Monday, December 28, 2015

Apakah organisasi kamu mengembangkan budaya belajar?


Pada posting sebelumnya, gw bahas sebuah buku soal coaching di sebuah organisasi. Meski judul bukunya seperti itu, tapi muatan bukunya sebetulnya lebih banyak mengenai management secara general. 

Kita kemarin sepakat bahwa manusia adalah asset terpenting bagi sebuah perusahaan. Dan kita perlu mengelolanya secara manusiawi, menggunakan hati dan rasa. Salah satunya dengan menumbuhkan budaya coaching.

Insight yang menarik yang gw dapatkan dari buku itu adalah mengenai learning. Learn is our responsbility! Untuk supaya organisasinya maju, manusianya juga kudu maju. Learner mental harus ditumbuhkan di dalam organisasi. Karena lingkungan yang pembelajar, sangat penting peranannya bagi kemajuan organisasi itu sendiri.

Ada istilah yang disebut dengan learning organization. Apa kata Wikipedia mengenai istilah ini?
A learning organization is the term given to a company that facilitates the learning of its members and continuously transforms itself. Learning organizations develop as a result of the pressures facing modern organizations and enables them to remain competitive in the business environment.
Setelah saya baca lebih lanjut di halaman Wikipedia, saya menemukan keterangan Peter Senge mengenai learning organization yang dirangkum dalam bukunya The Fifth Discipline. 5 disiplin itu diantaranya systems thinking, personal mastery, mental models, shared vision dan team learning.

Untuk mengembangkan budaya belajar di dalam organisasi kita, ide langkah konkrit yang menurut gw bisa dilakukan adalah membiasakan alokasi membaca buku di kantor, lalu membahasnya barengan. Ini pernah gw terapkan pas di kerjaan sebelumnya, ketika sedang bertugas di Surabaya. Waktu itu saya minta anggota tim gw untuk membaca artikel berbeda tiap orangnya yang berhubungan denga tech-startup, kemudian setiap sebelum bekerja kita bahas bareng, saling diskusi dan berbagi. Sayang belum bisa berjalan secara konsisten. Mudah-mudahan bisa diterapkan kembali di organisasi baru gw.

Coaching culture juga revelan untuk merujudkan hal tersebut. Karena kalo kita bisa belajar dari teman, dari rekan kerja, kita merasa lebih nyaman ketimbang misalnya kita belajar dari guru formal.

Sok ah, mulai konsisten menjadi life-long learner dimanapun kita berada!


Read More

Sunday, December 27, 2015

The good life is built with.. good relationship


Another insight dari videonya TEDx. Soal kehidupan dan bagaimana kita memaknainya. Judul dari videonya adalah "What makes a good life? Lessons from the longest study on happiness". Robert Waldinger adalah director Harvard Study of Adult Development. Beliau adalah generasi ke-4 dimana researchnya sudah berjalan selama puluhan tahun dan salah satu research terlama yang pernah dilakukan sepanjang sejarah.



Dari research yang panjang, beliau menyampaikan 3 point penting mengenai pelajaran dari hasil reseachnya mereka.

  1. Social connection sangat bagus untuk membuat kita lebih happy dan lebih sehat secara psikologi maupun fisik. Jika dibandingkan dengan orang-orang yang lebih isolated, yang social connectionnya bagus pasti lebih senang hidupnya. Nah makanya penting untuk membuat social connection positif dengan community sesuai dengan minat kita.
  2. Quality of close relationship is matters. Hubungan dengan keluarga dekat seperti dengan orangtua, istri dan anak menentukan seberapa bahagia hidup kamu. Sudah terlihat jelas gimana dampak dari keluarga yang kurang harmonis terhadap kebahagiaan anaknya. 
  3. Good relationship protect our body and brain. Sudah dibuktikan dengan hasil researchnya Havard Study ternyata kebahagian berada di lingkungan yang memiliki relationship bagus, berdampak langsung secara fisik. 
Jadi selalu jaga keseimbangan relationship yang bagus dengan keluarga, teman dan komunitas/masyarakat sekitar.

Konsep ini juga sejalan dengan yang konsep Islam mengenai hubungan antar sesama manusia (habluminannas) seperti yang diterangkan dalam QS Al-Hujurat ayat 10 dengan penggalan terjemahan. “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu..."

The good life is built with good relationship!
Read More

Sukses Jadi Coach !


Tinggal beberapa hari lagi, kita bakal menjalani tahun baru. Belum memasuki tahun baru sekalipun, gw sudah sudah memutuskan untuk menjalani hari yang baru. Memberanikan diri untuk coba merintis usaha sendiri. Gw yakin ini keputusan yang tepat dan akan membawa kebaikan untuk diri gw dan orang-orang di sekitar gw.

Karena pas masih kerja dan bertugas di Surabaya gw kurang bisa mengatur waktu, alhasil bagi waktu buat baca buku itu rasanya berat banget. Karena mumpung pas sudah resign punya lebih banyak, gw melampiaskan nafsu untuk beli banyak buku sekaligus.

Salah satu buku yang gw beli adalah Sukses Jadi Coach. Pertama kali liat bukunya langsung tertarik buat baca, berhubung pas beli gw baru aja pulang ikutan camp I Am Gifted sebagai coach. Program ini dibikin sama Adam Khoo Learning Technnology Group (AKLTG). Program ini berasal dari Singapore, namun sudah diselenggarakan di Indonesia selama belasan tahun.

Gw bersyukur banget bisa memanfaatkan opprortunity untuk bisa ikut program ini. Dari program ini gw jadi lebih ngeh soal istilah coaching. Yang masih bertanya apa itu coaching. Mari kita tanyakan ke kakak WIkipedia.
Coaching is training or development in which a person called a coach supports a learner in achieving a specific personal or professional goal.
Kalo yang gw pribadi maknai, coaching itu proses mendevelop seseorang menjadi lebih baik untuk tujuan yang baik pula. Untuk konteks campnya I Am Gifted, seorang coach menjadi role model-nya participants camp mengenai semua materi yang disampaikan oleh trainer. Materi yang dibahas lebih ke arah bagaimana menjadi super student yang mendorong pembelajaran yang lebih efektif dan penuh passion.

I Am Gifted: me & participants


Ini pengalaman pertama gw ikut camp itu dan langsung harus menangangi 6 anak yang diamanahkan orang tuanya selama 4 hari di program ini. Dengan berbagai harapan setelah program ini mereka menjadi siswa yang lebih baik. Gw akan cerita lebih banyak soal campnya di posting terpisah ya!

