Thursday, May 18, 2017

Google I/O 2017: A minute summary


Here are some very short summary about Google I/O 2017, which streamed last night. I also gave link to every important updates with relevant articles.
  • If we look back to the previous I/Os, main jargon on the keynote was "Mobile-first". Since it's never been enough to be the first, now Google moving from Mobile-first to AI (Artificial Intelegence)-first. In the products update, we found a lot of AI jargon. And all those Google's AI related are published on Google.ai
  • Google Lens. We can use our camera to give us information based on visual. It can recognized what is the name of building and where is it, using image.
  • A lot more product also has updates mostly on AI aspect. Like how Google Assistant and Google Home can understand our voice command better, more conversational with lesser error rate. And yes, Google Assistant now available on iOs. Beware, Siri!
  • On Google photos, we will have new sharing suggestion and sharing library that will make sharing a lot more easier. And using Photo Book, users in US can purchase printed photo directly from the app.
  • Youtube is also has interesting updates like Super Chat that enable creator to earn more money and more engage with the fans while doing live stream. Beside, it’s 360 video experience is also coming to large screen app.
  • With several updates from Android, one thing that i remember most is that now support Kotlin programming language. I don’t know specifically how it will affect the way developer build app, but it should be easier.
  • Android Go is a good news for it’s next billion users. This is the new version of ultra-low-budget Android device for emerging markets (Indonesia, India, Brazil), with much better storage and data saving optimization. I’m ready to buy, since my Android One (Android Go’s predecessor) already broken.
  • Google for Job is now avaliable in the US. Finally Google take care of it’s. Because I think searching jobs on the Google Search wasn’t very helpful right now.
  • Another update also come from Tango with it’s Visual Positioning Service (VPS) and Expedition with it’s new AR capability.

That’s it!
Read More

Friday, July 8, 2016

Move to Wordpress: new.sutisnamulyana.com

cdn.colorlib.com

I'm using Blogger for more than 3 years. I use Blogger because it can hosted on Google server and masking with my own domain. So i don't have to worry about space in my hosting. But for many years, theres no improvment on this platform. I understand why Blogger is not priority for Google, because they already have a lot of new exciting projects to do. So i decided to testing my blog on Wordpress since I already have experience using Wordpress for many projects.

Check my new blog here at: http://new.sutisnamulyana.com
Read More

Monday, July 4, 2016

Second Chance: for Your Money, Your Life and Our World


Beberapa bulan yang lalu, temen saya Gilang pernah ngasih tau mengenai Blinkist.com, sebuah web yang menyediakan summary dari buku nonfiksi. Dengan Blinkist, kita menjadi lebih cepat mengambil intisari dari buku yang ingin kita baca. Salah satu rangkuman dari buku yang saya baca adalah bukunya Robert T. Kiyosaki, yaitu Second Chance: for Your Money, Your Life and Our World dimana ia terkenal dengan sejak bukunya Rich Dad, Poor Dad yang rilis tahun 1998.

Bukunya terlalu powerful untuk tidak dibagikan, untuk tidak diikat melalui tulisan. Saya coba sadur dan terjemahkan sebiasanya saya. 

***

Kenapa gap antara si miskin dan si kaya begitu besar?

Kebanyakan orang masih berfikir bahwa jalan untuk menjad kaya adalah sekolah setinggi-tingginya, dapatkan pekerjaan bagus dan bekerja keraslah. Sebenarnya, bahkan sebuah pekerjaan dengan gaji tinggi sekalipun tidak akan membuatmu kaya. Karena sederhananya, sistem keuangan kita sekarang tidak diciptakan untuk membuat kita kaya dengan cara seperti itu. Hanya ada satu cara yang akan benar-benar membuat kita kaya: dengan memiliki dan mengembangkan aset.


Sistem ekonomi sekarang berdasarkan inflasi

Peribahasa “Yang miskin makin miskin dan yang kaya makin kaya”, seperti memang ada benarnya. Untuk masyarakat biasa, sistem inflasi merampas kesejahteraan dari mereka. Karena sederhananya inflasi adalah proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Artinya uang yang kita usahakan dengan keras, perlahan nilainya semakin berkurang.

Untuk cari tahu lebih lanjut mengenai Inflasi cek artikel di Wikipedia ini.

