Thursday, December 25, 2014

Generasi Blusukan: Harapan atau Pencitraan?


Sejak semakin terkenalnya Pak Jokowi, kata-kata blusukan semakin populer. Pejabat pemerintahan yang dulunya hanya diberitakan kebobrokannya, kini rakyat diberikan pilihan untuk menyaksikan harapan untuk negerinya.

Pesta demokrasi tidak pernah separtisipatif tahun ini. Meski dari segi kuantitatif menurun, namun secara kualitatif ga bisa dipungkiri peningkatannya. Dari yang tadinya apatis menjadi lebih peduli, dari yang tadinya ga pernah milih, kali ini protes dan marah jika tidak bisa memilih.

Hingga sampai Pak Jokowi menjadi presiden, blusukan semakin melekat kepada beliau. Entah ini pencitraan atau murni kepedulian, ga masalah. Tapi ini tontonan baru yang positif. Tidak hanya untuk dirinya, sepertinya Pak Jokowi juga ingin memilih menteri-menteri yang tepat, atau setidaknya menteri yang bisa disuruh blusukan.

Ada setidaknya dua menteri yang begitu terasa blusukannya untuk saya, yaitu Bu Susi dan Pak Rudiantara.

Pak Rudiantara: Use me as your minister!

Tanggal 22 Desember kemarin, Pak Rudiantara diundang ke kantor Google Indonesia untuk dapat berdiskusi dengan Digital Community (content creator, pelaku bisnis online dsb). Pak Rudiantara hadir untuk mendengarkan keluh kesah dari kami. Pertanyaan yang dilempar ke Pak Menteri tidak lain tidak bukan soal infrastruktur. Selalu soal itu! Pak Menteri mentargetkan pada tahun 2019 semua wilayah Indonesia secara geografis akan tercover oleh internet. Pak Menteri juga akan mendorong percepatan 4G di Indonesia.

Pak Menteri cukup terbuka dengan berbagai pertanyaan dan masukan, walaupun hal yang bukan tanggung jawabnya. Beliau bilang kalo "use me as your  minister". Jika memberi masukan soal pendidkan, saya akan sampaikan ke Pak Anis. Soal perdagangan saya akan sampaikan ke Pak Rahmat Gobel, katanya.

Ada harapan loh jika dibandingkan dengan menteri sebelumnya. Menteri sebelumnya bahkan ga merasa perlu untuk bertemu dan berdiskusi dengan rakyat seperti kami.

Saya merasa beruntung bisa hadir dan menyimak secara langsung mengenai diskusi yang berjalan sangat singkat ini. Teman-teman yang diluar kota ikutan diskusi melalui Google Hangout.

Bu Susi: Menteri Gila


Gimana ga gila? Lulusan SMP yang bisa punya bisnis pesawat terbang dan kini jadi menteri. Ngikutin ceritanya di TV selalu menarik. Caranya bekerja yang terus menggebu-gebu mustinya diikuti oleh pejabat yang lain. Dimulai dari moratorium hingga menenggelamkan kapal asing pencuri ikan membuatnya pantas menjadi menteri yang paling memberikan harapan.

Pesan Bu Susi untuk pemuda Indonesia yang disampaikannya saat program TV Mata Najwa di Aceh adalah mengurangi waktu 'ngopi' (minum kopi). Jika waktu yang dihabiskan untuk ngopi 3 jam sehari, kurangi. Gunakan 2 jamnya untuk lebih banyak bekerja!

Selamat bekerja dan berkarya Ibu/Bapak. Doakan saya bisa mengikuti semangat bekerja dan berkaryanya kalian. Amin.
Read More

Indonesia Butuh Pemuda Berjiwa Pendekar Tongkat Emas


Saya tuh bukan orang yang film banget. Kurang begitu update sama film-film terbaru di bioskop. Cenderung selektif, hanya memilih film yang benar-benar punya message bagus atau seenganya entertaining. Bukan film-film khayalan ga jelas! Saya kaya gitu mungkin karena dulunya kalo nonton, musti naik bis atau angkot selama 1 jam dari rumah menuju ke Jatinangor - kota perbatasan Bandung-Sumedang, satu-satunya bioskop di Sumedang. Makanya musti selektif, karena berat di ongkos euy!