Sukses Jadi Coach Book Review

Oke. Kembali ke buku yang baru gw selesaikan. Penulis dari buku ini adalah Ibu Eileen Rachman yang merupakan pendiri Experd Consultant, adalah konsultan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), cocok lah nulis buku yang seperti ini, karena pada dasarnya kan proses coaching adalah untuk mendevelop SDM. Coaching dalam konteks ini lebih banyak membahas antara atasan dan anggota timnya.

Di awal-awal chapter, gw merasa kehilangan inti dari buku ini. Ekspektasi gw di awal, buku ini bakal bahas secara komprehensif mengenai seluk beluk coaching dan bagaimana menjadi coach yang sukses. Di awal chapter dan di kebanyakan chapter lebih membahas mengenai manajemen sebuah organisasi dan bagaimana menjadi pemimpin sebuah perusahan. Beberapa contoh yang diambil di buku ini lebih banyak ke perusahaan penjual produk dan bagaimana meningkatkan penjualan. Sepertinya penulis sering memberikan training ke jenis perusahaan seperti itu.

Meskipun seperti kehilangan arah di awal-awal chapter, tapi buku ini memberikan banyak referensi untuk buku bagus yang baru saja gw tambahkan ke akun Goodreads gw.

Why Coaching?

To be effective leader, you must be an effective coach
Mungkin kalian bertanya. Emang kenapa kalo coaching anggota tim di organisasi? Nambah kerjaan aja! Di dalam sebuah perusahaan, kita sama-sama sepakat bahwa manusia adalah asset terpenting sebuah perusahaan. Secanggih apapun mesin atau komputer, tidak bisa menggantikan kehadiran manusia. Karena yang kita hadapai adalah manusia yang mempunyai hati dan rasa, maka ketika mengelola manusia, juga harus menggunakan rasa dan melakukan pendekatan manusiawi secara sungguh-sungguh.

Pemimpin yang baik, meskipun bukan yang ahli dalam pengelolaan SDM, harus tetap dapat melakukan pendekatan yang baik terhadap manusianya. Memberikan komunikasi dan emotional bonding yang positif.

Di dalam mencapai tujuan suatu perusahaan/organisasi, tentu kita mengharapkan anggota tim kita terus bekerja secara produktif. Nah, kita sebagai pemimpin apakah sudah menghadirkan suasana produktif itu? Ibarat sebuah tanah untuk menanam benih. Jika tanah liat dan keras, apalabila ditanam benih paling hanya akan tumbuh sampai tunasnya saja. Berbeda dengan ketika kita menanam benih di tanah gembur. Pertumbuhannya pasti akan lebih baik. Dan ketika dikasih pupuk, tumbuhan itu akan semakin cepat dan menghasilkan buah yang terbaik. Begitu juga dengan suasana di perusahaan/organisasi.

Organisasi yang sehat adalah ketika individunya merasa bersemangat dan merasa emotionaly & spiritual happy dan feel proud berada di lingkungan itu.

Survey juga menyatakan 93% pentingnya coaching untuk mendevelop manusia di dalam sebuah organisasi. Ketika manusianya lebih baik, maka semakin baik juga implikasinya pada produktifitas perusahaan. Dengan begitu, empowerment perlu menjadi agenda penting dalaman membina anggota tim.

Sebagai coach, ibarat seperti superman. Pepatah mengatakan coach itu "They good, you care. They bad, you care. They fail, you are there."

Build Rapport

Build Rapport

Mulai di chapter 13, pembahasan mengenai coachingnya mulai berasa. Pas camp I Am Gifted. Gw pertama kali mengenal istilah Rapport. 
Rapport is a close and harmonious relationship in which the people or groups concerned understand each other's feelings or ideas and communicate well.
Itu pengertian dari Rapport menurut kakak Wikipedia. Intinya sih gimana caranya kita bisa mengenal lebih dalam seorang individu. Di camp dikasih trik untuk membangun rapport, bisa dimulai dengan obrolan kesamaan hobby. Hal ini memang langkah awal yang harus dilakukan untuk melakukan coaching.

Sebagai pemimpin, kitalah yang harus menyesuaikan frekuensi dengan anggota team. Kita harus terlebih dahulu menghilangkan ke aku-an dalam diri kita. Ibarat Ibu jari, ia harus yang mendekat ke kelingking untuk bisa saling bertemu, tidak bisa kelingking yang mendekat.

Langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan coahing ke anggota tim adalah kita harus pandai melakukan identifikasi talent, sebelum membukakan opportunity untuk membiarkan mereka tumbuh. Dengan berbagai kebutuhan ini, kita juga belajar mengasah interpersonal skill kita.

Tango

Coach bagai menari Tango

Di chapter 15 menganalogikan bahwa hubungan pemimpin dengan timnya harus bisa selaras seperti halnya pasangan yang sedang menari Tango. Untuk bisa selaras mengenai hal yang dilakukan, tentu harus dibarengin dengan komunikasi yang baik oleh atasannya. 

Di chapter ini, penulis juga mengungkapkan, pemimpin yang baik adalah yang down to earth. Di samping perannya yang strategis dan visioner, ia juga harus mampu melakukan akses ke grass root. Gw sih sepakat. Apalagi sekarang kita lihat banyak pemimpin daerah seperti Bu Risma, Pak Ahok, Pak Jokowi yang lebih menunjukan aksinya blusukan. Menurut gw itu bukan hanya semata-mata pencitraan, tapi membuktikan bahwa pemimpin daerah setinggi itupun bisa melakukan hal kaya gitu. Dimana sebelumnya jarang sekali kita menemui pemimpin daerah yang melakukan hal itu.

Parameter Kesuksesan Coach

Sukses Jadi Coach
Kita sering mendengar istilah seorang pemimpin bisa dikatakan berhasil apabila yang dipimpinnya juga sukses. Begitu juga dengan coaching. Jika yang dicoach bisa sukses, berarti kemungkinan besar apa yang kita upayakan berhasil.

Coach yang berhasil juga adalah yang menjadikan coachee nya bisa melakukan refleksi terhadap dirinya. Coachee menjadi terdorong untuk berubah tanpa merasa dirubah. Merasa dibimbing tanpa merasa digurui. Merasa tumbuh tanpa dikerdilkan.