Kebanyakan orang tidak mendapatkan pendidikan yang layak mengenai keuangan

Presepsi orang mengenai menjadi sejahtera tentu berbeda-beda. Namun satu yang pasti, semua orang ingin sejahtera. Tapi sayangnya sekolah justru mengajarkan orang-orang untuk menjadi miskin. Pendidikan modern didesain untuk menjadi orang-orang menjadi pekerja, pembayar pajak dan konsumen. Beberapa orang berfikir bahwa solusi untuk kemiskinan adalah pendidikan yang lebih baik: jika kamu belajar lebih giat, kamu akan mendapatkan pekerjaan yang baik dan menghasilkan lebih banyak. Sekolah tidak mengajarkan siswanya untuk membuat uang di dunia ini - sekolah juga tidak menyediakan  pendidkan mengenai keuangan. Karena kurangnya pendidikan ini juga yang menyebabkan kebanyakan orang salah arti mengenai uang dan kesejahteraan. Kebanyakan orang berfikir bahwa orang yang sejahtera itu jahat dan membuat orang lain miskin. Mungkin ada benarnya juga, tapi tidak selalu seperti itu. Ada juga orang yang menjadi kaya karena dia berbuat banyak kebaikan.


Kamu tidak akan menjadi kaya tanpa pengetahuan soal finansial

Ketika orang-orang mengatakan kamu harus berpendidikan dan sejahtera, biasanya artinya mereka menyuruhmu menempuh pendidikan di universitas. Yang sebetulnya kamu butuhkan adalah pendidikan finansial.

Sekolah tidak mengajarkan pendidikan finansial karena itu terlalu powerful. Pendidikan finansial artinya pendidikan yang keluar dari pengetahuan tradisional dan mendapatkan pengetahuan baru yang dibutuhkan untuk membuat lebih banyak assets - ini memiliki power untuk menjadikan kamu sejahtera. Waktu dulu, budak tidak diperbolehkan untuk membaca dan menulis, karena itu terlalu powerful untuk menyaingi pemilik budak. Sekarang, kebanyakan orang dihindarkan dari pemahaman pendidikan finansial untuk alasan yang sama.

Sejahtera yang sebenarnya bukan mendapatkan uang yang banyak - itu adalah pemahaman yang salah lagi. Menjadi sejahtera adalah memiliki assets yang memberikan kita uang tanpa kamu harus bekerja untuknya. Kamu membutuhkan pendidikan bagaimana untuk bisa membuat assets.

Jika kamu membeli sebuah rumah tua, lalu memperbaikinya dan menyewakannya, kamu berarti memiliki assets. Kamu akan mendapatkan uang dari yang menyewa rumahmu tanpa harus bekerja untuk itu.

Orang-orang yang belum pernah mendapatkan pendidikan finansial hanya tau pemasukan dan pengeluaran. Makanya banyak yang salah pamahaman soal assets.


Analisa kondisi finansial kita, lalu mulailah membangun assets

Mungkin kamu berfikir bahwa untuk tahu apakah seseorang itu kaya atau miskin itu mudah, tapi sebetulnya tidak semudah yang kamu pikirkan. Kamu bisa saja tetap miskin meski hidup di rumah yang bagus dan mengendarai mobil mewah.

Jika kamu ingin mengubah kondisi keuanganmu, yang harus kamu lakukan adalah mengetahui bagimana kondisi keuangan kamu. Kamu membutuhkan income statement, dimana kamu menuliskan pemasukan dan pengeluaran, dan balance sheet dimana kamu dapat memantau assets dan liabilitas.

Cara terbaik untuk merencanakan masa depan adalah memilih antara 4 class assets, yaitu bisnis, real estate, paper dan komoditi. Pilih salah satu dimana kamu sangat tertarik - karena akan berbeda ketika kamu melakukan sesuatu yang kamu minati.

Setelah melakukan analisa kondisi finansial kamu, waktunya untuk kamu fokus dalam mengakusisi assets baru - meskipun kamu belum tahu bagaimana caranya!

Mengakusisi assets adalah langkah pertama, untuk masa depan kamu yang lebih sejahtera!


Pilih masa depan yang kamu inginkan - lalu perjuangkanlah!