Menjelang akhir tahun, kaum urban dihebohkan dengan beberapa film yang ditunggu-tunggu. Yang paling menonjol adalah Doraemon Standy by Me yang kabarnya bahkan beli tiketnya musti ngantri dari pagi, udah macam pembagian daging kurban aja. Oke! Setelah nonton ternyata tidak seheboh ngantri tiket. Filmnya cukup bagus sih, tapi ga worth it aja kalo dibanding sama animo yang ada, dan untuk penutupan sebuah kenangan masa kecil tak terlupakan.

Ini pas lagi talkshow Pendekar Tongkat Emas di Popcon Asia 2014 bareng om Dennis

Film lain yang saya tunggu-tunggu tentu saja Pendekar Tongkat Emas. Pertama kali tahu soal film ini adalah pada saat Popcon Asia 2014 dimana ada sesi khusus untuk memperkenalkan Film garapan Mirles Production ini.

Okeh, saya nonton barengan anak Kibar saat pertama kali pemutaran filmnya. Ini adalah film Indonesia yang wajib ditonton di bioskop. Adegan laganya nyata, ga kaya film-film laga di salah satu stasiun televisi yang ada naga terbangnya. Settingnya ga becandaan, kalo kamu liat settingnya itu ga kaya di Indonesia. Saya jadi makin yakin Indonesia itu indah.

Tapi yang terpenting dari setelah nonton adalah merenungi pelajaran apa saja yang bisa diambil. Ini ga spoiler ya.

Siapa Saja Bisa Menjadi Lawan

Lawan bisa menjadi kawan. Kawan bisa menjadi lawan!


Diceritakan perguruan Tongkat Emas memiliki 4 murid yang dipimpin oleh Cempaka, sang pendekar tongkat emas. Teman seperguruan yang sudah dianggap keluarga malah menjadi lawan terbesar. Kekuasaan, keserakahan akan dengan sangat mudah melupakan semuanya. Hati-hati terhadap kawan, bisa saja menjadi lawan. Bukan tidak mungkin lawan akan menjadi kawan!

Kolaborasi, Hasilkan Kekuatan Tak Terkalahkan

Mereka berlatih untuk bersinergi
Tongkat emas memilki kekuatan terbesar yang tidak terkalahkan. Tapi tongkat emas hanya akan menjadi tongkat biasa jika tidak diguanakan secara berkolaborasi. Sebelum dapat menggunakan kekuatannya, pendekarnya harus mensinergikan kekuatan, pikiran dan emosinya.

Pendekar Sejati, Berkuasa dengan Hati 

Apakah aku penguasa yang sudah memilki hati?
Tidak berguna kita mempunya kekuatan dan kekuasaan, kalo tidak memiliki hati. Itulah jiwa pendekar, itulah jiwa ksatria, itulah jiwa pemuda Indonesia. Yang berkekuatan dan yang berkuasa serta memiliki hati adalah yang dirindukan bumi Indonesia. Kamukah?

Mudah-mudahan menjadi pelajaran untuk kita semua, setidaknya untuk saya pribadi. Salam pendekar tongkat emas!
Read More

Tuesday, December 23, 2014

Rezeki Bukan Hanya Uang, Juga Ketemu Orang

Pasti kamu setuju kan kalo saya bilang bahwa network/jaringan itu sangat penting untuk hidup kita? Sebetulnya konsep pentingnya jaringan ini sudah hadir di Islam lama sekali lewat keutamaan silaturahmi yang dipromote Rasul. 

Buat saya menjalin silaturahmi, sepenting membangun bahtera rumah tangga. #ehhh
Saking pentingnya silaturahmi, bahkan Rasul diceritakan kalo kemana-mana berangkat dan pulang ngambil jalan yang beda, supaya ketemu orang yang berbeda pula.

Kalo zaman sekarang mah mustinya ga susah sih silaturahmi, soalnya kan meski ga ketemu masih bisa tetep Hangout ato sekedar Whatsapp.

