Sunday, October 18, 2015

Google Game DevFest 2015 Wrap Up!


Yeea! Tau Google DevFest ga? Acara tahunan yang dibikin sama Google Developer Group di seluruh dunia itu, tahun ini hadir kembali di Indonesia. Tapi membawa konsep yang sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini kita lebih berfokus kepada Game Developer. Ga salah sih kalo misalnya Google mengambil tema tahun ini, karena seiring berkembangnya smartphone - apalagi platform Android, juga mendorong pertumbuhan industri game.

Game industry landscape
Game DevFest Surabaya 2015

Kita mengundang berbagai pemain game developer lokal seperti mas Arief Widhiyasa (Agate), Dien Wong (Altermyth), Andi Suryanto (LYTO), Andi Martin (Main Studio), Irwanto (Tebak Gambar), Muhammad Ajie Santika (Tinker Games), Adam Ardisasmita (Arsanesia), Wilson Tjandra (Mintsphere) dan masih banyak yang bisa dicek di sini lengkapnya.

Beberapa sesi dikemas dalam bentu sesi talkshow yang santai untuk membuka wawasan mengenai bagaimana kondisi industry game serta opportunity sekarang dan kedepannya. Harapannya habis sesi ini banyak anak muda yang tergerak untuk ikut serta meramaikan industry game Indonesia ya! Amin.

Monetize your game!
Arief dari Agate di Game DevFest 2015

Salah satu presentasi yang menurut gw bagus adalah yang disampaikan oleh mas Arief Agate, yaitu bagaimana strategi monetize game yang sukses. Meskipun game itu kan hiburan buat kebanyakan kita, bukan berarti bikin game hanya iseng-iseng aja. Kalo ada duitnya kan pasti lebih getol. 3 cara monetize yang paling top kata mas Arief adalah Ads-based, freemium, premium. Tinggal disesuaikan mana yang paling cocok dengan game yang kamu akan dibikin.

Virtual reality & firebase codelab
Sofian Hadiwijaya dari Cracker di Game DevFest 2015

Selain bahas spesifik soal game, khusus di Jakarta dan Surabaya. Ada sesi yang bahas soal developer in general. Seperti beberapa teknologi terbaru Google seperti Firebase, Google Carboard/Virtual Reality hingga Project Tango.

Codelab firebase di Game DevFest 2015


Selain sesi seminar, ada sesi workshop dimana peserta bisa langsung ngoding Firebase atau nyoba bikin aplikasi untuk cardboard. Firebase cocok untuk yang lagi mau bikin apps realtime. Sesi codelab Firebase di Surabaya dan Jakarta disampaikan oleh Andri Yadi dari Dycode.

Cardboard di Game DevFest 2015

Dan good newsnya adalah give away untuk mereka yang ikutan sesi codelab virtual reality adalah free cardboard!

Indonesia Android Academy graduation
Indonesia Android Academy panel

Salah satu program sebelum Game DevFest 2015 yang dibikin Google Developer Group (GDG) Indonesia adalah Indonesia Android Academy course untuk belajar Android dari level beginner. Program ini dikonsep blended learning, dimana pesertanya diberikan online modul dan juga pertemuan in-person dengan fasilitator yang mendukung proses belajar. Sama seperti program GDG Indonesia yang lainnya, program ini juga diselenggarakan di 5 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja dan Surabaya.

Simbolis Indonesia Android Academy


Di Game DevFest kami mengundang perwakilan dari peserta untuk berbagi bersama teman-teman yang hadir lainnya mengenai motivasi mereka ikut, dampak yang didapatkan setelah ikutan serta rencana project Android yang ingin dikerjakan.

TITIP FOTO NARSIS :P

Yang belum sempet ikutan programnya, pantengin terus social medianya GDG Indonesia!


Other awesome sessions

Seru kan? Nyesel kan kalo ga dateng? Apalagi lebih banyak keseruan yang ga bisa gw sampaikan semuanya. Dimulai dari swags dan networking dengan para developer, khususnya developer game.



Hingga berbagai demo teknologi yang jarang kamu dapatkan!


Special thanks to
Fotografer handal yang mengcapture berbagai moment, Apriska Afiolita. Dan duo MC luar biasa yang baru gw 'temukan' selama dua hari sebelum acara, Betari Aisah dan Ivan Hartanto. Dan makasih buat semua volunteer yang bantu terselenggaranya acara ini.



Sampai jumpa tahun depan, devs!

Read More

Sunday, October 11, 2015

Belajar Mengenai Kehidupan dari 2 Youtube Channel Ini



Hari senin-jumat itu waktunya kerja, kadang sih kalo gw bisa kerja senin-minggu kalo lagi sibuk banget. Kalo lagi lumayan kosong, hari minggu biasanya gw manfaatkan untuk me time. Seringnya beresin baca buku pinjeman dan Youtube-an kalo ada internet kenceng.

Ada dua channel Youtube yang lagi gw suka kunjungi untuk belajar mengenai kehidupan.

The School Life

Banyak video yang membuka pikirian untuk berbagai pertanyaan dasar seperti "What is Philosophy for?""Why Some Countries Are Poor and Others Rich?" dan What's wrong with the media. Dari video-videnya, gw dapet berbagai informasi baru yang bersumber dari The Book of Life. Silahkan subscribe untuk dapet pelajaran hidup yang mungkin ga pernah dibahas di sekolah formal.

Kok Bisa?

Gw suka banget channelnya The School of Life dan cara pengemasannya lewat video. Harusnya ada konten lokal yang juga dikemasi semenarik itu. Dan ternyata ada! Gw baru inget kalo misalnya ada channel YouTube Kok Bisa, yang juga salah satu partnernya Layaria. Beberapa video yang menjawab pertanyaan mendasar seperti Mana Yang Duluan, Ayam Atau Telur? atau Kenapa Air Laut Rasanya Asin?.  Penggarapan videonya sangat serius, tapi kontennya dibawa santai, ga serius amat.

Sebenernya guru di sekolah bisa loh pake konten-konten dari mereka. Sehingga pembelajarannya jadi tidak terlalu monoton.

Ditulis di Jogja, pas lagi setengah kerja-setengah liburan.
Read More
Designed By Seo Blogger Templates