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mendapatkan gelar akademik tidak serta merta membuat kamu sejahtera. Pendidikan finansial adalah kunci untuk sukses, tapi darimana kita bisa mulai belajar?

Pertama, kamu harus mencari tahu masa depan seperti apa yang kami inginkan. Ingatlah bahwa menjadi sejahtera bukan hal yang terpenting di dalam hidup. Beberapa orang lebih menikmati bekerja jam sembilan pagi hingga jam lima sore untuk seumur hidupnya daripada mendapatkan karir cemerlang.

Jika kamu ingin hidup lebih sejahtera, bagaimanapun, bekerja jam sembilan pagi hingga jam lima tidak akan membuatmu mencapai itu. Jadi, mulai pikrikan mengenai masa depan yang cocok untuk kamu dan perjuangkanlah.

Dan kamu tidak bisa sukses di bisnis yang besar atau berinvestasi secara professional tanpa pendidikan yang tepat mengenai hal itu. Kamu membutuhkan kemampuan sebagai seorang entepreneur.

Salah satu kunci pembeda antara entepreneur dan mereka yang self-employed adalah bahwa entepreneur itu generalis. Artinya mereka tahu banyak hal meskipun sedikit-sedikit. Untuk mengerjakan hal yang spesifik, enteprenerus sebaiknya hire spesialis.  Karena ketika memulai bisnis, mereka bertanggung jawab pada setiap bagian: mulai dari mengembangkan produk hingga memimpin tim.

Bekerjasamalah dibandingkan berkompetisi. Mental kebanyakan karyawan membuat seseorang berpikir mereka harus berkompetisi dengan rekan kerjanya untuk menjadi unggul, itu bukan mindset yang kita inginkan di dalam tim kita. Entepereneur yang baik tahu bagaimana menuntun timnya untuk sukses.


Pelajari kemampuan berfikir yang dapat langsung diprakterkan melalui pengalaman dan berlatih

Salah satu perbedaan terbesar antara si kaya dan si miskin adalah intelektulitasnya, tapi bukan intelektual yang diukur di sekolah formal. Kamu mungkin mengukur intelektual seseorang di sekolah jika mempunyai ingatan yang bagus dan menulis dengan cepat, tapi pada kenyataannya, justru bukan kemampuan seperti itu yang bisa membuatmu sukses.

Untuk entepreneur, intelektual adalah mengenai menghadapi resiko, belajar dari kesalahan dan tetap semangat. Entepreneur membangun bisnisnya dari bawah menggunakan kemampuan praktikal yang lebih penting ketimbang mengingat siapa presiden Amerika ke 36.

Jadi, bagaiaman mengakusisi skill tersebut? Kamu bisa belajar dari coach atau teman, atau dengan mengambil kursus dari ahli. Lalu gunakan skill yang kamu dapatkan dengan memperaktekannya.

Karena itulah, kita akan belajar jika kita melakukanya - dengan pengalamanlah semuanya akan berada di memori kita, buka informasi yang kita ingat untuk ujian tertulis. Dan dengan memparktekannya dengan sering, mungkin saja kita melakukan kesalahan, kesalahan yang tidak akan kita ulangi. Terima kasih untuk pengalaman yang buruk. Di sekolah, kita dihukum untuk kesalahan kita; kemudian kita berfikir seseorang yang mendapatkan hukuman itu adalah hanya orang-orang bodoh. Nyatanya, mungkin bisa saja sebaliknya.

Jangan takut akan hutang - ambilah untuk membuat assets!

Kebanyakan orang mungkin befikir untuk menghindari hutang. Bekerja keras, dan jauhi hutang dan kamu akan baik-baik saja. Tapi untuk entepreneur, hutang akan menjadi teman baru.

Berhutang bisa menjadi alat yang powerful yang berpengaruh. Kebanyakan orang berasumsi bahwa jika mereka bekerja keras, mereka akan menghasilkan uang lebih banyak dan menjadi kaya. Faktanya, justru bisa terjadi sebaliknya: mereka harus membayar pajak lebih tinggi dan menghasilkan lebih sedikit.

Jika kamu ingin lebih sejahtera, carilah cara untuk mendapatkan lebih dengan sedikit. Pernah berfikir bagaimana musisi yang bernyayi live menjadi menjual CDs? Mereka menjual lebih banyak musiknya dengan melakukan lebih sedikit pekerjaan.