Saya seneng ikutan berbagai event, selain bisa dapet ilmu baru juga bisa kenalan dengan orang baru. Kan kita ga tau, kali aja dari orang yang baru itu muncul bisnis baru ato rezeki baru yang lainnya. Jangan salah, ketemu sama orang yang tepat juga rezeki loh. Setidaknya ada 3 pertemuan dengan orang yang paling berkesan buat saya sejauh ini.

Dr. Ade dan Keluarga

Tebak mana gue?.... Ga ada ey, ini foto random. Abisan foto-foto lama masih ada di hardisk PC di Sumedang.
Saya berasal dari keluarga yang miskin. Kala itu mamah cuma punya warung kelontongan di deket apotik parapatan di Sumedang (sekarang masih sih), Bapak saya hanya seorang tukang parkir dan becak. Beli buku paket pelajaran aja ga mampu. Kalo mau belajar, ya musti pake buku lama bekas tetangga ato minjem. Ya namanya aja orang miskin, ga bakal kebayang deh bisa mengalami banyak hal yang menyenangkan seperti temen yang ortunya kaya.

Suatu saat saya ikut maen ke rumah temen sekelas yang ga begitu saya kenal, tapi yang jelas dia anak orang kaya, Bapaknya dosen bahasa Jepang dan Ibunya dokter tersohor di Sumedang.

Saya, Fitra dan Adil maen di rumahnya adil yang penuh dengan mainan, Play Stasion(PS) dan berbagai majalah. Mulai dari majalah animasi sampe majalah game, XY Kids dan Bobo.

Fitra dan Adil sering banget betantem karena rebutan giliran maen PS, ketika saya asyik membaca cerpen-cerpen penuh khayal di majalah Bobo.

Suatu saat saya maen ke rumah Adil tanpa Fitra. Ibunya Adil terkesan karena pada saat itu tidak ada keributan untuk memperebutkan PS. Saya lebih tertarik dengan kemewahan majalah Bobo daripada PS. Jadi saya lebih bisa bijak menunggu giliran maen PS.

Sejak saat itu, Saya menjadi sahabat karibnya Adil. Lebih dari itu, saya seperti menjadi anak angkatnya keluarga mereka. Kemana-mana diajak. Dari sejak pertemuan ini, apa yang sebelumnya tidak terbayang menjadi teralami. Punya buku paket lengkap, akses tethadap majalah, maen ke tempat rekreasi, makan di tempat mewah dan banyak lagi.

Saya sangat bersyukur bertemu dengan mereka! Rezeki yang luar biasa.

Rita Ariny

#cieee

Saya meminta restu orangtuanya sejak setahun yang lalu. Saya mengikatnya dengan cinta yang purna. #eahh. Mudah-mudahan bisa berjalan sesuai yang direncanakan. Amin.

Mungkin terlalu cepat udah ngomongin pacaran serius di umur semuda ini. Tapi saya ngerasa kalo dia pantas untuk diperjuangkan. Wanita sederhana yang bersedia menjadi teman seperjuangan, dari saya bukan siapa-siapa, yang kelak menjadi siapa.

Ini juga rezeki yang tak terhingga bisa ketemu sama Rita. Hasil dari rajin-nya saya berkunjung ke semua kelas di SMK karena musti nagih uang yang beli pulsa. #jiwawirausaha

Kibar

Ini waktu GAPURA, salah satu kegiatan yang pertama yang saya terlibat setelah gabung Kibar!
Tempat dimana saya sedang meniti karir adalah bukan perusahaan biasa. Punya visi yang jelas dan mulia. Terdiri dari orang-orang yang ada di posisi atas kurva, orang-orang yang berfikir berbeda dari orang Indonesia kebanyakan.

Saya banyak belajar dari mereka. Mirip dengan pertemuan saya dengan keluarga Dr. Ade, di sini saya banyak mendapatkan hal saya impikan, hal yang saya pikir ga bisa dan bahkan hal yang sama sekali tidak terpikirkan.

Saya pertama ketemu Kibar pas ikutan Search Summit with Google 2013. Semenjak negara api menyerang itu, semuanya berubah.

Nah, mudah-mudahan dari yang saya alami sendiri, kamu bisa jadi tergerak untuk bersilaturahmi, untuk memperpanjang rezeki.