Kata Pengantar dan Cetakan

Ini bukan buku pertamanya Bu Eileen, tapi saya baru pertama kali membaca bukunya. Tapi kata pengantar buku ini kurang begitu 'mengantar' pembaca barunya mengenai buku ini. Meskipun buku ini lebih ke manajemen, tapi pegemasan bukunya sangat anak muda dan kekinian.

Yang paling gw suka dari cetakan buku ini adalah keyword, quotes dan bagian penting diemphasis sangat jelas. Jadi kita ga khawatir kelewat inti sari dari tiap chapter yang ingin disampaikan penulis. Tapi sayang gw ga terlalu suka sama typography-nya. Menurut gw kekecilan untuk bagian utama tulisan dan subheading chapternya.

***

Dari pengalaman yang sudah gw alami di camp I Am Gifted dan hasil membaca buku ini, gw disadarkan kembali akan pentingnya empowerment anggota tim. Since gw akan punya banyak anggota tim, gw harus akan menerapkan mindset, melatih untuk menumbuhkan coaching culture mulai dari sekarang.

Siap menjadi coaching untuk anggota tim kamu? Yes!
Read More

Tuesday, November 10, 2015

Inilah 10 Finalis Startup Sprint


Gw sudah dua bulan ini tinggal di Surabaya, untuk bantu beberapa projeknya kerjaan. Salah satu projek yang gw bantu adalah Startup Sprint, sebuah kompetisi yang diselenggarakan Start Surabaya dan EMTEK dengan tujuan mendorong anak muda Surabaya untuk membuat dan menghasilkan perusahaan rintisan berbasis digital.

Dalam rangkaian Startup Sprint ini, kita telah melakukan 5 kali roadshow di berbagai Universitas di Surabaya. Ada 103 team yang mendaftar ke kompetisi ini. Namun setelah melalui tahap Bootcamp, hanya 25 team yang berhasil masuk dan mengikuti program 1 bulan di Forward Factory. Selama satu bulan mereka mengembangkan produknya, melakukan user akusisi, mentoring dan melakukan sharing session dengan startup yang lain.


Nah, tepat tanggal 10 November 2015 hari ini. Start Surabaya mengumumkan 10 besar yang masuk ke tahap selanjutnya. Ke program 1 bulan lagi hingga diumumkan siapa yang masuk 3 besar dan mendapatkan kesempatan ke Silicon Valley.

Siapa saja yang masuk 10 besar Startup Sprint? Ini dia..

Avnue
Sebuah platform online untuk membantu mereka yang ingin membandingkan dan memesan tempat.

BantuTemuin
Sistem informasi barang hilang yang mempertemukan penemu barang hilang dan pencari barang hilang.

CraftinCraft Media
Portal media online yang menyediakan konten mengenai dunia Craft mulai dari pemberitaan, artikel, edukasi, bisnis hingga analisa pasar dan keuangan.

Foodsessive
Foodsessive hadir sebagai media bagi para pecinta kuliner untuk berbagi, mencari dan menemukan KULINER UNIK disekitar sehingga mampu memberikan inspirasi bagi netizen.

Banku
Aplikasi mobile yang memberikan solusi kemudahan bagi pemilik kendaraan untuk memperbaiki setiap permasalahan pada kendaraannya.

Kingdorm
Kingdorm adalah sebuah media/platform yang menghubungkan antara pemilik Kos dengan para pencari Kos.

Masaku
Aplikasi untuk mempermudah ibu rumah tangga / UKM untuk mempromosikan product makanan mereka.

Pocket Money
Pocket Money with Parent Sync adalah aplikasi manajemen uang saku yang memberi kemudahan bagi orang tua dalam mengetahui penggunaan uang saku yang diberikan kepada anak.

Reblood
Aplikasi yang menciptakan kondisi dimana stok darah PMI akan selalu available, dengan meningkatkan rutinitas donor darah sukarela.

Riliv
Media Sosial yang dirancang khusus untuk orang-orang yang depresi untuk menceritakan masalah pribadi mereka secara anonim dan menyelesaikannya dengan layanan profesional terapis dan psikologi siswa disebut "The reliever".


Selamat berjuang pahlawan Surabaya masa kini !

Read More

Belajar skalabilitas dan kolaborasi dari Google


Kalo ngomongin soal internet, semua orang pasti tahu Google adalah dewanya. Gw sih udah jelas ya Google fanboy banget! Apalagi ketika terpilih jadi salah satu Google Student Ambassador beberapa waktu yang lalu. Gw selalu excited dengan berbagai hal soal Google, hampir fanatik. Google ibarat kiblatnya teknologi. Berbagai inovasi yang dibikin selalu bikin gw meleleh.

Ada beberapa hal penting yang perlu gw bagikan mengenai apa yang bisa kita perlajari dari Google, yaitu soal skalabilitas dan kolaborasi.

Produk pertama yang dibikin oleh Google adalah Search. Setelah sukses dengan Search, beberapa produk untuk online advertising dan email, makin memperkuat reputasi Google sebagai perusahaan teknologi dunia.

Sampai hingga trend smartphone meningkat, Google melirik hal ini bahwa smartphone akan menjadi the next big thing. Android adalah open-source operating system yang diinisiasi oleh Andy Rubin pada 2003, hingga akhirnya Google mengakusisi Android pada 2005.

Di tangan Google, tentu Android 10x lebih cingcay daripada sebelumnya. Andorid sekarang kecenya luar biasa. Gw masih pake Nexus 5 yang dibikin dengan standarnya Google dan masih tetep nyaman pakenya.

Kalo sekelas Google sih, sebetulnya dia bisa bikin smartphone (hardware+software) semuanya sendiri. Tapi dia ga so soan bikin semuanya sendiri. Karena dia sadar kekuatannya. Dia udah kuat di software/ platform. Ya dia maksimalkan disitu. Daripada bikin sendiri, lebih baik dia kolaborasi. Dengan strateginya seperti itu, Android menjadi operating system yang digunakan oleh 80% smartphone di dunia.

Kalo Google bikin product, dia tuh selalu bikin yang scalable. Misalnya dia bikin Gmail dan Google Apps. Dia bikin produk general seperti itu tapi bisa diapply ke berbagai segmen seperti ke edukasi maupun ke enterprise.

Nah dua hal itu yang menurut gw penting diinget dari Google. Mudah-mudahan kalo kita ikutin caranya dia, kita bisa bikin produk sesukses Google. Amin

Thumbnail: cdn-www.xda-developers.com
Read More

Monday, November 9, 2015

Kenapa Khutbah Jumat Membosankan?


