Jangan heran kalo tiba-tiba saya nulis soal marketing atau ekonomi di blog ini. Emang jarang banget sih nulis soal itu, tapi bukan berarti tidak tertarik dengan topik tersebut. Bahkan sebetulnya saya tertarik dengan ekonomi syariah sejak beberapa kali mendengar pemaparan dari Pak Syafii Antonio.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, pasar muslim adalah yang sangat potensial. Kini jumlahnya mencapai 87% dari seluruh penduduk Indonesia. Center for Middle Class Consumer Studies (CMCS) bikin serangkaian research untuk mengamati pasar muslim di Indonesia. Berdasarkan hasil researchnya, selama 5 tahun terakhir pasar mengalami revolusi. Apa aja?
Bank syariah bertumbuh
foto: infobanknews.com |
Sejak dipelopori oleh Bank Muamalat pada tahun 1991, bank syariah di Indonesia terus mengalami perteumbuhan. Kini sudah ada 11 bank umum syariah (BUS), 23 bank syariah dalam bentuk unit usaha syariah (UUS), dan 160 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS).
Pertumbuhannya mencapai 40% tiap tahunnya, meski penetrasinya hanya baru mencapai 5% (total aset) dari total pasar pebankan.
Meski pertumbuhannya lumayan bagus, tapi menurut saya dari segi peningkatan kualitasnya masih perlu terus ditingkatkan. Sesimpel fasilitas internet banking yang masih jauh dari bank konvensional seperti BCA.
Hijab menjadi mainstream
Penutup kepala untuk wanita muslim adalah kampungan, sangat santri dan tidak modern. Tapi itu tidak terjadi lagi di 5 tahun belakang ini. Hijab menjadi sesuatu yang mainstream dan tidak dianggap aneh lagi. Kalo dulu di ajang nyanyi di televisi tidak pernah ada yang pake Hijab, sekarang sudah banyak dan bahkan menjadi juara. Ini menandakan bahwa wanita berhijab semakin diterima, artinya pasar busana muslimah menjadi pasar yang hot. Lihat saja banyak brand dengan segmentasi ini yang sukses bermunculan seperti Zoya misalnya.
Muslimah makin kinclong dengan kosmetik
foto: wardahbeauty.com |
Wardah adalah salah satu brand yang paling mendapatkan keuntungan akan perubahan trend ini. Sebuah penantian belasan tahun yang panjang! Wardah adalah salah satu brand yang juga turut mengedukasi pasar mengenai kosmetik halal ini.
Umrah menjadi lumrah
foto: ikhram.com |
Untuk beberapa kaum menengah muslim, berumrah mungkin menjadi sebuah rutinitas yang lumrah. Peningkatan aktivitas ini juga ditandai dengan semakin banyak travel agent untuk umroh dan bahkan sekarang sudah ada marketplacenya.
Hotel juga ada yang syariah
foto: kompas.com |
Semakin kaya, semakin ingin taat, termasuk dalam memilih hotel. Hotel syariah menjadi pilihan karena bisa lebih mendapatkan nuansa religius. Hotel syariah ini diminati ibu-ibu yang kita tahu menguasai 80% pengeluaran rumah tangga.
Budaya islam kian diminati
Coba kamu hitung secara sederhana dan bandingkan, berapa banyak film, novel, buku, musik atau pendakwah yang dibahas di TV dan media sosial pada 5 tahun yang lalu? Semakin sini semakin banyak film bernuansa islam. Sebut saja yang paling anyar, Assalamualikum Beijing dan 99 Cahya Eropa.
Kewirausahaan muslim
foto: startupbisnis.com |
Karena secara general virus entrepreneurship di Indonesia sedang meningkat, maka begitu juga dengan kelas menengah muslim. Driver dari hal ini adalah komunitas-komunitas kewirausahaan, salah satunya komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang sudah tersebar ke berbagai kota negeri ini. Komunitas ini juga sering membuat event tahunan yang disebut dengan Pesta Wirausaha.
Kian kaya, kian bersedekah
Berdasarkan survei dari Inventure tahun 2013 menunjukkan bahwa pengeluaran kelas menengah untuk zakat dan sumbangan mencapai 5,4% dari total pengeluaran bulanan, sebuah angka yang cukup besar. Menariknya 99% lebih mereka membayar zakat via electronic channel seperti ATM, debit, dll. Bagusnya emang begitu, makin kaya musti makin bersedekah.
Label halal menjadi rebutan
Jika dulu label halal tidak terlalu diperhatikan oleh konsumen muslim, kini justru berbeda. Label halal semakin menjadi pertimbangan untuk memutuskan membeli apapun. Ga heran banyak pengusaha restoran dan makan siap saji yang berbondong-bondong mendaftarkan produknya supaya bisa dilabeli halal.
Nah dari berbagai pertanda revolusi tersebut, kira-kira kita bisa masuk dan berbisnis dibidang yang mana ya?
Baca juga: 4 Jenis konsumen muslim. Kamu yang mana?
Bahan bacaan: Marketing to middle class muslim
No comments :
Post a Comment