Hutang bisa membantumu dengan cara yang mirip. Di dunia finansial, itu bisa sangat powerful karena dapat membuatmu melakukan hal tanpa kamu harus menabungnya terlebih dahulu.

Jadi, ambilah hutang untuk membuat assets untuk dirimu. Pemikiran tradisional mungkin befikir kamu harus bekerja keras, kumpulkan uang dan beli assets tanpa pinjaman, tapi kadang tidak semudah itu. Kebanyakan orang tidak bisa menyimpan cukup uang untuk membeli assets berharga - akan lebih make sense untuk mewujudkannya dengan mengambil pinjaman.

Ringkasan final

Sistem moneter sekarang memaksa working-class untuk sulit mendapatkan kesejahteraan, dan sistem pendidikan membuat mereka tidak bisa menghentikan apa yang terjadi. Jika kamu ingin lebih sejahtera, cari tahu apa assets class yang sesuai untuk kamu. Lalu lakukan riset bagaimana untuk mengakusisi assets dengan mengambil hutang. Stir dirimu melalui masa depan yang kamu inginkan.

Actionable advice


Mulailah membaca publikasi yang berhubungan dengan finansial seperti Wall Street Journal dan pelajari istilah yang tidak kamu tahu. Jika kamu mempelajari 2 kata tiap hari, kamu akan belajar 60 kata dalam satu bulan!

Bonus

Viddeo wawancara Robert T Kiyosaki di Oprah Show



Image: theempowermag.com
Read More

Wednesday, June 15, 2016

Indonesia is The Next China, a Speech from Man of Ideas


Sejak Leap Up membantu project revamp website barunya Marketeers.com, tiap bulan saya berkesmepatan untuk membaca majalah Marketeers. Edisi Juni 2016 ini, topik utama yang dibahas adalah mengenai China 2.0, soal bagaimana perusahaan dari Tiongkok melakukan transformasi dari yang sebelumnya terkenal dengan harganya yang murah dan kualitas murahan, yang kini menjadi perusahaan yang harga terjangkau namun dengan kualitas bersaing.

Selain temanya sangat menarik, yang paling menarik buat saya adalah bagian rangkuman speech Pak Mochtar Riady di Jakarta Marketing Week bulan lalu. Saking sukanya, saya berkali-kali baca bagian itu. Karena suka, saya ingin menyalinnnya di sini, sehingga sewaktu-waktu bisa saya baca kembali dan pembaca Blog saya juga bisa membacanya. Speechnya sangat inisghtful dan positif! Silahkan disimak.

Indonesia is The Next China

Mochtar Riady, born Li Wenzheng, turns 87 in May this year. He is the founder of the Lippo Group, one of Indonesia's most powerful conglomerates. Born and raise in the Indonesian city of Batu, Malang, in a family from East China's Fujian province, he received his higher education from the erstwhile National Central university located in Nanjing, China in the 1940s. He moved to Jakarta in 1954 to pursue his dream of becoming a banker.

Mochtar Riady turned BCA from a small bank to the largest private bank in the country today, and later built his own, smaller private bank, Bank Perniagaan Indonesia which was merged with another bank to form Bank Lippo (in 2008, Bank Lippo merged with CIMB Niaga, and are known as PT CIMBN Niaga Tbk.). Many consuder him not as just a banker, but the best banker of his generation in Southeast Asia.

However, Lippo is now better known for its real estate investments than for banking. The group has even launched an e-commerce platform called MatahariMall.com that aims to be the number one online commerce portal in Indonesia.

This year, coming sixth on Forbes's Indonesia richest list with a fortune of $ 2.1 billion, he introduced an autobiography titled "Man of Idead" (Manusia Ide). The 336 page book chronicles Mochtar's early days, documenting how he began his business from scratch and crossed generations, industries, nations and cultures, armed only with ideas.

Mochtar Riady recently attended a celebration ceommermorating the 26th anniversary of Markplus,Inc, and gave a warm speech talking about the relationship between China dan Indonesia. Here is an excerpt from his speech, written by Saviq Bachdar from Marketeers.