NB: Ketemu Luna Maya juga lumayan rezeki sih. Tapi ya ga ada apa-apanya lah dibanding bisa dipertemukan dengan orang-orang yang diatas.
Read More

Monday, December 22, 2014

Keterbukaan Data Kian Gencar Bersuara


Soal keterbukaan data - apalagi data pemerintahan, ga usah kita bahaslah ya apa manfaatnya dan bagaimana dampaknya. Salah satunya dengan keterbukaan data, pemerintahan akan lebih transparan dan kinjerjanya bisa diukur oleh masyarakat.

Sempet denger sih sebelumnya soal Open Goverment Indonesia dan sempet pernah akses data juga dari Portal Data Indonesia untuk nyari data sekolah Jakarta, tapi belum pernah bener-bener cari tahu bagaimana dan seperti apanya.

Nah jumat kemarin akhirnya diajakin sama Koh Yansen untuk ikutan acara DevTalknya Portal Data Indonesia di kantornya World Bank.

Ajak Developer Berkarya Lewat Data

Di acara yang dihadiri kurang lebih 25 orang ini diperkenalkan kembali soal apa itu Portal Data Indonesia dan perkembangannya. Di sesi yang lebih technical, ada hal baru yang kemudian saya tahu, yaitu CKAN, sebuah framework untuk penyimpanan dataset. Dengan CKAN, kalo pengen bikin API, sudah langsung tersedia.

Maksud dari acara yang baru pertama kali dibikin ini adalah untuk mengajak semakin banyak developer yang memanfaatkan data-data yang ada di Portal Data Indonesia. Iya juga sih, data kan sudah dibuka terus kalo ga dipake kan sayang. Di sesi civil tech, dibahas tuh berbagai contoh aplikasi yang memanfaatkan data-data terbuka seperti itu. Simak aja slide acara kemarin di sini.

Akhirnya Bikin Juga!

Setelah menghadiri DevTalk ini, saya pribadi jadi terdorong untuk bikin sesuatu yang memanfaatkan data tersebut. Tapi karena waktu yang tak kunjung sempat dan mood yang tak kunjung dapat (alasan), kayanya berat deh kalo musti bikin apps yang serius. Akhirnya karena saya anaknya Google banget geto, semalem coba iseng bikin addons untuk mengotomatisasi data daerah untuk Google Form menggunakan Google App Script.

Ga rugi deh kemarin ikutan meetupnya. Selain dapet sesuatu yang baru, seneng aja bisa ketemu orang-orang baru, dan pinter pula. Sok jangan lupa followup Portal Data Indonesia di Twitter supaya kalo ada DevTalk lagi bisa ikutan.

Read More

Sunday, December 21, 2014

Google for Education Indonesia Summit 2014


Education is the most powerful weapon which you can use to change the world. Saya setuju banget sama quotenya Alm. Bapak Nelson Mandela yang itu. Sejalan juga dengan pepatah Arab yang mengatakan,
"Barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu".
Karena keutamaan pendidikan dan ilmu yang merupakan dasar dari berbagai kejelimetan yang ada di dunia ini - terutama di Indonesia, bikin saya ingin berkontribusi terhadap dunia pendidikan. Meski kadang harus dihadapkan dengan berbagai birokrasi yang ga perlu!

Akhirnya kesempatan itu datang di tahun ketiga perjalan karir saya. Di Kibar saya dikasih kesempatan untuk gabung di divisi Edukasi. Ga tanggung-tanggung, divisi ini adalah partnernya program Education Go Digital punyanya Google yang dilead sama Mbak Pepita Gunawan yang cantik nan baik hatinya.

Di divisi ini kerjaan saya adalah mirip kaya Account Executive (AE), saya yang berhubungan dengan kampus/sekolah untuk bantu mereka implementasi Google Apps for Education. Karena emang backgroud saya technical, jadi ga terlau lama untuk bisa menguasai 'arena'. Meski sampai sekarang masih ada beberapa part yang masih harus belajar.