Mungkin judulnya begitu terdengar kasar dan kurang ajar, tapi gw tetap muslim dan percaya dengan agama ini. Ya meskipun imannya sering turun naik - namanya juga manusia kan ya.

Hari jumat adalah hari yang baik, di hari itu setiap dari kita diwajibkan untuk berkumpul dengan saudara-saudara kita yang lain di Masjid, untuk shalat Jumat. Setidaknya yang gw paham, shalat jumat itu baik untuk menjalin silaturhami dan pengingat kita akan kefanaan dunia. Tapi buat gw, manfaatnya tidak begitu terasa. Silaturahminya ga begitu terasa karena mungkin tidak ada aktiftas yang bikin kita engage dan berkomunikasi secara intensif dengan saudara yang lain (terlebih buat yg belum kenal). Atau mungkin gw-nya aja yang ga ngerti caranya.

Setiap pulang dari Masjid, jarang banget gw merasa lebih termotivasi dalam kehidupan dunia atau misalnya ga sabar untuk kembali menghadiri shalat jumat. Waktu masih kerja di Bandung, gw punya Masjid langganan yang beberapa kali khutbahnya sangat gw suka, dan ustadznya gw tunggu-tunggu. Tapi itu langka!

Kembali ke pertanyaan sebelumnya, Kenapa Khutbah Jumat Membosankan? Kalo gw pribadi, gw lebih suka penyampaian yang tidak monoton, serta kontennya relevan dengan situasi kondisi saat ini. Lalu harus bisa seimbang antara pengingat dunia dan akhrat. Sehingga balik dari Masjid lebih on fire.

Cara khutbah jumat yang sekarang mungkin sudah menjadi aturan dan turun temurun dari ratusan tahun sebelumnya. Tapi gw rasa tetep harus ada upaya supaya penyampaian pesannya tetep efektif diterima oleh pendengar.

Mudah-mudahan gw ga hanya mengkritik saja, kalo gw diberikan kesempatan untuk khutbah jumat, gw harus bisa menjadi seperti yg gw inginkan saat ini. Amin.

Lalu apa solusinya? Kalo solusi yg gw coba sampai saat ini adalah mencari konten islami yang dibutuhkan sesuai dengan style yang gw suka. Gw pilih YouTube sebagai solusi dari kebutuhan siraman rohani yang lebih ngepop.

Channel yang rekomendasi dari gw adalah The Daily Reminder, Islam Guidance dan Talk Islam.  Channel-channel tersebut adalah yang regular upload konten berkualitas mengenai kehidupan Islam. Dengan ngikutin kontennya mereka, kita juga sekaligus ikuti perkembangan Islam di negara lain seperti UK, US dan Australia.

Jadi apa pendapat dan solusimu untuk "Kenapa Kutbah Jumat Membosankan?"

Thumbnail: merodja.blogspot.co.id
Read More

Sunday, November 1, 2015

Solve for X: Berdiskusi dan belajar bikin Moonshot Project


Sejak setahun belakangan ini, gw sering banget ikutan ataupun bantu project yang berhubungan dengan entrepreneur atau startup. Dimulai dari The Backstage Ziliun, sebuah seminar yang mengundang para startup founder untuk berbagi cerita. Tech Based Business, sebuah mata kuliah yang mendorong mahasiswanya bikin tech startup yang impactful. Innovative Academy, hingga Start Surabaya, yang membawa gw stay di Surabaya berbulan-bulan hingga sekarang.

Trend secara umumnya sedang menuju kesana. Kini title entrepreneur menjadi hal yang membanggakan dan semakin banyak orang yang ingin jadi entrepreneur. Indonesia kan dikenal sama latahnya, ya mudah-mudahan latahnya orang Indonesia jadi entrepreneur bisa terus menerus ya.

Kadang gw merasa jenuh dengan term startup, saking setiap hari berkutat dengan dunia startup. Datengnya project Solve for X menjadi angin segar nih. Apa itu Solve for X?

Ada yang tau Google Glass, Project Loon yang direncanakan tahun depan dateng ke Indonesia atau Self-driving carnya Google? Nah semua project itu dimulai dari divisi Google[x]. Divisi itu di Google berfungsi untuk menghasilkan project yang Moonshot. apalagi itu Moonshot?

Moonshot adalah istilah yang dipake oleh Google untuk sebuah solusi/project dari gabungan 3 elemen. Yaitu permasaahan yang besar, solusi yang radikal dan pengunaan terobosan teknologi yang inovatif. Singkatnya bisa lihat diagram berikut.


Nah, dalam rangka menyebarkan virus Moonshot ini, Google membuat Solve for X, sebuah komunitas yang terdiri dari peneliti dan innovator yang mempunyai concern terhadap berbagai permasalahan yang bisa diselesaikan pada berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, infrastruktur, hingga bidang makanan & minuman.

Ngobrol sama para innovator yang mau kasih talks

Indonesia adalah salah satu negara yang dipilih untuk melaksanakan serangkaian kegiatan Solve for X. GDG Indonesia jadikan Solve for X bagian dari rangakaian kegiatan Gemastik 8 di UGM pada 28 Oktober 2015. Acaranya pas banget hari Sumpah Pemuda. Makanya panggung utamanya ala-ala Bung Tomo sama Soekarno.

Solve for X yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini mengundang  Enda Nasution (CEO, Sebangsa.com), Samuel Alexander (Finalist, Google Science Fair), dr. Gunadi, PhD (Researcher, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada) dan M Aditya Arief Nugraha (CEO. Gamatechno).

Diskusi panel dengans semua pembicara setelah masing-masing memberikan talks

Format kegiatannya talks dan panel. Semua yang disampaikan oleh narasumber menarik dan insightful. Tapi buat gw pribadi, talks dari dr. Gunadi sangat segar, karena dari dunia medis yang jarang gw denger. Talks yang dia sampaikan berhubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dtetapkan oleh PBB. dr. Gunadi bilang bahwa tingkat kematian Ibu ketika mau melahirkan di Indonesia itu masih sangat tinggi, bisa berasal dari banyak faktor. Misal akses ke rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal dsb. Masalah seperti itu yang harus segera diselesaikan dengan solusi Moonshot. dr. Gunadi juga menyoroti mengenai penyakit turunan yang bisa dihindari oleh bayi dengan penanggulangan dini.


