Jadi inget zaman baheula ya? Sinetron yang sempat menjadi legenda di tahun '90 ini seakan memunculkan pertanyaan (mungkin) banyak orang mengenai pernikahan kami.
Apakah tidak terlalu dini untuk menikah?
Mhhh... jika bicara soal umur, mungkin Tisna menikah sedikit di bawah umur rata-rata pria menikah yang kebanyakan di kisaran umur 25-27. Pun begitu, tidak melanggar undang-undangan Republik Indonesia mengenai minimal usia pernikahan (perempuan minimal 16 tahun, laki-laki minimal 18 tahun). Untuk Rita, usia 22 tahun sangat cukup untuk menikah. Ukuran dini atau tidaknya memang parameternya tidak hanya dari umur, tapi juga parameter kesiapan yang lain. Misalnya kesanggupan memberikan nafkah.
Keputusan yang dibuat terburu-buru bisa berujung penyesalan loh!
Setuju! Segala keputusan penting memang harus dipikirkan dengan kepala dingin dan dipikir baik-baik. Untuk mengambil keputusan menikah, kita sudah melakukan perkenalan selama 7 tahun dan sudah kurang lebih 3 tahun sejak pertama kali kedua keluarga kumpul untuk merencanakan ini. Jadi Insha Allah ini bukan keputusan yang terburu-buru.
Pertanyaan lainnya
Kan shalatnya belum bener? Istiqomah barengan memperbaiki shalat lebih asyik ko. Kan belum selesai kuliahnya? 4 bulan setelah menikah kan bisa diselesaikan. Kan belum punya kantor sendiri? 6 bulan setelah menikah kan bisa. Kan belum punya rumah? 1 tahun setelah menikah kan bisa. Kan belum punya mobil atau S2? 2 tahun setelah menikah kan bisa.
Suatu pernikahan memang akan merubah banyak hal dari seorang pemuda/pemudi. Tapi Insha Allah lebih banyak perubahan positif daripada perubahan negatif. Pernikahan yang sakral tidak seharusnya menjadi penghalang untuk berbagai hal yang ingin kita capai dalam hidup. Justru harus dijadikan momentum untuk mengakselerasi hal itu.
Dalam kepercayaan kami, pernikahan adalah Sunnah dari Rasul Muhammad SAW. Dari suatu pernikahan, kita disempuranakan sebagian dari agama kita, ditinggikan derajat kita dan dilipat gandakan padahal dari setiap hal baik yang kita lakukan.
Jadi jika sudah siap, jangan cari pembenaran lain untuk menunda pernikahan! Mudah-mudahan pernikahan Rita & Sutisna menjadi pernikahan yang Sakinah, Mawadah, Warahmah (damai, tenang dan tentram). Amin.
No comments :
Post a Comment