Kumpulkan Pengambil Keputusan Penting

Yang datang adalah kepala yayasan, kepala sekolah, kepala IT dan guru/dosen.
Pada 4 Desember kemarin, Google bikin Google for Education Indonesia Summit yang mempertemukan para pengambil keputusan penting di sekolah dan kampus yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Termasuk dari Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Pontianak dan Makassar.

Topik yang dibahas adalah tentu saja seputar apa yang bisa institusi manfaatkan dari berbagai tools free yang ditawarkan Google. Di awal kegiatan lebih banyak bicara soal mindset dari yang semula tradisional menjadi serba kolaboratif dengan cloud technology. Di sesi siang, dibahas lagi lebih banyak soal infrastruktur dan best pratices.

Yang Dateng Membludak, Kursi  Aja Kurang

Seneng banget Pak sayang udang. Terima kasih sudah hadir :)
Mungkin karena kesuksesan (#eahh) saya di event-event sebelumnya yang berhubungan dengan calon peserta, makanya didaulat kembali untuk
pegang kepesertaan. Ini jadi tantangan baru lagi sih, karena musti datengin peserta yang niche dan massive. Selain bertanggung jawab kepesertaan, saya juga sebetulnya yang berhubungan langsung dengan Google untuk kegiatan ini.

Baru kali ini saya ngerasa khawatir kelebihan peserta. Karena saat persiapan kita hajar berbagai channel mulai dari minta rekomendasi dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta hingga minta bantuan partner seperti kesekolah.com. Dan ternyata benar, pas kegiatan yang dateng banyak banget. Ngantri coy, bahkan ada beberapa yang marah karena pengen buru-buru.

Ini antriannya belum seberapa!

Saking membludaknya, kursi yang disiapkan sekitar 450an, akhirnya harus nambah jadi 530an. Hal yang paling saya takuti sih komplen dari peserta yang hadir. Tapi untungnya ga banyak komplen!

Berbagai Kegiatan di Satu Waktu

Ini yang bikin seru sekaligus repot sih. Sesi di siang, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menghadiri kegiatan yang berbeda. Ada yang bahas lebih dalam soal infrstruktur dan ide integrasi.

Yang ketiga dari kiri divanya GSA!
Ada juga yang main-main di Demo Zone untuk dijelaskan berbagai produk yang bisa dimanfaatkan di kelas. Beberapa dari booth di sini dijelaskan sama Google Student Ambassador loh. Booth lainnya dijelaskan oleh partner.

Selain Demo Zone, adalah juga booth untuk partner. Di sana peserta yang dateng bisa berkonsultasi soal apapun yang berhubungan dengan produk yang dijelaskan, namun tiap partner punya spesialisasinya sendiri-sendiri.

Iya itu ada saya lagi, ganteng kan? Makasih!
Yeah! Tahun ini ditutup dengan event gede yang membanggakan dan banyak bisa diambil pelajarannya. Semoga tahun depan semakin oke. Amin.
Read More

Sunday, November 16, 2014

Magangan.com: Magangan Yang Anti Mainstream

Apa yang kebayang dibenak kalian soal magang? Apakah itu soal dicuekin pihak perusahaan sehingga ga ada kerjaan? Atau soal malesnya kalo sekalinya dapet kerjaan hanya memperbanyak dokumen atau lebih parah lagi hanya bikin kopi? Mudah-mudahan pengalaman kaya gitu ga pernah kamu alamin ya.Dari banyak cerita menyebalkan, Kibar akhirnya bikin Magangan, sebuah program magang yang ga mainstream. Peserta magangan diberikan kesempatan untuk terjun langsung ke berbagai project besar, seperti project Lentera dari Google kemarin.Setidaknya akan ada 3 hal yang peserta dapatkan melalui Magangan ini. Yaitu pengetahuan, pengalaman dan jaringan. Dan ada program menarik seperti #MestiBolos, #1JamUntukSelamanya dan #MaganganBeraksi. Di program #MestiBolos, mereka diajak ke berbagai kantor keren di Jakarta dan juga diajak ke luar kota untuk terlibat langsung di project.
Magangan lagi makan malem nih seusai ngerjain project di Lentera Bandung
Pada program Magangan angkatan pertama, kita memilih 3 orang dari kota yang berbeda, yaitu Jakarta, Jogja dan Semarang. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda. Dari kiri, Farisa adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi di Universitas Diponegoro, Yosefine adalah mahasiswi Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Bunda Mulia dan Kukuh adalah mahasiswa Teknik Informatika di STMIK Amikom.
Ini makan siang abis briefing di venue. Mana saya? Saya yang ngambil foto coy >.<

Di akhir program, mereka akan bikin project bareng-bareng yang tentu saja harus bermanfaat. Kira-kira seperti apa ya project akhirnya mereka ? Pantengin terus Cerita Magangan deh!