***

The relations between Indonesia and China have been ongoing for centuries and keep growing year after year. China has also been one of Indonesia's key major trading partners in recent years, serving as the country's largest export-import market.

Before we talk more about it, I would like to describe the whole situation today. We are facing three major changes. First, since January 2016, Indonesia is facing extensive regional integration in the form of ASEAN Economy Community (AEC), followed by the Trans-Pacific Partnership Agreement (TPP), which would help the country attract greater foreign investment to its shores and move away from nationalist economic policies.

It means that the world today is set to face the free 'competition' economy over the next few yers. The competition would allow a large numbers of produces to compete with each other to satisfy the wants and needs of a large number of consumers.

And the Second, we would enter the services-oriented economy in the next few years. Most of us will work with information rather than producing good. As we can see, the service economy sector has cast a tremendous impact on the US economy nowdays.

To leverage both of these situations, we must depend on Information Technology (IT). And it creatoes a new era callled digital economy, an economic system that is based on digital computing technologies.

If we talking about free competiton, we are talking about the comparison of production cost among countries. We know that the U.S, followong the Second World War and starting 1947, begang rapid invention on IT solutions, such as micro integration or electronic components.

Electronics is generally divided into two categories. One is analog an the other is digital. A telecommunication technology is reffered to as a example of analog technology. Meanwhile, all kinds of everyday electronic items that we use work using digital technology, such as computer. Now, computer and telecommunication can be combined into one, and that's the internet.

Thus, today, the US has transformed into an information society. In 1971, when I was in the US, I read Alvin Toffler's book, The Third Wave, and found it mesmerizing. Three years later, Alvin wrote another book titled Future Shock. One year later, an American author in the area of futures studies, John Naisitt, for the first time, released his book Megatrends. After that, Professor Peter Ducker wrote Post-Capitalist-Society.



Drawing from the concepts in these four books, we could conclude that the US had successed to move their economy from nothern states to the southern states. From Detroit to Sillicon Valley. Today, property price in Sillicon Valley is much higher than that of in New York. This is what acctually happened in the US.

"Indonesia could learn a lot from China when it comes to managing human resources and developing infrastructure"

As the US turned into an information society, the middle class in the country flourished, and the American wages began to increas. Therefore, the labor-intensive industries in the US began moving to the developing countries. During the time, Germany and Japan did the same.

These two countries, also metamorphosed into information societies, thereby having to move their labor industries out to other developing countries. The US companies went overseas to make product and component ship back to the US. They say that moving to cheap-labor-countries like Mexico, India and Indonesia has enabled the US industry to regain its world standing.

In the east. Four Asian Tigers, South Korea, Taiwan, Hong Kong, and Singapore moved out their labour industries to china and South East Asia, including Indonesia. We transformed ourselves from a traditional agricultural society to a modern industrial one. China today has already progressed from an agricultural society to an information society.

While we are talking about China, I remember in 1990, I was invited by the China goverment to visit Beijing. At that time, Beijing did not have a good infrastructure. Everything was so basic. Today, Beijing stands as the dazzling modern city and seat of power of one of the world's strongest economies.

At that time, I Also visited Shanghai with Mr. Sukamdani Sahid Gitosardjono (founder od Sahid Group), staying at a five-star Peace Hotel. What happened was we had to wait for almost four hours only to check in. When entered the hotel room, I found a lot of rats. I was surprised to see how the rats even got in there. That was what really happened in China 25 years ago.

Why did China build its country from Beiking, and not Shanghai? Beijing people are people if the past. What modern day Beijing today is was an ancient city called Yanjing. A decade ago, the population of Beijing was only 20.000. Most of them were fishermen. Beijing was like a white paper. It was easy for everybody to write a new story.

Here, we can understand that in order to build an ecnomy that involves 1.3 billion people, it can begin from small thing. Beijing is clearly undergoing massive transformation right now, from infrastrcuture, urban development economoy, to labor industry.

Indonesia could learn a lot from China when it comes to managing human resources and developing infrastructure. I believe, under President Mr. Joko Widodo's master plan, over the next ten years, we will experiences growth rate of 10% in GDP.

In the erly 2000s, China overtook the US as the world's largest receipient of foreign capital. This was what we called China's Great Victory. Today, I would like to say, ten years later, it will be time for Indonesia's Great Victory.




