Hari kamis (10/7) kemarin, saya dan beberapa teman-teman ex-Google Student Ambassador (GSA) 2013 berkumpul untuk iftar bareng, ditraktri sama Om Oscar yang lagi ulang tahun. Meskipun tidak semua puasa, tapi ini dijadikan ajang silturahim buat kita yang udah jarang ketemu. Acara kumpul-kumpul kaya gitu jadi hal yang langka, karena kesibukan masing-masing.
Setelah acara iftar bareng, saya mampir ke Gramedia. Dari awal saya emang punya rencana untuk mampir ke Gramedia, untuk beli beberapa buku dari list want to read di akun Goodreads saya. Buku utama yang mau saya beli sebetulnya Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin, tapi karena ini buku lumayan lama (2011), alhasil Gramed udah ga punya stok. Akhirnya saya memutuskan untuk beli Everyone Can Lead, buku pertamanya Pak Hasnul Suhaimi, CEO XL Axiata. Dan buku Muhammad sebagai Pedagang, karyanya Ippho Santosa & Tim Khalifa.
Awalnya galau untuk beli Muhammad sebagai Pedagang, karena itu ga ada di list saya sebetulnya. Tapi judulnya begitu menarik dan sinposis bagian belakangnya juga ciamik. Saya juga penasaran ingin tahu lebih banyak soal role Rasulllah SAW ketika menjadi pedagang.
Well, ini pendapat saya soal buku Muhammad sebagai Pedagang, setelah menamatkan membacanya selama 1 jam.
Pengantar yang bikin penasaran!
Buku ini dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu pengantar, 9 bab utama dan penutup. Pengantar buku ini kasih saya beberapa data mengenai kemunduran Islam hari ini. Membuat saya merenungi kembali dengan apa yang sudah lakukan dan apa yang bisa saya kontribusikan kepada umat.
Tidak hanya soal kemunduran, pada bagian pengantar ini juga memberikan harapan dengan munculnya banyak cendikiawan muslim di Indonesia yang menyeruak ke permukaan, seperti Syafii Antonio dan Habiburrahman El-Shirazy. Membaca pengantar yang disuguhkan, membuat saya semakin penasaran untuk meneruskan membaca.
9 Pelajaran, Teladan dan Kebaikan
Di awal bab, buku ini bahas soal otak kanan, khas beberapa buku Ippho sebelumnya. Lengkap dengan berbagai analogi dan hadist Nabi. Well, sedikit klise sih, tapi penting untuk menjadi pengingat memulai sesuatu dari kanan, dari visi dan misi, dari niat dan dari gambaran besar.
Bab selanjutnya berjudul "Setiap Orang adalah Pemimpin". Dalam buku The 100, Michael Hart menobatkan Nabi Muhammad sebagai figur paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Penulis buku berpendapat bahwa hal itu karena Nabi menerapkan metode sintesis dan duplikasi.
Maksudnya sintesis ialah bahwa Nabi menempatkan dirinya sebagai generalis. Beliau pernah menjadi penggembala, menjadi entrepreneur, pernah menjadi orang miskin dan pernah menjadi orang kaya. Pernah menjadi orang biasa, pernah pula menjadi nabi. Pernah menjadi panglima perang, pernah pula menjadi kepala negara.
Dua bab selanjutnya, lebih dalam membahas Nabi sebagai pedagang. Bagaimana beliau memulai berdagang sejak kecil dan kesuksesannya di usia yang muda. Buku ini juga menekankan bahwa nabi, istrinya, dan para sahabatnya adalah pribadi yang kaya secara materi. Ini mematahkan pemahaman negatif soal berkelimpahan harta.
Kejujuran adalah nilai yang harus diangkat setinggi-tingginya, terutama dalam berdagang. Bab selanjutnya mencoba menggambarkan bagaimana Nabi, yang dijuluki sebagai Al-Amin (terpercaya) sukses berbisnis hingga ke berbagai negara. Di beberapa bagian buku ini juga memaparkan case study kekinian soal membangun kepercayaan untuk sebuah usaha.
Buku Marketing yang Memarketingkan
Di akhir bagian buku ini, lebih banyak berbicara mengenai teori marketing yang dikorelasikan dengan nilai-nilai Islam dan teladan Rasul. Pintarnya, di buku ini banyak sekali disisipi dengan promosi buku Ippho Santosa sebelumnya seperti buku jadul Marketing with Love dan buku andalan 7 Keajaiban Rezeki.
Harganya agak sedikit mahal sih untuk buku 100 halaman. Buku ini juga disertai Compact Disc. Awalnya saya ga kepikiran kalo isinya adalah lagu-lagu religi dari group musik Andalus (masih punyanya Ippho). Not bad lah lagu-lagunya, saya suka lagu yang judulnya sama dengan judul buku ini.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, sebetulnya tidak terlalu sesuai dengan ekspektasi saya. Saya berharap dapat hal baru yang komprehensif sekali mengenai role Rasul sebagai pedagang, tapi ternyata dibahas kurang begitu mendalam. Wajar sih karena bukunya emang tipis!
Tidak begitu banyak nilai-nilai baru yang saya dapatkan. Tapi ini cukup menjadi pengingat untuk banyak hal. Selain banyak hadist yang disisipkan, dibeberapa bab juga dilengkapi dengan kutipan tokoh modern, membuat pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih kuat.
Menurut saya, penutupnya kurang klimaks. Terkesan buru-buru! Isinya hanya berupa list tips-tips yang biasanya diseminarkan oleh Ippho.
Buku ini cocok buat kamu yang ingin tahu soal Nabi Muhammad ketika berdagang dengan bahasan yang ringkas dan bahasa yang ringan.
Sumber foto sampul: bijakniaga.files.wordpress.com
No comments :
Post a Comment