Untuk kamu yang tertarik sama program Magangan periode selanjutnya, siap-siap dapetin info terbarunya dengan follow twitternya di @magangancom.

Read More

ICSO 7th Anniversary: Logo & Semangat Baru

Ga tau gimana awalnya dan apa faktor yang mendorongnya, sejak SD saya seneng banget ikutan organisasi. Saat SD sudah ikutan pramuka, saat SMP ikutan pramukanya lebih total lagi dan bahkan pernah menjadi pratama putra (ketua). Saat masuk SMK, saya ga melanjutkan berorganisasi pramuka tapi bergabung dengan ekskul yang berhubungan dengan teknologi, yaitu Informatika Creative Student Organization (ICSO).

Waktu itu timingnya tepat banget, pas masa awal-awal masuk saya sangat nafsu untuk mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan coding related dan waktu itu diperdalam lagi di ICSO. Ya otomatis, belajar ngodingnya lebih cepet dari pada temen sekelas yang lain.

Karena totalitas yang saya berikan saat ikutan ICSO (tentu saja dengan kesempatan yang diberikan), saya akhirnya kepilih jadi ketua dan bikin berbagai program inisiatif. Saya menjadi ketua angkatan kedua, karena ICSO memang baru saja dibentuk.


Ga kerasa udah ulang tahun ke-7 aja, berarti udah berapa tahun tuh saya meninggalkan SMK tercinta dengan batik kotak birunya yang khas itu. Alhamdulillah saya bisa menyempatkan untuk hadir dan sharing di acara seminar yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan anniversary ini.

Peserta yang datengnya banyak banget dan rame. Ga nyesel deh maksain izin kerja meski lagi banyak banget yang musti dikejar. Terus jadi worth it juga harus kepaksa charter angkot dari Bandung ke Sumedang karena jam 12an malam udah jarang banget kendaraan umum.


Di Anniversarynya yang ke-7 ini, ICSO membuktikan prestasinya yang luar biasa dengan meluncurkan game anti korupsi yang mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendidikan dan Budaya. Selain itu, ICSO juga hadir dengan logo barunya yang lebih dinamis dan modern. Semoga dengan umurnya yang bertambah dan logonya yang baru, semangat untuk berkarya semakin berkobar ya teman-teman!


Read More

Sayana Bed and Breakfast: Homestay Murah & Cozy di Bandung




Selain terkenal berbagai macam kulinernya yang enak, Bandung juga terkenal dengan objek wisata alamnya yang asri, semisal daerah pegunungan di Lembang atau di Ciwidey. Ga heran kalo misalnya Bandung jadi pilihan alternatif orang Ibu Kota untuk melepas penat. Selain udaranya sejuk, orang di Bandung juga terkenal dengan keramahannya.

Kalo kalian ke Bandung, saya punya rekomendasi penginapan yang murah, nyaman dan kece. Yaitu Sayana Bed and Breakfast.

Rumahnya mungil tapi sangat elegan dan bikin betah. Kalo ibaratnya kata orang sunda mah leutik ge camperenik. Pas pertama masuk ke sini, berasa kaya di rumah-rumah yang dipake oleh sitkom di televisi.


Selain nyaman, tentu saja murah. Sebetulnya harganya ga beda jauh kalo misalnya kita nginep di hotel yang low budget kaya Fave atau Ibis Budget. Tapi yang jadi beda adalah experiencenya. Lokasi penginapan ini di Jalan Veteran. Ga terlalu jauh ke mana-mana ko. Pokonya rekomendasi deh!