Terus yang gw kagum adalah talks dari Samuel, dia itu anak SMA kelas 1 loh. Tapi talknya udah ala ala TED gitu. Gw juga kalah jauh deh sama dia. Dia adalah finalis Google Science Fair 2014 yang masuk 90 besar dunia. Saat ikut itu, dia masih kelas 2 SMP. Aduh SMP kelas 2, gw mah masih jahiliyah.

Samuel dateng ke venue ditemenin sama bapaknya. Yang gw liat, bapaknya sangat support apa yang dilakukan oleh Samuel. Ga heran sih kalo dia bisa akselerasi dalam berbagai pencapaian di usianya yang masih sangat muda.

Pas foto, tiba-tiba asap dari Kalimantan dateng. Eh salah! Ini asap ala ala kaya panggung dangdutan

Setelah selesai kegiatan. Waktunya foto-foto! Eitss.. tapi selain foto-foto, Solve for X juga masih ada sesi di tempat yang berbeda. Nama sesinya adalah Moonshot Sprint.


Yang pernah tau Design Sprint mungkin tau gimana alur kegiatannya. Moonshot Sprint juga mirip kaya gitu, metode brainstorming yang dibikin sama Google, bedanya ini fokus untuk menghasilkan ide Moonshot terhadap suatu permasalahan. Kemarin topik yang diambil adalah mengenai asap. Ternyata dari yang ikut, lumayan keren-keren solusinya.


Ada sebuah solusi yang diajukan sama salah tim yang menurut gw lumayan Moonshot sih. Kan kebakaran hutan itu kalo disengaja itu gara-gara industri kelapa sawit. ide dari mereka adalah bikin supaya sawit bisa tumbuh dengan ukuran lebih kecil dan bisa dilakukan secara vertikal menggunakan tower. Solusinya lumayan radikal dan moonshot, tapi harus dibuktikan secara ilmiah sih possibilitynya.

Jadi sudahkah terinspirasi untuk bikin Moonshot solution untuk berbagai permasalahan sekitar? Mari start dari yang kita bisa!

Thanks to Riska dari Imagine untuk dokumentasi eventnya yang ciamik!
Read More

Tata Rupa: Dimana Designer Keren, Ngebantu Rebranding UKM



Mungkin lo udah sering banget lah ngedenger beta dunia perUKMan di Indonesia ini tetap menjadi sektor yang sexy. Meski mereka kecil, tapi jumlahnya luar biasa banyak. Kecil-kecil juga mereka adalah yang tetap bertahan saat Indonesia bahkan dilanda krisis luar biasa.

Banyak upaya yang dilakukan oleh banyak pihak untuk terus memperkuat UKM, seperti yang dilakukan Google di Indonesia dengan bikin inisiatif yang disebut dengan GAPURA. Sebuah konferensi yang mengajak UKM untuk memanfaatkan berbagai fasilitas online untuk memperluas pasarnya. Kini GAPURA menjadi komunitas yang setiap bulannya menyelenggarakan meetup yang membahasa berbagai topik online secara lebih intensif.

Seorang ibu sedang presentasi produknya di Tata Rupa Kreavi 2015

Kreavi.com, sebagai platform yang menjaring designer hebat dari seluruh Indonesia, juga mengambil peran untuk membantu UKM di Indonesia, khususnya di Surabaya, untuk membantu rebranding produknya mereka. Dimulai dari logo hingga kemasan. Kegiatan workshop yang dilaksanakan selama 3 hari ini bekerjasama dengan gerakan Pahlawan Ekonomi.

Seorang ibu presentasi produk bunganya kepada para designer Tata Rupa Kreavi

Semua designer yang hadir di kegiatan tersebut dikurasi dan dipilih, tidak semua designer yang mendaftar bisa berkesempatan membantu UKMnya Pahlawan Ekonomi. Ko kayanya susah banget ya mau bantu aja harus diseleksi, padahal semua designernya itu membantu secara probono, alias full volunteering. Tapi justru ini menunjukan keseriusan Kreavi dalam program ini.

Designer lagi ngobrol sama designer Tata Rupa Kreavi

Para UKM dan Designer di hari pertama diberikan kesempatan untuk networking dan match making. Ada yang UKMnya pilih designer dan vice versa. Kalo sama-sama suka, baru mulai masuk diskusi produknya mau diapakan.

Ibu ini presentasikan produk bonek-bonekaannya di Tata Rupa Kreavi

Karena kegiatannya dilaksanakan di coworking Forward Factory tercinta, saya berkesempatan ngobrol dengan beberapa pemilik UKM dan designer yang passionate terhadap project yang sedang mereka kerjakan bersama.

Oh ya, produk yang setelah proses rebranding ini bakal ditampilkan di Basha Market loh, popup market yang paling hipster di Surabaya! Luar biasa..

Semangat yang dibawa oleh Tata Rupa adalah semangat berkarya dari para designernya yang tergabung, dan juga semangat dari UKM yang ingin bertumbuh ke level yang lebih baik. Gw juga ga mau kalah ah sama mereka untuk terus berkarya, ayo!

Thanks buat Imagine untuk dokumentasinya dan video liputannya. Luar biasa!



Read More

Sunday, October 18, 2015

Google Game DevFest 2015 Wrap Up!


Yeea! Tau Google DevFest ga? Acara tahunan yang dibikin sama Google Developer Group di seluruh dunia itu, tahun ini hadir kembali di Indonesia. Tapi membawa konsep yang sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini kita lebih berfokus kepada Game Developer. Ga salah sih kalo misalnya Google mengambil tema tahun ini, karena seiring berkembangnya smartphone - apalagi platform Android, juga mendorong pertumbuhan industri game.

Game industry landscape
Game DevFest Surabaya 2015

Kita mengundang berbagai pemain game developer lokal seperti mas Arief Widhiyasa (Agate), Dien Wong (Altermyth), Andi Suryanto (LYTO), Andi Martin (Main Studio), Irwanto (Tebak Gambar), Muhammad Ajie Santika (Tinker Games), Adam Ardisasmita (Arsanesia), Wilson Tjandra (Mintsphere) dan masih banyak yang bisa dicek di sini lengkapnya.

Beberapa sesi dikemas dalam bentu sesi talkshow yang santai untuk membuka wawasan mengenai bagaimana kondisi industry game serta opportunity sekarang dan kedepannya. Harapannya habis sesi ini banyak anak muda yang tergerak untuk ikut serta meramaikan industry game Indonesia ya! Amin.