In the next ten years, either US President or China President, if they would like to talk about the world economy and world affairs, I can definetly say that President of Indonesia will be invited for the discussion.

***

War biasa! War apa war apa? War biasa!
Disalin dari Majalah Marketeers edisi Juni 2016 (China 2.0: Our Turn to Copycat Them?). Like Marketeers di Facebook.

Cover photo dari Marketeers.com

Read More

Saturday, May 28, 2016

The Wisdom and Teaching of Stephen R. Covey


I have just finished a book today. It's "The Wisdom and Teaching of Stephen R. Covey" which I bought for only IDR 70k at Big Bad Wolf Book Sales.

This book contains the cyrstallized wisdom of one of the great teachers of our time, Dr. Stephen R. Covey. Compiled from various books and articles. Arranged under the decisive principles of life such as intergrity, life balance, vision, love, leadership and so on.

Too many great wisdom I got today from this book. These are my favorites:

"The key is not prioririze what's on your schedule, but to schedule your priorities"

"Happines, like unhapiness, is a proactive choice"

"The key of life is not accumulation. It's contribution"

"The greatest risk is the risk of riskless living"

"People are working harder than ever, but because they lack clarity and vision, they aren't getting very far"

"Seek first to understand. Then to be understood"

"In the Industrial Age, leadership was a position. In the Knowledge Age, leadership is a choice"

"If you want to be trusted, be thrustworthy"

#book #leadership #stephenrcovey #sebarkansemangatmembaca #metagraf

Cross-posted with my instagram account @sutisnamulyana
Read More

Monday, May 23, 2016

Eksistensi Rossa adalah mengenai menghargai orang lain


Hari ini bisa dibilang puncaknya berbagai rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Sumedang ke-438. Karena Sumedang kedatangan Putri daerah kebangaanya, Teh Oca (Rossa) yang bukan hanya telah menjadi milik Sumedang tapi juga milik Indonesia.
Pencapaian yang telah dilakukan oleh Teh Oca adalah akumulasi dari pengalaman dan kegagagalannya. Album pertama yang berjudul Untuk Sahabatku yang rilis tahun 1988 saat masih umur 10 tahun gagal mendapatkan perhatian dari khalyak. Jika waktu itu Teh Oca dan keluarga menyerah dan tidak mencoba lagi, mungkin kita tidak akan pernah mendengar lagu-lagu hitsnya sekarang. Kegagalan selalu ada untuk kita lewati menuju kesuksesan!
Teh Oca yang lahir di Sumedang pada Oktober 1978 ini adalah gadis daerah biasa yang mempunyai mimpi akan pencapaian terbaiknya sebagai penyanyi. Bedanya, ia  memperjuangkan yang terbaik hingga menjadi penyanyi tersohor hingga negeri Jiran.
Meski sempat bertemu di beberapa kesempatan, namun ini adalah kali pertamanya saya nonton teh Oca menyanyi secara langsung. Semua orang pasti gampang suka sama Teh Oca, meski ga kenal secara pribadi, tapi auranya cukup menjelaskan bahwa ia adalah pribadi yang luar biasa positif. Di sela-selanya bernanyi, Teh Oca berpesan bahwa kunci dari kesuksesannya adalah menghargai orang lain.  Saya rasa itu benar, eksistensi yang didapatkan Teh Oca sejauh ini bukan hanya soal keberuntungannya atau kemampunannya dalam bernyanyi saja tapi justru karena attitude/sikapnya lah yang membuatnya semakin dicintai.  Jika bicara kemampuan, saya yakin banyak penyanyi Indonesia lain yang lebih jago dari pada Teh Oca.
Mudah-mudahan pulangnya Teh Oca hari ini bukan hanya sekedar nyanyian merdunya saja yang kita nikmati, tapi juga makna yang bisa kita resapi untuk berbagai mimpi, pencapaian dan kontribusi yang ingin kita lakukan untuk dunia.
Cross-posted di Sumedang Creative
Photo credit: trinityproduction.com
Read More

Sunday, May 22, 2016

Sesi Pilihan Google I/O 2016: Yang Terbaru dari Web Technologies


Semaleman kemarin saya begadang sampe kurang lebih jam 3an. Bukan karena keasyikan ngoding, tapi karena betah explore berbagai video dari sesi Google I/O 2016, terutama yang berhubungan dengan web technologies.