Saya berkesempatan dua kali nginep di sini untuk kerjaan event yang memang diselenggarakan di Bandung, yaitu saat Gapura dan Lentera. Saya pengen deh suatu saat bawa keluarga atau istri saya ke sini #eeh
Read More

Monday, November 10, 2014

NgaduIde: Ngobrol Asik Dunia Usaha dan Ide


Pas masih di Bandung, saya beberapa kali dateng ke acara NgaduIde. Udah tau kan apa itu NgaduIde? Cek aja deh websitenya. Yang saya tau, NgaduIde itu kaya semacam community organization yang setiap bulannya bikin event semacam talkshow yang topiknya berhubungan dengan entrepreneurship.

Salah satu produk yang lagi mejeng di NgaduIde

NgaduIde cukup konsisten untuk bikin acaranya tiap bulan dan selalu dipersiapkan dengan baik. Yang bikin saya suka sama kegiatan ini adalah karena anak muda banget suasananya. Ga heran sih karena penggerak kegiatan ini adalah para pemuda-pemudi kreatif Bandung seperti teh Hani dan Kang Ivan.

Bisnis yang mejeng di sini gratis loh. Dan produknya pada bagus dan kreatip

Selain bentuk kegiatannya semacam talkshow, ada juga free space untuk para pebisnis mejeng dan jualan. Namanya terasIde. Bisnis yang mau mejeng harus kaya semacam ngisi form gitu lalu akan mereka pilih.


Teteh liat-liat tas tapi ga jadi beli

Saat ngaduIde terakhir saya kebetulan lagi di Bandung dan berkesempatan hadir bersama teteh tersayang. Mudah-mudahan di eventnya NgaduIde selanjutnya saya bisa hadir lagi atau bahkan bisa mejeng juga di terasIdenya. Mudah-mudahan ya!
Read More

GAPURA: Inisiasi Google Untuk UKM Indonesia!


Jauh sebelum saya masuk Kibar, temen-temen di Kibar sering share bahwa mereka akan punya project barengan Google untuk bantu Usaha Kecil Menegah (UKM) Indonesia. Sampai akhirnya saya masuk Kibar, eh ternyata projectnya baru dimulai di awal tahun 2014.

Setelah sempet gunta-ganti nama, akhirnya Google dan Kibar memutuskan nama projectnya adalah GAPURA. Filosofinya diambil dari nama gapura sebagai gerbang dari satu tempat ke tempat yang baru. Dalam konteks ini adalah gerbang menuju online dan atau mengoptimalkan online untuk kepentingan UKM Indonesia.

4 kota, ribuan peserta

Ini adalah project pertama yang saya terlibat dari awal karena ini juga project yang lumayan panjang, banyak banget pengalamannya.

Why?

Para pemilik UKM yang hadir di GAPURA

Ini penting! Saya pribadi selalu percaya bahwa segala seuatu yang diawali dengan niat dan alasan yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik juga. Dan beruntungnya, Kibar juga punya keyakinan yang sama. Di Kibar kita selalu menekankan why ketika membuat sesuatu. Dan karena itu pulalah ga sembarang project kita kerjakan.

Indonesia memiliki 74,6 juta pengguna Internet (APJII, 2013). Angka itu tentu saja akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Potensi ini tentu saja harus dimanfaatkan oleh pebisnis untuk memasarkan produknya. Tapi kenyataannya dari 55,2 juta UKM (Depkop RI, 2012), hanya sekitar 75.000 yang sudah go online (Asosiasi e-Commerce Indonesia, 2012).

Data tersebut semakin memperkuat why-nya kenapa saya pribadi harus total di project ini. Kalau semakin banyak UKM di Indonesia online, tentu saja semakin banyak UKM yang makmur dan bahkan banyak yang go internasional.

Plan for the best, prepare for the worst!


Kegiatan ini diselenggarakan di 4 kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Awalnya juga akan diselenggarakan di Bali, tapi karena kita ga begitu mengenal dan menguasai Bali, akhirnya batal dan diganti dengan penyelenggaraan di Jakarta hingga dua kali.

Sejak awal project ini berjalan, saya diberikan kesempatan untuk menjadi koordinator untuk kepesertaan. Meski kerjaannya lumayan menguras tenaga, waktu dan pikiran. Saya tetep ngerasa enjoy karena why-nya sudah kuat dan saya suka.