Monetize your game!
Arief dari Agate di Game DevFest 2015

Salah satu presentasi yang menurut gw bagus adalah yang disampaikan oleh mas Arief Agate, yaitu bagaimana strategi monetize game yang sukses. Meskipun game itu kan hiburan buat kebanyakan kita, bukan berarti bikin game hanya iseng-iseng aja. Kalo ada duitnya kan pasti lebih getol. 3 cara monetize yang paling top kata mas Arief adalah Ads-based, freemium, premium. Tinggal disesuaikan mana yang paling cocok dengan game yang kamu akan dibikin.

Virtual reality & firebase codelab
Sofian Hadiwijaya dari Cracker di Game DevFest 2015

Selain bahas spesifik soal game, khusus di Jakarta dan Surabaya. Ada sesi yang bahas soal developer in general. Seperti beberapa teknologi terbaru Google seperti Firebase, Google Carboard/Virtual Reality hingga Project Tango.

Codelab firebase di Game DevFest 2015


Selain sesi seminar, ada sesi workshop dimana peserta bisa langsung ngoding Firebase atau nyoba bikin aplikasi untuk cardboard. Firebase cocok untuk yang lagi mau bikin apps realtime. Sesi codelab Firebase di Surabaya dan Jakarta disampaikan oleh Andri Yadi dari Dycode.

Cardboard di Game DevFest 2015

Dan good newsnya adalah give away untuk mereka yang ikutan sesi codelab virtual reality adalah free cardboard!

Indonesia Android Academy graduation
Indonesia Android Academy panel

Salah satu program sebelum Game DevFest 2015 yang dibikin Google Developer Group (GDG) Indonesia adalah Indonesia Android Academy course untuk belajar Android dari level beginner. Program ini dikonsep blended learning, dimana pesertanya diberikan online modul dan juga pertemuan in-person dengan fasilitator yang mendukung proses belajar. Sama seperti program GDG Indonesia yang lainnya, program ini juga diselenggarakan di 5 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja dan Surabaya.

Simbolis Indonesia Android Academy


Di Game DevFest kami mengundang perwakilan dari peserta untuk berbagi bersama teman-teman yang hadir lainnya mengenai motivasi mereka ikut, dampak yang didapatkan setelah ikutan serta rencana project Android yang ingin dikerjakan.

TITIP FOTO NARSIS :P

Yang belum sempet ikutan programnya, pantengin terus social medianya GDG Indonesia!


Other awesome sessions

Seru kan? Nyesel kan kalo ga dateng? Apalagi lebih banyak keseruan yang ga bisa gw sampaikan semuanya. Dimulai dari swags dan networking dengan para developer, khususnya developer game.



Hingga berbagai demo teknologi yang jarang kamu dapatkan!


Special thanks to
Fotografer handal yang mengcapture berbagai moment, Apriska Afiolita. Dan duo MC luar biasa yang baru gw 'temukan' selama dua hari sebelum acara, Betari Aisah dan Ivan Hartanto. Dan makasih buat semua volunteer yang bantu terselenggaranya acara ini.



Sampai jumpa tahun depan, devs!

Read More

Sunday, October 11, 2015

Belajar Mengenai Kehidupan dari 2 Youtube Channel Ini



Hari senin-jumat itu waktunya kerja, kadang sih kalo gw bisa kerja senin-minggu kalo lagi sibuk banget. Kalo lagi lumayan kosong, hari minggu biasanya gw manfaatkan untuk me time. Seringnya beresin baca buku pinjeman dan Youtube-an kalo ada internet kenceng.

Ada dua channel Youtube yang lagi gw suka kunjungi untuk belajar mengenai kehidupan.

The School Life

Banyak video yang membuka pikirian untuk berbagai pertanyaan dasar seperti "What is Philosophy for?""Why Some Countries Are Poor and Others Rich?" dan What's wrong with the media. Dari video-videnya, gw dapet berbagai informasi baru yang bersumber dari The Book of Life. Silahkan subscribe untuk dapet pelajaran hidup yang mungkin ga pernah dibahas di sekolah formal.

Kok Bisa?

Gw suka banget channelnya The School of Life dan cara pengemasannya lewat video. Harusnya ada konten lokal yang juga dikemasi semenarik itu. Dan ternyata ada! Gw baru inget kalo misalnya ada channel YouTube Kok Bisa, yang juga salah satu partnernya Layaria. Beberapa video yang menjawab pertanyaan mendasar seperti Mana Yang Duluan, Ayam Atau Telur? atau Kenapa Air Laut Rasanya Asin?.  Penggarapan videonya sangat serius, tapi kontennya dibawa santai, ga serius amat.

Sebenernya guru di sekolah bisa loh pake konten-konten dari mereka. Sehingga pembelajarannya jadi tidak terlalu monoton.

Ditulis di Jogja, pas lagi setengah kerja-setengah liburan.
Read More

Thursday, September 24, 2015

Life is easy? Really?


Postingan gw terakhir di blog ini adalah "Buat apa kuliah kalo hasilnya kaya gini nih!", itu gw tulis pas lagi di Bandung, setelah mudik lebaran sekitar akhir Juli 2015. Berarti hampir dua bulan lah ya gw ga nulis, padahal udah janji sebulan sekali kudu nulis di sini. Tapi yaudah lah.

Selain udah lama ga ngeblog, gw juga udah lama ga posting di social media manapun. Coba aja cek status gw di Facebook, Instagram, Path dsb. Posting terakhirnya, semuanya di akhir Juli. Ga update status bukan berarti sibuk banget sampe ga punya waktu sih, cuma gw lagi niat lebih mengefektifkan waktu gw untuk ngecut aktifiktas mengasyikan dan bikin lupa waktu. Akhirnya gw hapus semua akun social media di hape gw. Dan ya.. gw berhasil sampe sekarang belum posting di sosmed. Tapi mungkin abis ini bakal update sih.

Hari jumat kemarin, gw begadang sampe subuh untuk beresin kerjaan. Bukan atas paksaan siapapun sih, karena gw pengen aja segera kelar dan serapih mungkin. Jam 10 tuh harusnya udah ngantor di Forward Factory, gw malah balik apartemen untuk mandi dan tiduran sedikit. Sampe kebablasan baru jam 13.30 ke kantor. Meski lagi ada meetupnya Speakup, tapi gw ga terlalu khawatir karena sudah ada rekan-rekan yang beresin. Akhirnya gw berniat untuk bersantai-santai sejenak dengan Youtube.