Dengan melihat lagi berbagai update dari perkembangan web, saya seperti menemukan semangat dan kebanggan saya sebagai web developer. hehe Jadi inget zaman-zaman dulu ketika sangat rajin beresperimen dan eksplor. Rasanya pengen kembali rajin karena udah lumayan ketinggalan jauh.

Beberapa highlight teknologi terbaru yang menurut saya penting diikuti:

1. The Physical Web

Dilihat dari definisi di webnya, "The Physical Web is an open approach to enable quick and seamless interactions with physical objects and locations". Teknologi ini menggunakan Bluetooth Low Energy (BLE) beacon dengan format standar yang dibuat Google, yaitu Eddystone.

Intinya dengan teknologi Physical Web ini, suatu lokasi atau benda dapat mengirimkan broadcast URL ke device terdekatnya sesuai dengan konteks yang diinginkan. Analoginya seperti ini, misalnya kita datang ke museum dan melihat suatu benda yang menurut kamu menarik, kamu ingin sekali mengetahui lebih lanjut mengenai benda tersebut. Dengan Physical Web, beacon akan mengirimkan (broadcast) URL spesifik untuk benda yang ada di dekat kamu. Kamu harus cek lengkapnya di video berikut dan lihat berbagai contoh pemanfaatan teknologi ini in real world.


2. Mobile Web

Dengan berbagai gempuran mobile apps, justru mobile web semakin memiliki masa depan cerah. Sesi The Mobile Web: State of the Union yang disampaikan oleh Rahul Roy-chowdhury, VP Product Management, Chrome bikin saya "loncat-loncat" excited betapada dia meyakinkan soal masa depan kemudahan mobile web. Di sesinya ini, Rahul menjelasakan mengenai Accelerated Mobile Pages (AMP) dan Progressive Web Apps.

Accelerated Mobile Pages (AMP) adalah open source project yang melibatkan banyak sekali publisher dunia yang berupaya untuk menyediakan konten dengan lebih cepat. Mungkin kamu sering menemui card yang muncul di Google ketika mengaksesnya di mobile, nah itu salah satu dari output AMP.



"Progressive Web Applications take advantage of new technologies to bring the best of mobile sites and native applications to users. They're reliable, fast, and engaging". Sedangkan Progressive Web Applications adalah era baru mobile web yang memiliki fitur dan memberikan experience seperti native app, seperti offline, fast loading, push notification, add to home screen icon dsb.

Salah satu contoh dari Progressive Web Application adalah web nya Google I/O itu sendiri yang dibahas di sesi Building the Google I/O Web App: Launching a Progressive Web App on Google.com dengan sangat passionate oleh Eric Bidlman, salah satu developer idola saya dari zaman baheula.

Selain web Google I/O 2016, contoh dari implementasi Progressive Web App adalah The New York Times dan ada karya anak bangsa yaitu Jalan Tikus yang difeatured di Google I/O.  

3. Real Time Database (Firebase)

Salah satu teknologi yang digunakan di webnya Google I/O adalah realtime database menggunakan Firebase. Ini adlaah teknologi pendukung yang cocok untuk pengimplementasian Progressive Web App, jadi perlu untuk dicoba dan dipelajari. Firebase juga seolah menjadi primadona di Google I/O kali ini karena salah satu produk yang memiliki significant major updates seperti adanya integrasi dengan Admob untuk monetisasi dan disediakannya fitur analytics spesific untuk Firebase.

Tal Oppenheimer

Selain 3 teknologi itu, sesi yang menurut saya penting untuk ditonton juga adalah Building for billions on the web. Kamu bakal dapet banyak insight soal perkembangan web technologies. Meski intinya memang kebanyakan teknologi yang sudah saya sebutkan diatas.

Sesi bonusnya adalah Learning to speak Designer. Sejak Google memiliki divisi Design dan punya Material Design System, penting untuk developer tau perkembangannya karena user experience signifikan pengaruhnya untuk web kita.


Kamu juga bisa cek playlist untuk video sesi Google I/O pilihan versi saya
Read More
Designed By Seo Blogger Templates