Semua foto gue dengan pejabat ga ada yang bener. Merem semua >.<

Selain mengenai kepesertaan, lewat project ini juga saya belajar banyaaaak banget. Dimulai dari persiapan event yang paling detail sekalipun saya taunya di project ini. Gila aja, project pertama langsung pegang project gede.

Pembicara inspiratif di GAPURA

Saya juga dikasih kesempatan untuk ngurusin ngundang-ngundang pejabat di project ini. Baru pertama kalinya ngundang pejabat. Karena sebelum-sebelumnya paling bikin event juga kecil-kecilan di sekolah/kampus, ga gede kaya gini.

Ga tau ngetawain apa

Saat pelaksanaan GAPURA Jakarta yang kedua, ada kejadian yang bikin semua panitia tegang. Sebelum itu plakat mau dikasihkan ke Pak Tifatul, plakatnya sempet patah. Untung akhirnya bisa di-lem. Saat momen difoto, itu adalah yang paling menegangkan karena takut tiba-tiba jatoh didepan. Hal-hal kaya gitu sering banget ditemui di setiap event! Ya harus plan for the best, prepare for the worst memang!

Panitia dan pendukung acara
Makasih buat semua yang bantu terlaksananya GAPURA dari semua kota ya. Sampai jumpa di GAPURA selanjutnya!
Read More

Grow with Google














Google itu punya banyak banget program yang buang-buang duit. Untuk menjalankan komunitasnya saja budgetnya lumayan loh. Bayangkan! Ada berapa community event yang disupport sama Google? Jenis komunitasnya saja sudah banyak, belum lagi ditambah dengan jumlah chapternya yang tersebar di ratusan negara. Terus kapan Google nyari duitnya?

Google itu punya mesin duit yang super, dan super bikin kaya. Yaitu advertising servicenya yang sudah sangat robust dalam berbagai platform. Pasti sudah sering lah liat iklan Google yang muncul di search engine maupun di Youtube.

Cupcakenya lucu kan?

Lalu gimana caranya Google me-maintenance servicenya? Adalah dengan cara mendorong semakin banyak orang beriklan di Google. Salah satu upaya yang dilakukan untuk market Indonesia adalah dengan menyelenggarakan event Google Partners yang disebut dengan Grow with Google (GwG).

Google Partners adalah program kemitraan bagi perusahaan/individu yang ingin membisniskan produk periklanannya Google. Ya kasarnya, Google Partners ini adalah program resellernya Google tapi dengan branding yang sangat rapih. Ya wajar lah sekelas Google memang harus seperti itu.

Lagi galau, sendirian

Melalui program Google Partners ini, yang bergabung akan mendapatkan privileges lebih serta online resource yang lengkap di portalnya. Tujuan dari acara Grow woth Google ini adalah mengajak perusahaan/agency yang potensial untuk mendaftar menjadi mitra.

Bantu peserta untuk signup
Kegiatan GwG ini sejalan dengan kegiatan yang pernah dibikin juga sama Kibar beberapa bulan yang lalu, yaitu Google Partners Academy. Kegiatan ini sudah dua kali diselenggarakan di Indonesia dan kegiatan sejenis juga diselenggarakan di negera lain seperti di Singapore, Vietnam dan Thailand.

Bantu nge-time keeper juga

Karena yang lead adalah nci Livana, saya sendiri ga terlalu banyak terlibat di kegiatan ini. Hanya sedikit bantu sebelum kegiatan dan saat kegiatan. Meski begitu, saya merasakan banget kalo misalnya kegiatan ini sangat well prepared. Ini juga karena yang punya hajat, yaitu Mbak Yanti selaku program coordinator di Indonesia juga sangat detail dan rapih, jadi ke kitanya juga ikut berdampak positif.

Di foto bersama dengan tim dari Google dan pengisi acara

Saya pribadi tertarik untuk menjadi Google Partners dan pengen belajar lebih dalam soal advertisingnya Google. Tapi kalo mau belajar selalu ketunda terus. Kapan ya?
Read More
Designed By Seo Blogger Templates