Pas buka Youtube, gw liat video suggesion dari channelnya TEDx Talks dengan judul "Life is easy. Why do we make it so hard? | Jon Jandai | TEDxDoiSuthep". Entah kenapa judulnya berasa gw banget sekarang. Yang ngasih talk adalah Jon Jandai, founder dari sebuah area pertanian organik dan pusat pembelajaran di utara Thailand bernama Pun Pun. Gw coba pilih beberapa quote dari dia untuk dijadikan renungan. Selengkapnya silahkan liat sendiri videonya ya.

"When I work hard, why is my life so hard? It must be something wrong, because I produce a lot of things, but I cannot get enough"

"When they have time to be with themselves, they have time to understand themselves. When they understand themselves, they can see what they want in their life."

"Why did I have to be in Bangkok for seven years, working hard  then not have enough to eat. But here, only two months a year and 15 minutes per day, I can feed six people"

"The most expensive pants cannot change my life"

"I have less fear, I can do whatever I want in my life"

"To be a normal person, to be equal to animals. The birds make a nest in one or two days. The rats dig a hole in one night. But, the clever humans like us, spent 30 years to have a house. And many people can't believe that they can have a house in this life"

"I cannot manage anything outside myself. What I can do is change my mind, manage my mind"

"The choice to be easy or the be hard, it depends on you"



Pemikirannya Jon Jandai, sejalan dengan ajaran Buddha mengenai kerelaan mengurangi keinginan dan juga ajaran Islam mengenai qana’ah atau merasa cukup. Di dunia yang gemerlap dan fana ini, terkadang kita butuh kembali kepada kesedrhanaan, kembali ke fitrah kita sebagai manusia.

Thumbnail photo: greensavers.sapo.pt
Read More

Wednesday, July 22, 2015

Buat apa kuliah kalo hasilnya kaya gini nih!


Kuliah tuh buat apa sih? Menuntut ilmu! Semua orang pasti jawab gitu. Klise banget lah. Tapi.. buat rakyat miskin kaya gue, kuliah itu buat memperbaiki hidup. Kuliah biar dapet skill, terus bisa diterima kerja, dapet gaji agak gedean, biar bisa makan! Biar ga kaya Bapak gue yang tamatan SMP dan berakhir jadi tukang becak dan nyambi jadi tukang parkir. Mau makan terus dari recehan? Makan tuh receh!

Tujuan kuliah buat gue dan kebanyakan orang emang sedangkal itu. Terus kalo selesai kuliah ga dapet skill gimana? Ya ga kerja! Memang sih banyak yang beruntung tetep dapet kerja, tapi paling ya kerjanya ga nyambung sama apa yang dipelajari pas kuliah, kaya semacam sia-sia gitu ga sih.

Ya gpp sih gpp. Banyak orang berpendapat akan situasi itu bilang "Ya ga ada ruginya, kan di kuliah kita belajar hal yang lain seperti bersosialisasi misalnya". Ga kuliah juga bisa kali kaya gitu mah! Ngapain bayar tiap  semester untuk hanya bersosialisasi cantik.

Itulah kenapa orang kita tuh jarang punya expertise. Ya kuliahnya apa, ya kerjanya apa. Tapi kan Chairul Tanjung aja kuliah kedokteran akhirnya jadi pengusaha sukses dan jadi menko ekonomi? Berapa banyak sih yang bisa kaya gitu bro?

Gw sih yakin ya, lebih banyak orang yang pas lulus kuliah kelabakan bingung karena ga punya skill menonjol yang bisa dipake, karena ga dapet apa-apa pas kuliah.

Ya gimana ga mau dapet apa-apa. Jadwal mata kuliah ngoding yang seharusnya jadi yang paling utama, yang dateng cuma asisten dosen dan cuma disuruh ngetik kodingan di proyektor. Lah ngana pikir aja, di kelas gue itu ga semuanya pinter. Kalo disuruh kaya gitu mah kaga ngarti lah. Skill ngoding tuh kudu terlebih dahulu dipaparkan konsepnya, jadi ntu mahasiswa bisa ngarti.

Ditambah lagi mahasiswa karyawan yang sibuk kerja, ditambah bawaan lahir yang ga kebiasa untuk eksplore sesuatu. Udah deh lengkap, selesai kuliah IT kaga ngarti apa-apaan.

Buat Bapak/Ibu Dosen. Tanggung jawab Anda memang berat, saya mengerti Bapak/Ibu juga jelimet dengan urusan pribadi dan gaji yang nyaris ga mencukupi. Tapi kepedulian lebih kepada mahasiswanya bakal bikin generasi muda ga makan dari recehan terus. Ga usah muluk-muluk, ajarin mahasiswanya supaya bisa belajar sendiri, eksplor sendiri.

Buat orangtua, liatin deh anaknya. Bakat dan minat anak tuh diarahkan dari kecil. Jadi ga salah ngambil kuliah yang sia-sia. Itu tanggung jawab kalian juga! Dan pikir ulang utk maksain anak kudu masuk jurusan apa.

Buat lo Mahasiswa yang ngerasain kondisi kaya gitu, jangan cuma nerimo. Lo ga bakal dapet apa-apa kalo lo ga berusaha lebih buat masa depan lo. Yang bisa nolong cuma diri lo.

Buat mahasiswa yang kuliah di kampus berkualitas, lo beruntung punya semua akses itu, yang ga didapet sama rakyat miskin kaya gue. Semua fasilitas lo lengkap, jadi ga usah belagu untuk pake waktu lo cuma buat nongkrong-nongkrong ga jelas! Kalo lo ngerasa salah jurusan dan udah nanggung, go ahead dan cari expertise lo!

Buat mahasiswa yang dapet beasiswa di kampus yang bagus, bukan yang gagal dapet beasiswa kaya gue, seharusnya lo lebih ngerti gimana supaya ga mensia-siakan kesempatan ini. Go to extra miles, please! Inget kita miskin. Ikutan kegiatan diluar kelas, eksplorasi sampe lo nemu strength lo, pick your battle, build your expertise.

Buat gue, yang agak beruntung punya self-driven dan lebih eksploratif cuma menyayangkan aja kalo banyak temen gue yang ga dapet apa-apa pas kuliah.

