mudah. Kampus Mercu mungkin menjadi salah satu yang menerapkan ini dengan serius di kampusnya.

Selain meresmikan penggunakan Google Apps dan TA Online, pada kegiatan hari ini juga diresmikan SIA Mobile, yaitu sebuah aplikasi sistem informasi akademik yang menggunakan apps native Android. Keren ga tuh?

Buku Pendiri Universitas Mercu Buana

Saat acara peresmian, saya dan rektor Universitas Mercu Buana bertukar cinderamata. Yang saya dapatkan adalah tempat minum, dasi yang dibranding dengan logo Universitas Mercu Buana. Serta buku mengeni pendiri Universitas Mercu Buana, yaitu Pak Probosutedjo - adiknya Pak Suharto - sebagai pendiri awal Universitas Mercu Buana. Saya tidak begitu tertarik membaca cerita dari dua tokoh pada buku tersebut, tapi lebih tertarik pada penulisnya yaitu Alberthiene Endah - salah satu penulis yang saya kagumi karena kepiawaiannya mengolah cerita tokoh ternama menjadi buku biografi yang penuh makna.

Sampai jumpa di kegiatan launching lainnya. Yang terdekat adalah Universitas Tarumanagara dan Esa Unggul

Berita di DailySocial
Read More

Sunday, February 8, 2015

Yes! The Power is in You..



Sejak pindah ke Jakarta, topik mengenai entrepreneurship dan teknologi (digabung menjadi digital stratup) adalah menjadi topik yang setiap hari saya dengar dan baca. Karena banyak banget tuntutan pekerjaan yang membuat saya harus mempelajari hal tersebut.

Kiprash dunia digital startup tidak hanya menjadi dunianya para pria, tapi kini juga wanita. Salah satu yang paling giat yang saya kenal adalah mbak Aulia Halimatussadiah (Ollie), salah satu iniator dari StartupLokal.

Jauh sebelum ini saya mengenalnya lewat nulisbuku.com. Saya juga sering denger namanya karena beberapa bidang yang juga saya minati, yaitu blog/kepenulisan, edukasi dan teknologi. Nah karena mbak Ollie baru saja rilis buku barunya, saya jadi penasaran untuk baca salah satu bukunya. Beberapa hal yang menarik dari buku ini.

Designnya kece
Bulan ini saya secara gak sengaja beli 3 buku ringan dengan design yang bagus. Buat saya sih ini salah satu faktor penting selain konten dari bukunya yang musti menarik. Seperti juga buku Beasiswa 5 Benua dan Khilafah.

Anak muda banget
Bahasa dalam buku sangat anak muda dan mudah dipahami. Ya cocok lah untuk segmentasi anak mudah/remaja yang memang menjadi fokusnya publisher gagas media. Dari segi konten sebetulnya tidak ada yang baru, tapi yang menjadi tantangan adalah bagaimana merealisasikan point-point tersebut. 

Work sheet
Pada setipa bagiannya ada semacam worksheet yang bisa dikerjakan. Metode seperti ini bagus supaya apa yang sudah dipelajari menjadi lebih diingat. Terakhir beli buku, worksheet yang seperti ini ada di buku Tuhan ini proposal hidupku. Saya sih ga ngerjain, tapi bikinna di Google Slide. hehee

5 Point Utama
Nah dibuku ini setidaknya dibahas 5 point utama, yang pertama yaitu Principle, membangun kebiasaan yang positif, mengambil tantangan dan mencari mentor. Kedua adalah On Track, menyusun schedule dan deadline, memfokuskan energi pada potensi maksimal. Selanjutnya adalah Work Smart, membiasakan rutinitas pagi dan bijaksana soal waktu. Keempat adalah Enthusiasm, bergabung dengan forum dan berbagi pengetahuan. Terakhir adalah Reliance, mencintai diri sendiri, menjadi individu yang positif dan memiliki serela humor.

Secara keseluruhan bukunya bagus dan positif. Meski memang tidak tterlalu banyak point baru tapi kita bisa mengambil inspirasi dari penulisnya. Saya rekomendasikan ini untuk dibaca oleh remaja Indonesia, supaya bisa menyadari potensi dirinya dan menghindari dari kegiatan yang hanya buang waktu, atau bahkan hanya menggalau. Buku ini cocok deh dihadiahkan untuk adik di rumah.
Read More
Designed By Seo Blogger Templates