Sejak semakin terkenalnya Pak Jokowi, kata-kata blusukan semakin populer. Pejabat pemerintahan yang dulunya hanya diberitakan kebobrokannya, kini rakyat diberikan pilihan untuk menyaksikan harapan untuk negerinya.
Pesta demokrasi tidak pernah separtisipatif tahun ini. Meski dari segi kuantitatif menurun, namun secara kualitatif ga bisa dipungkiri peningkatannya. Dari yang tadinya apatis menjadi lebih peduli, dari yang tadinya ga pernah milih, kali ini protes dan marah jika tidak bisa memilih.
Hingga sampai Pak Jokowi menjadi presiden, blusukan semakin melekat kepada beliau. Entah ini pencitraan atau murni kepedulian, ga masalah. Tapi ini tontonan baru yang positif. Tidak hanya untuk dirinya, sepertinya Pak Jokowi juga ingin memilih menteri-menteri yang tepat, atau setidaknya menteri yang bisa disuruh blusukan.
Ada setidaknya dua menteri yang begitu terasa blusukannya untuk saya, yaitu Bu Susi dan Pak Rudiantara.
Pak Menteri cukup terbuka dengan berbagai pertanyaan dan masukan, walaupun hal yang bukan tanggung jawabnya. Beliau bilang kalo "use me as your minister". Jika memberi masukan soal pendidkan, saya akan sampaikan ke Pak Anis. Soal perdagangan saya akan sampaikan ke Pak Rahmat Gobel, katanya.
Ada harapan loh jika dibandingkan dengan menteri sebelumnya. Menteri sebelumnya bahkan ga merasa perlu untuk bertemu dan berdiskusi dengan rakyat seperti kami.
Saya merasa beruntung bisa hadir dan menyimak secara langsung mengenai diskusi yang berjalan sangat singkat ini. Teman-teman yang diluar kota ikutan diskusi melalui Google Hangout.
Gimana ga gila? Lulusan SMP yang bisa punya bisnis pesawat terbang dan kini jadi menteri. Ngikutin ceritanya di TV selalu menarik. Caranya bekerja yang terus menggebu-gebu mustinya diikuti oleh pejabat yang lain. Dimulai dari moratorium hingga menenggelamkan kapal asing pencuri ikan membuatnya pantas menjadi menteri yang paling memberikan harapan.
Pesan Bu Susi untuk pemuda Indonesia yang disampaikannya saat program TV Mata Najwa di Aceh adalah mengurangi waktu 'ngopi' (minum kopi). Jika waktu yang dihabiskan untuk ngopi 3 jam sehari, kurangi. Gunakan 2 jamnya untuk lebih banyak bekerja!
Ada setidaknya dua menteri yang begitu terasa blusukannya untuk saya, yaitu Bu Susi dan Pak Rudiantara.
Pak Rudiantara: Use me as your minister!
Tanggal 22 Desember kemarin, Pak Rudiantara diundang ke kantor Google Indonesia untuk dapat berdiskusi dengan Digital Community (content creator, pelaku bisnis online dsb). Pak Rudiantara hadir untuk mendengarkan keluh kesah dari kami. Pertanyaan yang dilempar ke Pak Menteri tidak lain tidak bukan soal infrastruktur. Selalu soal itu! Pak Menteri mentargetkan pada tahun 2019 semua wilayah Indonesia secara geografis akan tercover oleh internet. Pak Menteri juga akan mendorong percepatan 4G di Indonesia.Pak Menteri cukup terbuka dengan berbagai pertanyaan dan masukan, walaupun hal yang bukan tanggung jawabnya. Beliau bilang kalo "use me as your minister". Jika memberi masukan soal pendidkan, saya akan sampaikan ke Pak Anis. Soal perdagangan saya akan sampaikan ke Pak Rahmat Gobel, katanya.
Ada harapan loh jika dibandingkan dengan menteri sebelumnya. Menteri sebelumnya bahkan ga merasa perlu untuk bertemu dan berdiskusi dengan rakyat seperti kami.
Saya merasa beruntung bisa hadir dan menyimak secara langsung mengenai diskusi yang berjalan sangat singkat ini. Teman-teman yang diluar kota ikutan diskusi melalui Google Hangout.
Bu Susi: Menteri Gila
Pesan Bu Susi untuk pemuda Indonesia yang disampaikannya saat program TV Mata Najwa di Aceh adalah mengurangi waktu 'ngopi' (minum kopi). Jika waktu yang dihabiskan untuk ngopi 3 jam sehari, kurangi. Gunakan 2 jamnya untuk lebih banyak bekerja!
Selamat bekerja dan berkarya Ibu/Bapak. Doakan saya bisa mengikuti semangat bekerja dan berkaryanya kalian. Amin.