Tapi tenang, gue ga mau cuma kritik doang ko. Gue akan mulai do something untuk usaha bikin ini semua lebih baik. Sesimpel ngasih tau ke temen gue untuk lebih eksploratif!

Ini kritik dan juga renungan buat gue sendiri ko!
Terima kasih
Read More

Saturday, July 18, 2015

Kehidupan Dua Dunia


Ini bukan soal cerita kehidupan dunia dan akhirat, apalagi cerita tentang acara di salah satu stasiun televisi swasta. Ini soal pengalaman saya hidup di Kota dan di Desa.

Kehidupan Kota
Saya sedang berada di fase ini dan menghabiskan lebih banyak waktu di sini.

Waktu berjalan sangat cepat, seakan 24 jam sehari tidak pernah cukup. Kehidupan dimulai lebih siang, dan berakhir sangat larut. Bahkan hingga jam 2 pagi, tak jarang saya masih memikirkan bagaimana esok bisa bekerja lebih baik dan segera menyelesaikan pekerjaan.

Ibadah subuh adalah godaan terbesar, karena baru saja saya terlelap tidur, harus segera bangun lagi. Teman saya pernah bilang, bahwa Jakarta mengubah prespektif kita terhadap waktu. Saya amin-ni dengan tegas!

Ambisi duniawi begitu terasa. Sehari penuh, pikiran terpusat untuk mencapai kebaikan dunia.

Keistimewaan ramadan dan shalat malam tidak lantas mengurangi ambisi duniawi saya. Berdalih tidak sempat karena jam 12 malam baru pulang ke rumah.

Kehidupan Desa
Saya tumbuh di fase ini. Dimana semua keluarga saya berasal.

Waktu mengalir dengan seadanya. Seperti 24 jam memang dicukupkan untuk satu hari. Di sini kehidupan dimulai lebih cepat dan berakhir lebih awal. Jam 9 malam adalah waktu dimana semua kegiatan biasanya sudah berakhir. Tidur selalu dilengkapi dengan berbagai cerita di mimpi, yang entah apa maknanya.

Ibadah Subuh bahkan adalah yang ditunggu, karena saya bangun lebih cepat sebelum adzan berkumandang.

Tidak ada obrolan serius dan penuh ambisi di sekitar, yang biasanya saya temui di kehidupan yang lain. Tapi mereka di sini bukan tanpa ambisi, kehidupan mereka perlahan menaik. Rumah mereka semakin bagus, perabot di dalamnya semakin lengkap, kendaraan mereka seperti tiap tahun berganti. Mereka tidak berbeda dengan manusia di kehidupan lain.

***

Di kota saya belajar untuk semakin menghargai waktu, dan menyadarkan saya masih banyak hal baik yang bisa dilakukan di dunia ini.

Di desa, saya bisa merasakan tentram, menikmati waktu dan menjalankan apa adanya. Saya juga sadar bahwa kehidupan setelah kota dan desa itu dekat.

Saya bersyukur pernah menjadi bagian dari dua kehidupan ini. Berada di keduanya membuat saya sadar akan keseimbangan hidup. Juga akan kesederhanaan, dimana kita akan kembali dengan kesederhanaan itu.


Ba'da Subuh, 2 Syawal 1436 H
Desa Darawati, Tasikmalaya
Read More

Monday, June 1, 2015

Everything will be alright if we just keep dancing like we're 22


Time flies so fast ya. Since I am living in Jakarta, everything happened faster. I think it is 10x faster than when i was in Bandung. The comparison is real. In only one month, I can tell you a lot of stories. I meet with many people, travel more frequent and learn new things almost everyday.

When I was young, I welcomed 1st of may with full of excitement feeling because my mom will give me something new, even though not that expensive. But when it's come to my 22nd year birthday, it's mostly time to reflect on what I achieved and things i have to achieve next.

Simple things that i want to improve are:
  • I'm slow, i want to do everything faster
  • I'm dumb, i want to do everything smarter
  • I'm lazy, i want to be more motivated to do everything
  • I'm careless, i want to be more care for my family and people around
  • I'm ineffective, i want to do everything more effective by not doing unnecessary things
  • I'm unmanaged, i want to be more manageable on personal finance & time management
Those basic simple things are stress me out all day. The only one can help me is to be near my one and only beautiful fiance. #eahh

We had dinner to celebrate our 22nd birthday anyway. And thank you for my birthday gift, honey!


The title of this post maybe mean nothing to you, but ya just let's sing "You don't know about me but I bet you want to, Everything will be alright if we just keep dancing like we're 22, 22"

Read More

Ada Coworking Space Baru di Tebet, Kolega!

Sebelumnya gue sempet bahas soal Conclave, coworking space kece di daerah tendean. Gue udah sering banget ke Conclave, karena beberapa kali bikin kegiatan di sini. Terkahir bikin kegiatan I/O Extended 2015.


Coworking space akan semakin bertebaran! Nih buktinya udah muncul lagi satu coworking space di daerah tebet. Namanya Kolega. Mulai Mei 2015 diresmikan dan mulai beroperasi. Dan mereka memberikan free trial loh. Dicoba deh dengan kolega lo.


Gue sempet kesini untuk meeting dengan beberapa kolega yang sedang membuat perencanaan membuat workshop yang rencananya dibikin sekitaran Agustus. Look and feelnya coworking space yang pernah gue temuin hampir mirip-mirip. Baik Co&Co di Bandung, Concalve maupun ini. Bhakan itu tanaman hijaunya aja mirip dengan Conclave. Mungkin emang lagi ngetren kali ya.


Lokasinya kolega ini ada di atasnya Comic Cafe. Bangunanya itu depannya Diva Karaoke. Deket lah dari Stasiun Tebet, tinggal jalan aja.


Pas kemarin nyobai sih, karena mungkin hari Sabtu. Masih sangat sepi. Cuma gue sama 2 temen aja yang ada di situ. Ruangannya berbentuk dengan beberapa tiang, ukurannya tidak terlalu besar mungkin cukup memuat 70 orangna maksimal. Areanya bisa gue bilang ada 3 bagian. yaitu area coworking biasa dengan meja standar, lalu ada pojok dekat kaca dengan beanbag dan karpet rumput, lalu area ketiga adalah area duduk dengan papan berunduk 3 level, yang seperti nyaman untuk bikin meetup kecil-kecilan.


Duh rasanya pengen bikin coworking space juga! Plissss!

Read More
Designed By Seo Blogger Templates