Pada posting sebelumnya, gw bahas sebuah buku soal coaching di sebuah organisasi. Meski judul bukunya seperti itu, tapi muatan bukunya sebetulnya lebih banyak mengenai management secara general.
Kita kemarin sepakat bahwa manusia adalah asset terpenting bagi sebuah perusahaan. Dan kita perlu mengelolanya secara manusiawi, menggunakan hati dan rasa. Salah satunya dengan menumbuhkan budaya coaching.
Insight yang menarik yang gw dapatkan dari buku itu adalah mengenai learning. Learn is our responsbility! Untuk supaya organisasinya maju, manusianya juga kudu maju. Learner mental harus ditumbuhkan di dalam organisasi. Karena lingkungan yang pembelajar, sangat penting peranannya bagi kemajuan organisasi itu sendiri.
Ada istilah yang disebut dengan learning organization. Apa kata Wikipedia mengenai istilah ini?
A learning organization is the term given to a company that facilitates the learning of its members and continuously transforms itself. Learning organizations develop as a result of the pressures facing modern organizations and enables them to remain competitive in the business environment.
Setelah saya baca lebih lanjut di halaman Wikipedia, saya menemukan keterangan Peter Senge mengenai learning organization yang dirangkum dalam bukunya The Fifth Discipline. 5 disiplin itu diantaranya systems thinking, personal mastery, mental models, shared vision dan team learning.
Untuk mengembangkan budaya belajar di dalam organisasi kita, ide langkah konkrit yang menurut gw bisa dilakukan adalah membiasakan alokasi membaca buku di kantor, lalu membahasnya barengan. Ini pernah gw terapkan pas di kerjaan sebelumnya, ketika sedang bertugas di Surabaya. Waktu itu saya minta anggota tim gw untuk membaca artikel berbeda tiap orangnya yang berhubungan denga tech-startup, kemudian setiap sebelum bekerja kita bahas bareng, saling diskusi dan berbagi. Sayang belum bisa berjalan secara konsisten. Mudah-mudahan bisa diterapkan kembali di organisasi baru gw.
Coaching culture juga revelan untuk merujudkan hal tersebut. Karena kalo kita bisa belajar dari teman, dari rekan kerja, kita merasa lebih nyaman ketimbang misalnya kita belajar dari guru formal.
Sok ah, mulai konsisten menjadi life-long learner dimanapun kita berada!
No comments :
Post a Comment